Pendahuluan EVALUASI DAYA TRANSFER MODEL

menunjukan bahwa akurasi peta hasil pemetaan tanah konvensional berkisar dari 61 hingga 70, sedangkan akurasi peta dari pemetaan tanah dijital berkisar antara 74 hingga 84. Sebagai pendekatan pemetaan baru, akurasi pemetaan tanah dijital seharusnya lebih tinggi atau sama dengan akurasi pemetaan tanah konvensional. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi daya transfer model tanah- lanskap yang dikembangkan pada penelitian sebelumnya. Model diujicobakan untuk menaksir sifat tanah di DAS Cisadane Hulu dan DAS Sampean Hulu pada beberapa titik pengamatan terpilih, menggunakan perbandingan antar titik point- to-point comparison. Hipotesis dari penelitian ini adalah daya transfer model tanah-lanskap untuk setiap sifat tanah dan untuk setiap kelas kedalaman tanah pada sifat tanah yang sama beragam. Keluaran dari penelitian ini adalah informasi daya transfer model sebagai bahan bagi perbaikan model lanjutan dan dasar pertimbangan penggunaan model yang ada untuk keperluan penelitian lainnya.

5.2 Bahan dan metode

5.2.1 Lokasi kajian dan bahan Daya transfer model diuji di dua lokasi Gambar 5-1. Lokasi pertama adalah DAS Cisadane Hulu seluas 96 279 ha. DAS ini membentang dari 106° 22 14.22 BT sampai 107° 02 55.36 BT dan dari 6° 26 46.35 LS sampai 6° 48 13.88 LS, yang secara administratif berada di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Lokasi berada sekitar 50 km dari daerah sampling terdekat. Lokasi pengujian kedua adalah DAS Sampean Hulu seluas 18 211 ha yang membentang dari 113° 36 32.00 BT sampai 113° 55 35.85 BT dan dari 7° 47 54.31 LS sampai 7° 57 57.61 LS. DAS ini berada di Kabupaten Bondowoso, Provinsi Jawa Timur dan berada sekitar 200 km dari daerah sampling terdekat. Peta-peta sifat tanah dijital hasil penelitian sebelumnya dikumpulkan dalam suatu dataset spasial. Ini meliputi 12 peta sifat tanah dijital di DAS Cisadane Hulu dan 12 peta sifat tanah dijital di DAS Sampean Hulu. Gambar 5-1 Lokasi penelitian uji coba model 5.2.2 Pengamatan lapangan dan analisis contoh di laboratorium Pengambilan contoh tanah dilakukan menggunakan teknik survei tanah. Tanah diamati di lokasi-lokasi terpilih dengan penggalian minipit yang dilanjutkan dengan pengeboran. Parameter yang diamati adalah ketebalan horizon A dan kedalaman tanah. Selain itu diambil juga contoh tanah yang mewakili kedalaman 0-30 cm, 30-50 cm, dan 50-100 cm. Contoh tanah selanjutnya dianalisis di Laboratorium Balai Penelitian Tanah di Bogor, Jawa Barat. Sifat tanah yang diukur adalah kadar fraksi pasir, kadar fraksi klei, pH, karbon organik, N total, retensi P, kejenuhan basa KB, dan kapasitas tukar kation tanah KTK. Metode analisa sifat tanah ini mengikuti teknik analisis dari Balai Penelitian Tanah 2005. Fraksi pasir dan klei ditetapkan dengan metode pipet. Nilai pH ditetapkan dengan pH meter dengan proporsi tanah:air = 1:2.5. Karbon organik ditetapkan dengan metode Walkey and Black dan Nitrogen total dengan metode Kjehldal. Retensi P ditetapkan dengan K 2 HPO 4 dan KTK serta KB menggunakan ekstraksi NH 4 OAc dan ditetapkan dengan atomic absorption spectroscopy AAS. Bahan organik dihitung dari karbon organik dengan menggunakan rumus 1.724 x kadar karbon organik.