Pembuatan ODT Metoklopramida .1 Hasil Uji Preformulasi Terhadap Berbagai Formula

6486 Formula yang akan dicetak dimasukkan kedalam corong alir, lalu dialirkan hingga seluruh granul mengalir. Ditentukan waktu alir mulai dari formula mengalir sampai seluruh formula mengalir keluar.

3.9.3 Penetapan Indeks Kompresibilitas

Tiap formula dituang pelan-pelan ke dalam gelas ukur sampai volume 10 ml. Gelas ukur dipasang pada alat. Pengetapan dilakukan sampai volume konstan. Perubahan volume setelah pengetapan dicatat Lachman, et al., 1994. Indeks kompresibilitas = Vawal – V akhir x 100 Vawal 3.10 Evaluasi Tablet terhadap Berbagai Formula 3.10.1 Uji Friabilitas Ditimbang 20 tablet yang telah dibersihkan dari debu, dicatat beratnya a gram, dimasukkan kedalam alat, lalu alat dijalankan selama 4 menit 100 kali putaran, setelah batas waktu yang ditentukan tablet dikeluarkan dan dibersihkan dari debu, lalu ditimbang lagi b gram Voight, 1994. Friabilitas F = a – b x 100 a

3.10.2 Uji Kekerasan

Satu tablet diletakkan tegak lurus diantara anvil dan punch, tablet dijepit dengan memutar skrup pengatur hingga tanda lampu ‟stop‟ menyala, lalu ditekan tombol sampai tablet pecah, pada saat tablet pecah angka yang ditunjukkan jarum pada skala dibaca. Kekerasan tablet adalah angka yang ditunjukkan jarum pada skala.

