6467
di dalam Biovision, Caviplex, CDR, Enervon-C, Hemaviton, Protecal, Sakatonik, Sangobion, Supertin, Vitacimin dan Xonce.
Untuk jenis suplemen makanan yang mengandung kafein seperti extra joss, serta durol dan tonikum bayer yang mengandung alcohol atau etanol perlu berhati-hati dalam mengonsumsinya karena kafein dapat
meningkatkan kadar gula dalam darah dengan jalan merangsang hormone adrenalin untuk mengubah glikogen menjadi glukosa sedangkan alcohol jika dikonsumsi bersamaan dengan insulin atau obat DM oral dapat
menyebabkan hipoglikemik. Konsumsi alcohol untuk penderita DM dibatasi hingga 10g bagi wanita dan 20g bagi laki-laki per hari Jim Mann, A.Stewart Trustwell, 2014.
Produk obat bebas oral termasuk suplemen makanan batas kandungan alcohol yang direkomendasikan untuk usia dewasa adalah 10 Ansel C. Howart, 2013. Jadi suplemen makanan yang mengandung alcohol
masih aman dikonsumsi untuk penderita DM dalam batas yang dianjurkan sesuai aturan pakai.
6. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis univariat, mayoritas penderita DM yang mengonsumsi suplemen makanan berumur lansia 86,6, berjenis kelamin perempuan 59,8, mayoritas jenis suplemen makanan yang
dikonsumsi adalah Biovision 20,6, dan tujuan konsumsi adalah menambah tenaga 34.
7. Daftar Pustaka
Abd-Elraheem A. Elshater, Muhammad M. A. Salman and Mahrous M. A. Moussa, 2009, Effect of Ginger Extract Consumption on levels of blood Glucose, Lipid Profile and Kidney Functions in Alloxan
Induced-Diabetic Rats, South Valley University, Faculty of Science, Zoology Department Egypt. Acad. J. biolog. Sci., 2 1: 153-162 2009, E.mail.egyptianacademicyahoo.com ISSN: 1687
– 8809 ,
www.eajbs.eg
. Anonim.
2014a. 49
Persen Penduduk
Rutin Minum
Suplemen,
www.ikatanapotekerindonesia.netpharmacy-news34-pharmacy-news1499-49-persen- penduduk-rutin-minum-suplemen.html
Anonim. 2014b. Diabetes Dan Suplemen Makanan,
http:meetdoctor.comarticlediabetes-dan- suplemen-makanan
, Anonim. 2014c.
http:www.deliserdangkab.go.idstatis-41-kesehatan.html
. Anonim. 2014d. Suplemen Penderita Diabetes,
http:obat-diabetesmelitus.comsuplemen-penderita- diabetes-mellitussuplemen
, Ansel C. Howart. 2013. Bentuk Sediaan Farmasetis Dan System Penghantaran Obat, Edisi 9. Jakarta:
EGC. BPOM. 2012.
http:www.pom.go.idppidrarlaptah_2011.pdf
Greenberg. 2012. Teks-atlas Kedokteran Kedaruratan, Jilid 3. Jakarta: Erlangga.
6468
Hasdianah, H. R. 2012. Mengenal Diabetes Melitus, pada orang dewasa dan Anak-anak dengan solusi herbal, Cetakan I, Jakarta: Nuha Medika.
Hidayah, T. dan Sugiarto. 2013. Studi Kasus Konsumsi Suplemen pada Member Fitness Center di Kota Yogyakarta, Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia. Vol. 31.
Jim Mann, A. Stewart Trustwell. 2014. Buku Ajar Ilmu Gizi, Edisi 4, Jakarta: EGC. Katarina H.; Atwine, F. 2011. Health-care seeking behaviour among persons with diabetes in Uganda: an
interview study,
http:www.biomedcentral.com1472-698X1111cxs
Lapau, B. 2012. Metode Penelitian Kesehatan, Metode Ilmiah Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi, Edisi pertama. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta. Rizqi
Adnamazida. 2013.
