6462
terbesar di dunia setelah jantung, stroke, infeksi saluran pernapasan, penyakit paru obstruksi kronik, HIVAIDS, kanker paru-paru,dan TBC Rizqi Adnamazida, 2013.
Diabetes mellitus menurut laporan Riskesdas 2007, DM menyumbang 4,2 kematian pada kelompok umur 15-44 tahun di daerah perkotaan dan merupakan penyebab kematian tertinggi ke-6. Selain pada kelompok
tersebut, DM juga merupakan penyebab kematian tertinggi ke-2 pada kelompok umur 45-54 tahun di perkotaan 14,7 dan tertinggi ke-6 di daerah perdesaan 5,8.
Hasil riset kesehatan dasar tahun 2013 berdasarkan jawaban pernah didiagnosis dokter menunjukkan peningkatan prevalensi DM di Indonesia dari 1,1 persen 2007 menjadi 2,4 persen 2013. Sedangkan di
Sumatera utara menurut profil kesehatan Indonesia tahun 2013, prevalensi DM berdasarkan jawaban pernah didiagnosis dokter sebesar 1,8 persen dan berdasarkan diagnosis dan gejala sebesar 2,3 persen.
Untuk kabupaten Deli Serdang, jumlah penderita DM pada tahun 2011 sebesar 2.179 pasien dan termasuk penyakit yang paling banyak ditemui Anonim, 2014c.
Dengan terjadinya peningkatan ini perlu kiranya dilakukan penanganan yang tepat untuk mengatasinya. Berbagai cara dilakukan oleh para penderita DM untuk menyembuhkan penyakitnya. Selain mengonsumsi obat
dan makanan yang dianjurkan oleh dokter, asupan nutrisi bagi penderita DM juga membantu untuk mempercepat penyembuhan. Asupan nutrisi dapat diperoleh dari suplemen makanan yang dapat digunakan untuk memenuhi
komponen yang kurang dalam tubuh penderita DM Anonim, 2014d. Tetapi belum ada penelitian yang membuktikan bahwa suplemen makanan dapat menurunkan atau bahkan
menyembuhkan penyakit DM secara signifikan. Oleh karena itu, untuk melihat hubungan antara perilaku konsumsi suplemen makanan pada penderita DM dengan kadar gula darah maka perlu dilakukan penelitian
tentang hubungan perilaku dengan kadar gula darah penderita DM dalam mengonsumsi suplemen makanan.
2. Kerangka Teoritis
Suplemen Makanan
Menurut surat Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor HK.00.05.23.3644 tahun 2004 tentang ketentuan pokok pengawasan suplemen makanan menyebutkan bahwa
suplemen makanan adalah produk yang dimaksudkan untuk melengkapi kebutuhan zat gizi makanan, mengandung satu atau lebih bahan berupa vitamin, mineral, asam amino atau bahan lain berasal dari tumbuhan
atau bukan tumbuhan yang mempunyai nilai gizi dan atau efek fisiologis dalam jumlah terkonsentrasi.
Kandungan suplemen dapat digolongkan menjadi 6 enam kelompok yaitu asam amino, asam lemak
esensial, vitamin dan mineral, enzim, serat, herbatanaman dan hewan.
Suplemen sering digunakan pada keadaan defisiensi, lansia, saat kebutuhan meningkat seperti selama kehamilan, pasien kronis dan saat memakai obat-obatan tertentu misalnya INH. Diabetes adalah termasuk salah
satu penyakit metabolic kronis yang disebabkan oleh defisiensi insulin akibat terjadinya gangguan pada pancreas. Oleh karena itu penderita diabetes juga banyak yang menggunakan suplemen. Pemberian suplemen yang optimal,
6463
pada penderita diabetes dapat menurunkan risiko komplikasi dan memburuknya penyakit Tan Hoan Tjay dan
Kirana Rahardja, 2002.
