6497
Kita harus mau mencintai dan menerima budaya kita dan terutama orang tua. Dari nilai budaya yang ada dalam dongeng ini kecintaan anak terhadap kebudayaan Indonesia harus di lestarikan. Karena dengan
mencintai dan menjaga budaya kita maka kita telah melestarikan budaya Indonesia.
d. Analisis Sosial 1.Ciri-Ciri Yang Tampak
a. cerita tersebut memberi pelajaran dan nasehat b. tidak ada nama pengarang
c. tidak jelas waktunnya
2. Asal Cerita
Malin Kundang Sumatra Barat
3. Pengaruh Terhadap Budaya Dan Peristiwa
Orang dapat melihat patung batu seperti manusia. Hal ini menjadi suatu peristiwa yang di kenang sepanjang masa. Dan jadi pelajaran bagi anak-anak agar tidak durhaka terhadap orang tuanya. Peninggalan
cerita ini terdapat di sebuah pantai di Sumatera Barat yaitu tepatnya di pantai air manis. Patung batu yang yang dianggap sebagai kutukan dari Malin Kundang itu dapat dilihat di sana.
4. Hal-Hal Yang Perlu Di Perhatikan
a. Harta bukan segalannya b. Mau berbuat dan mau bertanggung jawab
c. Orang tua kunci segalannya Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Pelitian. Jakarta. Rineka Cipta. Depdikbud. 2014. Bahasa Indonesia ekspresi diri dan akademik. Jakarta: Depdiknas
Faruk. 2012. Metode Penelitian Sastra: Sebuah Penjelajahan Awal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Halimah. 2008. Cerpen ”Malin Kundang 2000”, ”Malin Kundang Pulang
Kampung”, Dan ”Si Lugu Dan Malin Kundang” DalamTinjauan Intertekstual. Jurnal. Metasastra Herlina, Jujun. 2008. Tokoh Perempuan Dalam Kumpulan Cerpen Perempuan Kedua: Antara Pendidikan,
Karier, Dan Rumah Tangga.Jurnal.Metasastra
http:bayu-xp.blogspot.com201203pengertian-dan-ciri-ciri-cerpen.html Majalah Sastra.“Horison”. 2014. Jakarta
Muhyidin, Asep. 2008. Representasi jawara dalam cerpen “pembelaan bah bela” karya moh.
Wan anwar.Jurnal. Metasastra Munawaroh, Lailatul. 2008. Aktualisasi Diri Perempuan-Perempuan Odha Orang
Dengan HivAids Dalam Kumpulan Cerpen Aku Kartini Bernyawa Sembilan. Jurnal. Metasastra
6498
Nurgiantoro,Burhan. 2009. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta. Gajah Mada University Press Safi‟I, Ahmad. 2011. Aspek Kepribadian Tokoh Utama Dalam Novel Pengakuan Pariyem Karya Linus
Suryadi A.G: Tinjauan Psikologi Sastra. Proposal Skripsi.Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Sarumpaet, Toha, Riris. 2010. Pedoman Penelitian Sastra Anak. Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia. Siswantoro. 2010. Metode Penelitian Sastra. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Supriatin, Yeni, Mulyani. 2008. Dominasi ibu terhadap an
ak dalam cerpen “anak ibu”.Jurnal. Metasastra
6499
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI STRATEGI BERPIKIR PLUS DITINGKAT SMP
Isni Khairina,S.Pd.,M.Pd
32
ABSTRAK
Dalam bahasa perlu adanya pembelajaran. Secara sederhana, istilah pembelajaran bermakna sebagai “upaya untuk membelajarkan seseorang atau kelompok melalui berbagai upaya dan berbagai
strategi, metode dan pendekatan kearah pencapaian dengan tujuan yang telah direncanakan”. Pembelajaran dapat pula dipandang sebagai kegiatan guru secara terprogram dalam desain
instruksional untuk membuat siswa belajar secara aktif yang menekankan pada sumber belajar. Salah satu keterampilan berbahasa adalah keterampilan menulis. Melalui keterampilan menulis siswa dapat
menuangkan ide, pikiran, perasaan, pengalaman, baik pengalaman sendiri maupun pengalaman orang lain. Menulis kreatif puisi merupakan salah satu keterampilan bidang apresiasi sastra yang harus
diakui oleh siswa SMP. Di dalam kurikulum bahasa Indonesia, materi menulis kreatif puisi terdapat pada pembelajaran yang diajarkan dikelas VIII SMP, yakni menuliskan pengalaman pribadi yang
paling menarik dalam bentuk puisi atau cerpen. Akan tetapi, pada kenyataannya pembelajaran menulis puisi di sekolah masih banyak kendala dan cenderung untuk dihindari. Strategi pikir plus merupakan
rangkaian kegiatan dalam belajar menulis puisi yang memberikan kesempatan lebih besar kepada siswa untuk melakukan proses penulisan, sejak proses menemukan objek tulisan sampai pemublikasian.
