Bahan dan metode EVALUASI DAYA TRANSFER MODEL
Gambar 5-1 Lokasi penelitian uji coba model
5.2.2 Pengamatan lapangan dan analisis contoh di laboratorium Pengambilan contoh tanah dilakukan menggunakan teknik survei tanah.
Tanah diamati di lokasi-lokasi terpilih dengan penggalian minipit yang dilanjutkan dengan pengeboran. Parameter yang diamati adalah ketebalan horizon
A dan kedalaman tanah. Selain itu diambil juga contoh tanah yang mewakili kedalaman 0-30 cm, 30-50 cm, dan 50-100 cm. Contoh tanah selanjutnya
dianalisis di Laboratorium Balai Penelitian Tanah di Bogor, Jawa Barat. Sifat tanah yang diukur adalah kadar fraksi pasir, kadar fraksi klei, pH, karbon organik,
N total, retensi P, kejenuhan basa KB, dan kapasitas tukar kation tanah KTK. Metode analisa sifat tanah ini mengikuti teknik analisis dari Balai Penelitian
Tanah 2005. Fraksi pasir dan klei ditetapkan dengan metode pipet. Nilai pH ditetapkan dengan pH meter dengan proporsi tanah:air = 1:2.5. Karbon organik
ditetapkan dengan metode Walkey and Black dan Nitrogen total dengan metode Kjehldal. Retensi P ditetapkan dengan K
2
HPO
4
dan KTK serta KB menggunakan ekstraksi NH
4
OAc dan ditetapkan dengan atomic absorption spectroscopy AAS. Bahan organik dihitung dari karbon organik dengan menggunakan rumus 1.724 x
kadar karbon organik.
5.2.3 Pengolahan data Lokasi titik pengamatan untuk setiap areal target diplot dan
ditumpangtepatkan di peta-peta sifat tanah. Selanjutnya nilai-nilai taksiran itu disatukan kedalam peta pengamatan menggunakan SAGA GIS dan membentuk
suatu dataset sifat tanah taksiran dan sifat tanah sebenarnya. Dari kedua data data nilai sifat tanah taksiran dan sifat tanah pengamatan
kemudian dihitung nilai mean absolut error MAE dan mean of predicted and observed ratio MPOR menggunakan rumus seperti berikut:
n Yoi
Ypi MAE
n
∑
− =
1
| |
n Yoi
Ypi MPOR
n 1
∑
=
dimana: Yoi adalah nilai pengamatan sifat tanah contoh ke-i, Ypi adalah nilai taksiran sifat tanah contoh ke-i, dan n=jumlah lokasi validasi.
Model yang diuji adalah model tanah-lanskap hasil penelitian sebelumnya. Untuk kemudahan analisis, model dibedakan atas 5 tipe berdasarkan jenis kovariat
penaksir yang digunakan. Tipe model tersebut adalah: MR : tipe model regresi matematik dengan kovariat penaksir mewakili
faktor relief, hasil penelitian pada Bab III M1 : tipe model regresi pohon dengan kovariat penaksir mewakili faktor
iklim AZ, EB, bahan induk PM, relief SP, dan umur lahan LA, hasil penelitian pada Bab IV
M2 : tipe model regresi pohon dengan kovariat penaksir mewakili faktor iklim AZ, EB, bahan induk PM, relief LP, dan umur lahan
LA, hasil penelitian bab IV M3 : tipe model regresi pohon dengan kovariat penaksir mewakili faktor
iklim AZ, Elev, bahan induk PM, relief SG, dan umur lahan LA, hasil penelitian pada Bab IV
M4 : tipe model regresi dengan kovariat penaksir mewakili faktor iklim AZ, Elev, bahan induk PM, relief MRVBF, dan umur lahan
LA, hasil penelitian pada Bab IV. dimana AZ= zone agroklimat, Elev=elevasi, PM=bahan induk, SG=kemiringan
lereng, LA=umur lahan, SP=posisi site di lereng, LP=posisi lanskap, dan MRVBF=indeks posisi site di lereng.
Model mempunyai daya transfer tinggi apabila nilai MAE mendekati 0 atau nilai MPOR mendekati 1. Nilai MAE digunakan untuk membandingkan daya
transfer suatu sifat tanah yang sama pada kedalaman yang berbeda. Sementara itu, nilai MPOR digunakan untuk membandingkan daya trannfer model antar sifat
tanah. Daya transfer model dibedakan atas 2 grup utama, yaknik daya transfer baik
dan daya transfer buruk. Daya transfer baik dibedakan lagi atas 3 kategori, yaitu: Daya transfer tinggi
: nilai taksiran kurang 15 di atas atau di bawah nilai sebenarnya, ekuivalen dengan
0.85 MPOR 1.15. Daya transfer sedang : nilai taksiran 15-25 di atas atau di bawah
nilai sebenarnya, ekuivalen dengan 1.15 ≤
MPOR 1.25 atau 0.75 MPOR ≤0.85.
Daya transfer rendah : nilai taksiran 25-40 di atas atau di bawah nilai sebenarnya, ekuivalen dengan 1.25
≤ MPOR
≤1.40 atau 0.60 ≤ MPOR ≤ 0.75. Sementara itu, model tergolong berdaya transfer buruk atau tidak bisa
ditransfer ke wilayah lain jika nilai taksiran berada lebih dari 40 di atas atau di bawah nilai sebenarnya, yang ekuivalen dengan nilai MPOR lebih dari 1.40 atau
kurang dari 0.60. Nilai 40 dipilih sebagai nilai batas model bisa ditransfer atau tidak, berdasarkan hasil beberapa kajian penelitian bahwa akurasi pemetaan tanah
konvensional sekitar 60.