Suplemen yang dibutuhkan pada penderita DM adalah suplemen yang dapat mencegah kerusakan sel akibat radikal bebas antioksidan, membantu metabolisme karbohidrat, lemak dan protein, mengontrol atau
menurunkan kadar glukosa darah, mencegah infeksi atau peradangan serta dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Asam amino yang diperlukan untuk penderita DM biasanya untuk mencegah terjadinya komplikasi,
seperti lisin untuk pembentukan jaringan dan mencegah infeksi, isoleusin membantu penyembuhan infeksi. Omega-6 diperlukan untuk mengontrol gula darah, zat ini banyak terdapat dalam minyak nabati black currant,
evening primrose Rahayu Widodo, 2010. Vitamin yang bersifat antioksidan A, C, E diperlukan untuk menurunkan risiko komplikasi sedangkan
mineral seperti crom, mangan dan zink diperlukan untuk membantu metabolisme karbohidrat, protein dan lemak Tan Hoan Tjay dan Kirana Rahardja, 2002.
Perilaku Konsumsi
Ujang Sumarwan 2011 menjelaskan bahwa perilaku konsumsi adalah perilaku atau tindakan seseorangkonsumen dalam menggunakan barang atau jasa. Sedangkan perilaku konsumsi suplemen makanan
adalah perilaku atau tindakan seseorang dalam mengonsumsimenggunakan suplemen makanan yang dapat diukur dengan jumlah dan frekuensi konsumsinya.
Frekuensi konsumsi menggambarkan seberapa sering suatu produk dipakai atau dikonsumsi, sedangkan jumlah konsumsi menggambarkan kuantitas produk yang digunakandikonsumsi oleh konsumen.
Diabetes Mellitus DM
Diabetes mellitus atau yang sering disebut penyakit gula atau kencing manis adalah penyakit yang ditandai dengan kadar glukosa darah yang melebihi normal hiperglikemia akibat tubuh kekurangan insulin baik
absolute maupun relative. Tingkat kadar glukosa menunjukkan apakah seseorang menderita DM atau tidak
Hasdianah, 2012. Faktor Penyebab DM
Umumnya DM disebabkan oleh rusaknya sebagian kecil atau sebagian besar dari sel- β dari
pulau langerhans pada pancreas yang berfungsi menghasilkan insulin, akibatnya terjadi kekurangan insulin. Disamping itu DM juga dapat terjadi karena gangguan terhadap fungsi insulin dalam
memasukkan glukosa kedalam sel. Gangguan itu dapat terjadi karena kegemukan atau sebab lain yang belum diketahui.
Beberapa factor yang dapat memicu penyakit DM di antaranya adalah: pola makan, obesitas kegemukan, factor genetis diwariskan dari orang tua, bahan kimia atau obat-obatan dapat mengiritasi
pancreas, penyakit dan infeksi pada pankreas, pola hidup misalnya, malas olah raga, kehamilan diabetes gestasional, akan hilang setelah melahirkan, dan lain-lain Hasdianah, 2012.
6464
Menurut Greenberg, 2012, Gejala klasik DM adalah poliuria, polidipsia dan penurunan berat badan meskipun terdapat polifagia. Penting untuk diingat bahwa gejala pertama untuk DM dapat berupa ketoasidosis
glukosa darah tinggi. Diagnosis ditegakkan berdasarkan temuan konsentrasi glukosa acak yang lebih dari atau sama dengan 200 mgdl, nilai glukosa plasma puasa lebih dari atau sama dengan 126 mgdl atau nilai glukosa 2
jam pada uji toleransi glukosa oral 75 gram lebih dari atau sama dengan 200 mgdl. Uji ini harus diulang pada hari lain untuk konfirmasi pasti.
Komplikasi Klinis
Komplikasinya dapat berupa penyakit makrovaskular misalnya pembentukan plak kardiovaskular atau dapat menyebabkan penyakit mikrovaskular misalnya retinopati diabetik, neuropati diabetik, nefropati diabetik,
Greenberg, 2012.
3. Metodologi Penelitian