Strategi ini diasumsikan memiliki efektivitas yang tinggi dibandingkan dengan metode yang lain dalam proses menulis puisi oleh siswa.
Kata kunci : Keterampilan Menulis Puisi, Strategi Pikir Plus. Pendahuluan
Dalam bahasa perlu adanya pembelajaran. Secara sederhana, istilah pembelajaran bermakna sebagai “upaya untuk membelajarkan seseorang atau kelompok melalui berbagai upaya dan berbagai
strategi, metode dan pendekatan kearah pencapaian dengan tujuan yang telah direncanakan”.
Pembelajaran dapat pula dipandang sebagai kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional untuk membuat siswa belajar secara aktif yang menekankan pada sumber belajar. Dengan demikian
pembelajaran pada dasarnya merupakan kegiatan terencana yang antara lain dilakukan oleh guru dalam mengondisikan atau merangsang seseorang agar bisa belajar dengan baik sesuai dengan tujuan
pembelajaran.Tujuan tersebut dapat dicapai apabila siswa memiliki kompetensi berbahasa. Kompetensi berbahasa tersebut dapat ditingkatkan melalui pembelajaran dan latihan secara terus menerus. Belajar
32
Dosen Yayasan UMN Al Washliyah Medan
6500 dan latihan itu dapat berbentuk menyimak dan membaca dan dapat pula berbentuk berbicara dan
menulis. Salah satu keterampilan berbahasa adalah keterampilan menulis. Melalui keterampilan menulis
siswa dapat menuangkan ide, pikiran, perasaan, pengalaman, baik pengalaman sendiri maupun pengalaman orang lain. Kecermatannya mengungkapkan hal-hal itu merupakan wujud dari
kemampuannya dalam menulis. Menulis kreatif puisi merupakan salah satu keterampilan bidang apresiasi sastra yang harus
diakui oleh siswa SMP. Di dalam kurikulum bahasa Indonesia, materi menulis kreatif puisi terdapat pada pembelajaran yang diajarkan dikelas VIII SMP, yakni menuliskan pengalaman pribadi yang paling
menarik dalam bentuk puisi atau cerpen. Akan tetapi, pada kenyataannya pembelajaran menulis puisi di sekolah masih banyak kendala dan cenderung untuk dihindari.
Puisi adalah ekspresi kreatif, yaitu ekspresi dari jiwa yang memusatkan kesan-kesan. Kesan- kesan dapat diperoleh melalui pengalaman dan lingkungan. Karena itu, anggapan bahwa menulis puisi
merupakan aktifitas yang sudah sulit seharusnya dihilangkan, khususnya bagi siswa SMP seusia 13-14 tahun. Siswa pada umur tersebut seharusnya sudah dapat berfikir refleksif dalam menyatakan operasi
mentalnya dengan simbol-simbol. Artinya, mereka bisa mengungkapkan pikiran dan perasaan yang ada ada dirinya dalam bentuk puisi. Namun, kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa masih banyak
siswa yang belum mampu melaksanakan kegiatan tersebut secara optimal. Pembelajaran menulis puisi dapat terjadi dengan efektif jika guru dapat menerapkan strategi-
strategi pembelajaran yang dapat memberikan peluang pada siswa untuk lebih aktif, kreatif, dan inovatif. Salah satu strategi pembelajaran yang mengacu pada pembelajaran menulis kreatif adalah
strategi pikir plus. Strategi pikir plus merupakan rangkaian kegiatan dalam belajar menulis puisi yang
memberikan kesempatan lebih besar kepada siswa untuk melakukan proses penulisan, sejak proses menemukan objek tulisan sampai pemublikasian. Strategi ini diasumsikan memiliki efektivitas yang
tinggi dibandingkan dengan metode yang lain dalam proses menulis puisi oleh siswa. banyak masalah yang dihadapi siswa ketika menuangkan ide, pikiran, perasaan dan pengalaman dalam bentuk puisi.
