Efektivitas dan Kontribusi Uraian Teoritis 1. Akuntansi Pajak

6361 Dari pengertian-pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa unsur-unsur pajak adalah : 1. Iuran masyarakat kepada negara, dimana swasta atau pihak lain tidak boleh memungut. 2. Berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan dimana mempunyai kekuatan hukum. 3. Tanpa balas jasa prestasi dari negara yang dapat langsung ditunjuk. 4. Untuk membiayai pengeluaran pemerintah. 5. Apabila terdapat surplus dipakai untuk membiayai public investment. 2.3. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan BPHTB Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan BPHTB adalah pajak yang dikenakan atas perolehan hak atas tanah dan atau bangunan. Dan selanjutnya disebut pajak. Perolehan hak atas tanah dan atau bangunan adalah perbuatan atau peristiwa hukum yang mengakibatkan diperolehnya hak atas tanah dan atau bangunan oleh orang pribadi atau badan. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan atau yang disingkat dengan BPHTB, di atur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan di Indonesia, yaitu dengan UU No. 28 Pasal 85 Tahun 2009 tentang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan. Filosofi utama yang melandasi adanya pajak karena peran serta masyarakat dalam pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan serta kemakmuran rakyat melalui peningkatan penerimaan Negara dengan cara pengenaan pajak. Bea Perolehan atas Tanah dan Bangunan termasuk dalam pengenaan pajak. Ada beberapa ciri khusus yang membuat BPHTB dinamai bea bukannya pajak, karena : 1. Bea materai tidak diperlukan nomor identitas baik untuk objek pajak maupun objek pajak 2. Saat pembayaran pajak terjadi lebih dahulu daripada saat hutang 3. Frekuensi pembayaran bea terutang dapat dilakukan secara insedentil dan tidak terikat dengan waktu. Misalnya, ketika membeli membayar materai temple dapat dilakukan kapan saja, demikian pula membayar BPHTB terutang. Hal ini berbeda dengan pengenaan pajak yang harus dibayar sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan. Dasar hukum melakukan pemungutan pajak menimbulkan adanya hokum pajak yang merupakan keseluruhan peraturan dasar pungutan pajak, yang memuat ketentuan-ketentuan untuk melakukan pungutan pajak tersebut di dalamnya juga menerangkan mengenai subjek dan objek pajak, bentuk dan besarnya pembayaran, saat terutang.

2.4. Efektivitas dan Kontribusi

Mahmudi 2010:143 menyatakan bahwa efektivitas merupakan hubungan antara keluaran degan tujuan atau sasaran yang harus dicapai . dikatakan efektif apabila proses kegiatan mencapai tujuan dan sasaran akhir kebijakan spending wisely. Semakin besar output yang dihasilkan terhadap pencapaian tujuan dan sasaran yang ditentukan , maka semakin efektif proses kerja suatu unit organisasi. Pajak daerah dapat dikategorikan tingkat efektivitasnya sebagai berikut: 1. Tingkat pencapaian diatas 100 berarti sangat efektif. 2. Tingkat pencapaian antara 90 - 100 berarti efektif. 6362 3. Tingkat pencapaian antara 80 - 90 berarti cukup efektif. 4. Tingkat pencapaian antara 60 - 80 berarti kurang efektif. 5. Tingkat pencapaian dibawah 60 berarti tidak efektif. Kontribusi digunakan untuk mengetahui sejauh mana pajak daerah memberikan sumbangan dalam penerimaan PAD. Dalam mengetahui kontribusi dilakukan degan membandigkan penerimaan pajak daerah khususnya pajak hotel dan pajak restoran periode tertentu dengan penerimaan PAD periode tertentu pula. Semakin besar hasilnya berarti semakin besar pula peeranan pajak daerah terhadap PAD, begitu pula sebaliknya jika hasil perbandingannya terlalu kecil berarti peranan pajak daerah terhadap PAD juga kecil Mahmudi, 2010:145. Indikator kontribusi adalah rasio antara realisasi penerimaan pajak dengan realisasi pendapatan daerah. Untuk mengetahui bagaimana dan seberapa besar kontribusi Pajak Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, maka untuk mengklasifikasikan criteria kontribusi pajak bea perolehan hak atas tanah dan bangunan terhadap pendapatan daerah digunakan rumus sebagai berikut : Kontribusi Penerimaan = 100 Daerah tan Pendapa alisasi Re BPHTB Pajak Penerimaan alisasi Re  Dengan asumsi sebagai berikut : Persentase Kontribusi Kriteria 0,00 – 10 Sangat Kurang 10,10 – 20 Kurang 20,10 – 30 Sedang 30,10 – 40 Cukup Baik 40,10 – 50 Baik 50 Sangat Baik Dalam penelitian ini, konteks kontribusi merupakan seberapa besar sumbangan penerimaan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan BPHTB dalam pos Pendapatan Asli Daerah Kota Medan .