3.10.3 Uji Waktu Hancur In Vitro

Satu tablet dimasukkan pada masing-masing tabung dari keranjang dan digunakan air bersuhu 37 o ± 2 o sebagai media, kemudian alat dijalankan. Waktu hancur tablet dicatat yaitu sejak keranjang yang berisi tablet dinaik turunkan sampai tablet hancur. Tablet dinyatakan hancur jika tidak ada bagian tablet yang tertinggal dikasa Ditjen POM, 1979. 4 Hasil Dan Pembahasaan 4.1 Pembuatan ODT Metoklopramida 4.1.1 Hasil Uji Preformulasi Terhadap Berbagai Formula Uji Preformulasi merupakan pengujian terhadap massa serbukgranul yang akan dikempa. Pemeriksaan terhadap sifat serbukgranul yang akan dikempa dilakukan untuk menjamin bahwa serbukgranul tersebut telah memenuhi kualitaspersyaratan seperti yang ditetapkan Sulaiman, 2007. Pemeriksaan yang umumnya dilakukan terhadap massa serbukgranul meliputi waktu alir, sudut diam dan indeks kompresibilitas. 6487 Tabel 4.1 Data hasil uji preformulasi massa serbuk Kode Formulasi Sudut diam o Waktu alir detik Indeks kompresibilitas ODT1 29,1 11,6 9 ODT2 30,8 11,5 15 ODT3 33,1 12,7 13 ODT4 33,5 12,7 17 ODT5 35,2 13,8 17 Syarat 20 o ∞40 o 10 detik 20 Keterangan : = perlakuan 6 kali pengulangan Kecepatan aliran serbukgranul sangat penting karena berhubungan dengan keseragaman pengisian ruang cetak die yang akan mempengaruhi keseragaman zat aktif Sulaiman, 2007. Hasil pengamatan terhadap waktu alir massa serbuk yang ditunjukkan pada Tabel 4.1, yaitu berkisar antara 11,6 detik sampai 13,8 detik. Waktu alir yang diperoleh ini lebih besar dari batas toleransi minimum yaitu 10 detik, sehingga diharapkan apabila massa formula tersebut dicetak dengan mesin pencetak tablet akan dihasilkan tablet dengan keseragaman bobot yang baik. Menurut Siregar dan Wikarsa 2010, dalam pencetakan tablet, kecepatan aliran serbukgranul menentukan bobot tablet dan keseragaman kandungan tablet yang dikehendaki. Serbukgranul harus dapat mengalir dengan baik kedalam ruang cetak agar bobot tablet yang dihasilkan tidak terlalu bervariasi. Apabila waktu alir serbukgranul lebih lama dari 10 detik, maka dapat dikatakan bahwa dalam pabrikasi pada skala industri akan dijumpai kesulitan dalam hal keseragaman bobot tablet dan keseragaman kandungan tablet, atau dapat dikatakan bahwa serbuk tersebut sifat alirannya kurang baik. Metode sudut diam merupakan metode pengukuran sifat alir secara tidak langsung. Sudut diam merupakan parameter untuk mengevaluasi kekuatan antar partikel. Hasil pengamatan sudut diam terhadap massa serbuk yang ditunjukkan pada Tabel 4.1, menunjukkan bahwa massa serbuk pada formula ODT5 memberikan sudut diam yang paling besar yaitu 35,2 o . Menurut Siregar dan Wikarsa 2010, Sudut diam yang besar menunjukkan kalau serbuknya bersifat kohesif. Ini disebabkan jumlah maltodekstrin yang digunakan pada formula ODT5 cukup besar, sifat maltodekstrin dipengaruhi oleh nilai DE. Semakin tinggi DE maka semakin tinggi pula sifat higroskopisitasnya. Walaupun demikian, sudut diam massa serbuk pada formula ODT5 masih memenuhi persyaratan dan semua massa serbuk dari semua formula ODT memenuhi persyaratan sudut diam yang optimal. Sudut diam serbukgranul yang baik adalah antara 20 o - 40º, uji ini merupakan rangkaian dari uji waktu alir. Hasil pengamatan indeks kompresibilitas dari semua massa serbuk berkisar 9 sampai 17, ini menunjukkan bahwa semua massa serbuk memiliki sifat alir yang baik. Menurut Sulaiman 2007, Serbuk 6488 dikatakan memiliki sifat alir baik jika indeks kompresibilitasnya kurang dari 20. Kompresibilitas menunjukkan penurunan volume sejumlah serbuk akibat hentakan dan getaran. Besar kecilnya indeks kompresibilitas dipengaruhi oleh bentuk granul, kerapatan dan ukuran granul Lachman, et al., 1994. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa semua massa serbuk pada formula ODT1-ODT5 memenuhi syarat untuk dicetak menjadi tablet. 