9 penyakit
penyebab kematian
terbesar di
dunia,
http:www.merdeka.comsehat9-penyakit-penyebab-kematian-terbesar-di- duniadiabetes.html
Tjay, H.T. dan Rahardja, K. 2002. Obat-obat Penting, Edisi ke-V. Cetakan pertama. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia.
Widodo, R. 2010. Pemberian Makanan, Suplemen, Obat pada anak, Jakarta: EGC.
PERBEDAAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA SISWA PADA PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
DAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL TERHADAP SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS
Nurdalilah
29
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1 perbedaan kemampuan penalaran matematika siswa pada pendekatan PBM dan pembelajaran secara konvensional 2 interaksi antara pendekatan
pembelajaran dan kemampuan awal siswa terhadap kemampuan penalaran matematika. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen dengan subjek populasi penilitian yaitu seluruh siswa SMA
Negeri 1 Kualuh Selatan, untuk sampel eksperimen berjumlah 37 orang dan sampel kontrol berjumlah
29
Dosen Yayasan UMN Al Washliyah Medan
6469 37 orang siswa. Data dianalisis dengan uji ANAVA dua jalur. Sebelum digunakan uji ANAVA dua jalur
terlebih dahulu dilakukan uji homogenitas dalam penelitian dan normalitas dalam penelitian ini dengan taraf signifikan 5. Dari hasil analisis data menunjukkan Diperoleh rata-rata tes kemampuan
penalaran matematika kelas eksperimen 11,87 dan rata-rata tes kemampuan penalaran matematika kelas kontrol 10,15, dan berdasarkan hasil uji ANAVA maka perbedaan kemampuan penalaran
matematika siswa dengan F hitung adalah 4,044 dengan signifikansi α = 0,048. Karena taraf nilai signifikan kemampuan penalaran matematika lebih kecil dari α = 0,05, maka dapat disimpulkan
bahwa terdapat perbedaan kemampuan penalaran matematika siswa yang diajarkan dengan Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah PBM dan Pembelajaran secara konvensional. Hasil
penelitian menunjukkan: 1 terdapat perbedaan kemampuan penalaran matematika siswa yang diajarkan dengan Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah PBM dan pembelajaran
konvensional. 2 Tidak terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran dan kemampuan awal matematika terhadap kemampuan penalaran matematika siswa.
Kata kunci : Pendekatan pembelajaran Matematika PBM, Pembelajaran Konvensional, Penalaran
Matematika Pendahuluan
Menyadari pentingnya matematika, maka belajar matematika seharusnya menjadi kebutuhan dan kegiatan yang menyenangkan. Namun dunia pendidikan matematika dihadapkan pada masalah rendahnya hasil
belajar matematika siswa pada setiap jenjang pendidikan. Salah satu penyebab rendahnya hasil belajar matematika siswa dikarenakan banyak siswa yang menganggap matematika sulit dipelajari dan karakteristik matematika yang
bersifat abstrak sehingga siswa menganggap matematika merupakan momok yang menakutkan. Russefendi 1991 juga menambahkan bahwa matematika bagi anak-anak pada umumnya merupakan mata pelajaran yang
tidak disenangi, dianggap sebagai ilmu yang sukar dan ruwet, serta Abdurrahman 2003: 42 juga mengatakan bahwa dari berbagai bidang studi yang diajarkan di sekolah, matematika merupakan bidang studi yang dianggap
paling sulit oleh para siswa, baik yang tidak berkesulitan belajar dan lebih-lebih bagi siswa yang berkesulitan belajar.
