20.71 56.78 55.18 0.52 0.44 0.80 0.42 0.44 EVALUASI DAYA TRANSFER MODEL

Keragaan model penduga sifat tanah di DAS Sampean Hulu nampak beragam. Berdasarkan nilai galatnya, daya taksir model di lokasi ini dapat diperbandingkan. Contohnya, MR dan M4 menghasilkan nilai taksiran fraksi klei pada kedalaman 0-30 cm yang paling baik, dengan galat kurang dari 9.75 cm. Sebaliknya, nilai taksiran kejenuhan basa dari kelima model nampak tidak masuk akal, dengan nilai galat antara 17 hingga 61 . Demikian pula, model regresi menaksir kedalaman tanah yang tidak masuk akal dengan galat yang tinggi sebesar 113 . Ini menandakan bahwa beberapa model penduga tidak bisa digunakan untuk menaksir sifat tanah di DAS Sampean Hulu. 5.3.2 Perbandingan keragaan model di DAS Cisadane Hulu DAS Cisadane Hulu juga merupakan DAS yang tergolong kritis dan menjadi prioritas I untuk ditangani. Iklim di DAS ini lebih basah dibandingkan dengan iklim di DAS Sampean Hulu. Umur lahan DAS ini beragam Gambar 5- 4. Sebagian besar lahan berumur Holosen, terutama di bagian timur wilayah DAS di lereng Gunung Salak dan Gunung Gede. Di bagian barat, lahan nampak lebih tua dan didominasi oleh lahan berumur Pleistosen yang ada sejak 2 juta tahun lalu. Lahan lainnya berumur Pliosen yang ada sejak 7 juta tahun lalu, dan Miosen ada sejak 26 juta tahun lalu. Batuan yang mendasari tanah-tanah di DAS ini juga beragam. Batuan yang paling sering dijumpai adalah batuan volkanik intermedier dan mafik Gambar 5- 4b. Batuan volkanik ini berupa lava, lahar, dan tufa. Batuan lainnya adalah batu gamping dan batuan sedimen kasar masam, yang menyebar di sebagian kecil wilayah. Daerah ini didominasi oleh zone agroklimat A, yang menyebar di bagian tengah. Sisanya adalah zone B1 di daerah Ciawi dan C2 di bagian utara Gambar 5-5a. Jadi, pasokan air hujan sebagai agen pelapukan lebih banyak di wilayah ini daripada DAS Sampean Hulu. Penggunaan lahan yang mendominasi DAS Cisadane Hulu adalah pertanian lahan kering terutama di lereng atas dan areal persawahan di lereng bagian bawah. Hutan dijumpai terutama di daerah bagian atas Gunung Salak, Gunung Gede, dan Gunung Kendeng Gambar 5-5b.