Masalah-masalah tersebut dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Sulitnya siswa mengemukakan ide, perasaan, pengalaman, dalam bentuk puisi,
2. Sulitnya siswa menulis puisi dengan strategi tertentu yang dapat membantunya dalam menuliskan pikiran, perasaan, dan pengalaman dalam bentuk puisi,
3. Rendahnya kemampuan siswa dalam menulis puisi.
6501
Landasan Teori
A. strategi pikir plus 1. pengertian strategi pikir plus
menurut prasetyo budi 2007:45, salah satu strategi pembelajaran yang mengacu pada pembelajarn menulis kreatif adalah strategi pikir plus. pikir plus merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam pelajaran
menulis puisi yang memberikan kesempatan lebih besar kepada siswa untuk melakukan proses penulisan, sampai suatu siswa dapat menemukan objek yang akan mau ditulis dan dipublikasikan.
strategi pembalajaran menulis puisi pikir plus tersebut merupakan suatu pembelajaran yang berbasis kontekstual. pembelajaran yang berbasis kontekstual merupakan alternatif untuk menciptakan pembelajaran
menulis kreatif puisi yang inovatif. sebab, dengan pendekatan kontekstual peluang keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran sangat dominan.
2. langkah - langkah pembelajaran pikir plus dalam menulis puisi menurut prasetyo budi 2007, istilah pikir plus itu sendiri merupakan akronim dari enam langkah yang
dilakukan dalam pembelajaran menulis puisi. keenam langkah yang dimaksud antara lain : 1. pemilihan objek yang diinginkan atau disenangi,
2. imajinasikan objek tersebut, 3. Kreasikan dan kembangkan kata menjadi sebuah larik,
4. Ringkas dan kembangkan kata menjadi larik, 5. Padukan dan olah larik-larik menjadi bait puisi,
6. Publikasikan puisimu. Mengingat pentingnya kemampuan menulis puisi bagi siswa, maka penulis berusaha mengungkapkan
seberapa besar peningkatan pembelajaran menulis kreatif puisi dengan strategi pikir plus jika dilihat dari sudut pandang perencanaan, pelaksanaan, dan proses penilaian pembelajaran.
3. Karakteristik Pembelajaran Strategi Pikir Plus
Adapun menurut Prasetyo Budi 2007:50, Rancangan pembelajaran ini sesuai dengan latar permasalahan dan karakteristik penilaian pembelajaran yang dilakukan, yakni sebagai berikut :
1. Masalah penelitian pembelajaran berasal dari persoalan yang terjadi dalam praktik pembelajaran dikelas dan siswa tidak hanya menerima secara pasif apa yang di sampaikan guru,
2. Adanya tindakan untuk memperbaiki permasalahan pembelajaran yaitu melalui penerapan pkir plus, 3. Adanya kolaborasi dalam kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran,
4. Adanya kegiatan untuk melakukan evaluasi dan refleksi pembelajaran. 4.
Tata Cara Pembagian Tugas Dalam Strategi Pikir Plus
Adapun menurut Prasetyo Budi 2007, Media utama yang digunakan dalam pembelajaran strategi
pikir plus adalah gambar atau benda, baik yang dibawa oleh siswa dan guru maupun yanga ada disekitar siswa
6502
atau disekitar lingkungan sekolah. Adapun alat-alat yang digunakan untuk menjaring data keberhasilan belajar siswa adalah format observasi, LKS, dan rubrik penilaian kemampuan menulis puisi.
Cara membagi tugas dalam pembelajaran strategi pikir plus adalah sebagai berikut :
1. Cari dan tentukan sebuah objek yang akan ditulis dan rumuskan tema yang akan ditulis untuk menjadi sebuah puisi,
2. Hubungkan tema tersebut dengan pengetahuan imajinasimu, 3. Tuangkan imajinasimu tadi kedalam tulisan dan rangkai menjadi sebuah puisi,
4. Nilailah hasil puisimu.
Keberhasilan seluruh komponen ditentaukan dengan kualifikasi sangat baik, baik, cukup, dan kurang. 5. Pelaksanaan Pembalajaran Strategi Pikir Plus
Strategi pikir plus merupakan pembelajaran kontekstual dari tujuan elemen pembelajaran kontekstual yaitu kontruktivisme contructivism, masyarakat belajar learning Community, penemuan inquiri, bertanya
questioning, penilaian autentik authentic assessment, pemodelan modeling, dan refleksi reflection. Pelaksanaan pembelajaran diawali dengan kegiatan curah pendapat. Curah pendapat dimaksud untuk
skemata siswa tentang tema dan objek yang akan ditulisnya kedalam puisi. Selain itu, kegiatan yang dilakukan adalah pemajangan model puisi yang ditulis dengan strategi pikir plus. Pemberian model ini dimaksud
untukmemberikan pemecahan yang lebih mendalam kepada siswa tentang produk sastra yang berbentuk puisi. Dengan demikian, siswa memiliki pengetahuan dan konsep yang jelas tentang puisi.
6. Pengertian Kemampuan Menulis Puisi