Diakui sangat banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran khususnya matematika seperti sikap, kemampuan, dan pengetahuan guru dan konteks belajar. Salah satu dari yang
terpenting ialah proses belajar mengajar di kelas yang banyak diwarnai oleh kompetensi guru itu sendiri. Napitupulu 2008: 26 lebih lanjut menyatakan dalam penyampaian pengertian, defenisi, rumus, atau
teorema. Para guru matematika seringkali bahkan hampir tidak pernah mengajak anak untuk menganalisis secara mendalam tentang objek tersebut sehingga anak kurang mantap untuk
menguasainya. Berdasarkan dari data yang diperoleh pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Kualuh Selatan bahwa rata-rata nilai hasil belajar matematika yaitu 65. Dari data tersebut terlihat bahwa hasil belajar
matematika siswa belum mencapai yang diharapkan kurikulum, yaitu rata-rata nilai untuk kelas KKM adalah 75, sumber nilai raport siswa tahun pelajaran 20102011.
6470
Penalaran adalah suatu cara berpikir yang menghubungkan antara dua hal atau lebih berdasarkan sifat dan aturan tertentu yang telah diakui kebenarannya dengan menggunakan langkah-langkah pembuktian hingga
mencapai suatu kesimpulan. Kemampuan penalaran tersebut merupakan dasar dari matematika itu sendiri. “Berdasarkan etimologi, Matematika berarti ilmu pengetahuan yang diperoleh dari bernalar” Depdiknas, 2003:
8. Menurut Wahyudin dan Sudrajat 2003: 180 “Penalaran atau kemampuan untuk berpikir melalui ide-ide yang
logis merupakan dasar dari matemati ka”. Matematika menurut Sujono 1988:5 “merupakan ilmu pengetahuan
tentang penalaran yang logik dan masalah yang berhubungan dengan bilangan”. Salah satu penyebab rendahnya kemampuan kemampuan penalaran matematik siswa dipengaruhi oleh
pendekatan pembelajaran yang digunakan guru. Pembelajaran yang selama ini digunakan guru belum mampu mengaktifkan siswa dalam belajar, memotivasi siswa untuk mengemukakan ide dan pendapat mereka, dan bahkan
para siswa masih enggan untuk bertanya pada guru jika mereka belum paham terhadap materi yang disajikan guru.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut adalah dengan menerapkan pendekatan pembelajaran berbasis masalah. pendekatan pembelajaran berbasis masalah selain
menyajikan kepada siswa masalah yang autentik, bermakna, memberikan kemudahan untuk melakukan penyelidikan, belajar tentang cara berpikir kritis juga dapat menggunakan masalah tersebut ke dalam bentuk
pengganti dari suatu situasi masalah model matematika atau aspek dari suatu situasi masalah yang digunakan untuk menemukan solusi.. Model pembelajaran ini sesuai dengan perspektif kontruktivisme yang memiliki prinsip
bahwa pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri baik secara personal maupun sosial. Ibrahim dan Nur dalam Trianto, 2011: 96 menjelaskan bahwa manfaat model pembelajaran berbasis masalah adalah membantu siswa
mengembangkan kemampuan berfikir tingkat tinggi, memecahkan masalah, belajar berperan sebagai orang dewasa melalui keterlibatan mereka dalam pengalaman nyata dan simulasi menjadi pembelajar yang otonom dan
mandiri.” Berdasarkan penjelasan di atas, penulis merasa perlu untuk mengadakan penelitian tentang penerapan
model PBM yang diperkirakan dapat meningkatkan kemampuan penalaran matematika siswa, sebab dalam pembelajaran ini dimulai dengan melakukan pemecahan masalah yang mendorong siswa untuk aktif dalam
melakukan penyelidikan dan penemuan. Disamping itu, siswa dapat saling berdiskusi untuk menyelesaikan masalah maka diharapkan dapat meningkatkan aktifitas dan keterampilan sosial siswa dengan adanya saling
membantu dalam menyelesaikan permasalahan.
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui perbedaan kemampuan penalaran matematika siswa pada pendekatan PBM dan pembelajaran secara konvensional, serta untuk melihat apakah terdapat interaksi antara pendekatan
pembelajaran dan kemampuan awal siswa terhadap kemampuan penalaran matematika.
6471
Landasan Teori
1. Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah