Teknik Pengumpulan Data Uji Homogenitas Data Kemampuan Penalaran Matematika Hasil Uji-t Kemampuan Penalaran Matematika Siswa
6473 rangka menarik kesimpulan dari fakta- fakta yang telah diketahui siswa sebelumnya. Berfikir
dilakukan dengan cara menghubungkan antara bagian-bagian informasi yang ada pada diri seseorang dengan masalah yang sedang dihadapi Berfikir dilakukan dengan cara menghubungkan antara bagian-
bagian informasi yang ada pada diri seseorang dengan masalah yang sedang dihadapi.
Selama mempelajari matematika di kelas, aplikasi penalaran sering ditemukan meskipun tidak secara formal yang disebut belajar bernalar. Kemudian Suriasumantri 2005:42 juga menyatakan penalaran
merupakan suatu proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan. Diperkuat oleh Artzt dan Yalo Femia 1999 merumuskan bahwa penalaran matematis adalah bagian dari berfikir matematis
yang meliputi membuat perumuman dan menarik kesimpulan sahih tentang gagasan-gagasan dan bagaimana gagasan tersebut saling terkait. Kesimpulan yang bersifat umum dapat ditarik dari kasus kasus yang bersifat
individual disebut penalaran induktif. Tetapi dapat pula sebaliknya, dari hal yang bersifat umum menjadi kasus yang bersifat individual, penalaran seperti itu disebut penalaran deduktif.
Kemampuan penalaran yang dimiliki oleh siswa adalah kemampuan memberi alasan yang masuk akal, belajar untuk bernalar dan pembuktian adalah siswa mampu menggunakan pearan pada proses dan sifat,
melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
Berdasarkan uraian di atas, kemampuan penalaran dalam penelitian ini atau dalam pembelajaran matematika yang harus diukur yaitu dengan menghadapkan siswa kepada suatu masalah untuk dipecahkan atau
diselesaikan. Siswa diharapkan memiliki kemampuan untuk dapat menentukan kesamaan hubungan suatu pola bilangan, dapat menarik kesimpulan umum dari kemungkinan suatu pola bilangan, dapat menarik kesimpulan
dari premis-premis dengan memperkuat anteseden dan konsekuen, siswa dapat menarik kesimpulan dari premis-premis bentuk hipotetik.
Metode Penelitian 1.
Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 1 Kualuh Selatan kelas X. Pada kelas X terdapat 7 kelas dengan jumlah siswa keseluruhan 250 siswa. Dalam penelitian ini peneliti hanya mengambil
sampel 1 sekolah sebanyak 74 orang siswa yang terdiri dari 2 kelas dari 7 kelas paralel, masing-masing 37 orang siswa pada kelas kontrol dan 37 orang siswa pada kelas eksperimen.