4.2 Hasil Evaluasi Tablet terhadap Berbagai Formula Hasil evaluasi tablet terhadap ODT1 sampai ODT5 dapat dilihat pada Tabel 4.2. Evaluasi tablet yang dilakukan terhadap ODT1 sampai ODT5 meliputi friabilitas, kekerasan dan waktu hancur in vitro. Tabel 4.2 Hasil Evaluasi tablet terhadap ODT1-ODT5 Kode Formulasi Friabilitas Kekerasan kg Waktu hancur in vitro detik ODT1 0,7 3,25 ± 0,0316 80,5 ± 2,9313 ODT2 0,73 3,98 ± 0,0274 36,5 ± 1,0393 ODT3 0,78 4,04 ± 0,0917 27,5 ± 0,8830 ODT4 0,81 3,65 ± 0,0949 22,2 ± 1,0756 ODT5 0,53 5,8 ± 0,2066 83,0 ± 1,7895 Kriteria 1 3 kg 30 detik Keterangan : = perlakuan 6 kali pengulangan Pada penelitian ini diharapkan kriteria kekerasan sediaan ODT 3 kg. Tabel 4.2 menunjukkan bahwa semua formula memenuhi kriteria yang diharapkan kekerasan tablet dari ODT1-ODT5 memberikan kekerasan sekitar 3,25 – 5,08 kg. Menurut Parrot 1971, kekerasan tablet berkisar 4-8 kg, sedangkan menurut dekay, kekerasan tablet berkisar antara 3,5-7 kg dan menurut lachman et al. 1994, kekerasan tablet minimum 4 kg. Kekerasaan merupakan parameter yang menggambarkan ketahanan tablet dalam melawan tekanan mekanik seperti goncangan, kikisan, dan terjadinya keretakan tablet selama pengemasan, pengangkutan, dan pendistribusiannya kepada konsumen. Ada beberapa hal yang mempengaruhi kekerasan tablet, yaitu: tekanan pada saat pencetakan, jenis bahan pengikat, sifat dari bahan-bahan dalam tablet, bentuk ukuran dan bobot tablet Parrott, 1971. Friabilitas berhubungan dengan kekerasan. Friabilitas dianggap cukup baik apabila hasilnya menunjukkan kehilangan bobot 1 Parrott, 1971. Semakin besar kekerasan maka semakin kecil friabilitasnya. Ini dapat dibandingkan antara ODT5 kekerasan 5,08 kg, friabilitas 0,53 dengan ODT1 kekerasan 3,25 kg, friabilitas 0,7 . Friabilitas merupakan gambaran dari kekuatan ikatan partikel dari bahan- bahan pembentuk tablet, semakin kompak ikatan antar penyusun tablet tersebut maka tablet akan semakin tahan terhadap proses pengikisan. Friabilitas juga berkaitan dengan jumlah pengikat yang digunakan serta konsentrasi yang ditambahkan merupakan faktor utama yang meningkatkan daya ikat granul. Berdasarkan data 6489 pada Tabel 4.2, dapat diasumsikan bahwa selain sebagai disintegrant, maltodekstrin juga dapat sebagai bahan pengikat. Kriteria waktu hancur dari sediaan ODT diharapkan kurang dari 30 detik. Untuk dapat memenuhi kriteria waktu hancur tersebut diperlukan suatu disintegrant. Disintegrant bahan penghancur adalah bahan atau kombinasi bahan-bahan untuk mengembang dan menghancurkan tablet setelah kontak dengan air atau medium disintegrasi, sehingga penyerapan zat berkhasiat berjalan dengan baik. Pada penelitian ini digunakan maltodekstrin sebagai disintegrant. Pemakaian maltodekstrin sebagai disintegrant yang baik pada umumnya adalah 5-15. Pemakaian maltodekstrin yang berlebihan justru akan menurunkan waktu hancur tablet. Pada Tabel 4.2 menunjukkan bahwa waktu hancur in vitro tablet memenuhi kriteria yang diharapkan kecuali pada ODT1 dan ODT5. ODT1 memberikan waktu hancur sebesar 80,5 detik, ini disebabkan komposisi formula pada ODT1 tersebut tanpa adanya maltodekstrin sebagai disintegrant. Hal ini disebabkan karena pada ODT1 tanpa adanya maltodekstrin sebagai disintegrant. Menurut Lachman, et al. 1994, bahan penghancur ditambahkan untuk memudahkan pecah atau hancurnya tablet ketika kontak dengan cairan, dapat juga berfungsi menarik air ke dalam tablet, mengembang dan menyebabkan tablet menjadi pecah. Sedangkan pada ODT5 memberikan waktu hancur sebesar 83 detik, tingginya waktu hancur tablet pada ODT5 ini, disebabkan karena pemakaian maltodekstrin dalam jumlah yang besar berlebihan diketahui maltodekstrin mempunyai kemampuan menambah gaya lekat kohesi antar partikel sehingga kerapatan granul-granul akan semakin tinggi yang menyebabkan waktu hancurnya menjadi lama. Tabel 4.2 juga menunjukkan bahwa ODT4 mempunyai waktu hancur in vitro yang paling cepat yaitu 22,2 detik, dibandingkan ODT3 27,5 detik, ODT2 36,5 detik, ODT1 80,5 detik, dan ODT5 83,8 detik. ODT4 merupakan formula dengan menggunakan 15 maltodekstrin sebagai disintegrant dan manitol sebagai pengisi. ODT4 ini menunjukkan waktu hancur in vitro yang paling cepat. Gambar 1. Sediaan ODT4 Formula dengan maltodekstrin sebanyak 15 .

5.Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dan pembahasan dapat diambil kesimpulan: a. Maltodekstrin dapat diformulasikan menjadi sediaan ODT dengan berbagai konsentrasi 0, 5, 10, 15 dan 100. 6490 b. variasi jumlah maltodekstrin mempengaruhi karakteristik ODT. ODT dengan maltodekstrin 15 memberikan waktu hancur in vitro yang lebih cepat dibandingkan dengan maltodekstrin 5 dan maltodekstrin 10 .

6. Daftar Pustaka