Gambar 5-2 Kondisi lingkungan di DAS Sampean Hulu: umur lahan atas dan bahan induk bawah
Gambar 5-3 Kondisi lingkungan di DAS Sampean Hulu: zone agroklimat atas dan tipe penggunaan lahan bawah
Nilai rataan galat mutlak MAE dan nilai rataan rasio antara nilai taksiran dan nilai pengamatan MPOR disajikan pada Tabel 5-1. Daya transfer model
untuk bahan organik tanah, kedalaman ke horizon B, dan retensi P tidak dievaluasi karena beberapa alasan. Model penduga bahan organik tanah tidak
dievaluasi karena pola nilai taksiran sama dengan dengan karbon organik, yang cukup beralasan karena nilai bahan organik diduga dari nilai karbon organik.
Model penduga kedalaman ke horizon B tidak diuji karena horizon B langsung berada di horizon A sehingga hasilnya mengulang nilai taksiran ketebalan horizon
A. Terakhir, model penduga retensi P tidak diuji karena model yang tidak bagus karena diturunkan dari data yang sedikit.
Tabel 5-1 Daya transfer model tanah-lanskap di DAS Sampean Hulu
Respon MAE
MPOR MR
M1 M2
M3 M4
MR M1
M2 M3
M4 Clay
9.71
0-30
20.18 18.85 12.55 8.12 1.17 0.68 0.71 1.09
1.09 Clay
10.76
30-50
19.66 20.56 20.16 19.56 1.15 0.70 0.66 0.68 0.75
Clay 14.61
50-100
13.25 16.15 21.22 13.30 1.25 1.15 1.34 1.40
1.27 Sand
6.51
0-30
8.47 8.90 11.46 16.00 1.29 1.52 1.79 0.89
1.87
Sand 7.01
30-50
10.74 11.02 10.85 9.20 2.39 1.81 1.81 3.51
1.64
Sand 7.52
50-100
5.52
5.51
6.07 7.41 2.32 1.33 1.26 0.86
0.87 BS
50.51
0-30
46.86 17.87 54.94 62.86 0.45 0.50 0.88 0.45 0.37
BS 56.42
30-50
54.77 20.71 56.78 55.18 0.52 0.44 0.80 0.42 0.44
BS 61.36
50-100
46.50 37.57 48.76 46.41 0.37 0.53 0.64 0.53 0.53
CEC 19.48
0-30
13.47 11.54 10.63 20.21 2.98 2.38 2.20 2.13 3.57
CEC 21.75
30-50
12.55 11.77 11.71 20.86 3.11 2.40 2.29 2.34 3.64
CEC 21.27
50-100
6.86 10.16
5.35 9.17 3.34 1.71 2.11 1.57
2.06
pH
0.39
0-30
0.47 0.48
0.47 0.55 0.98 1.06 1.07 1.04
1.08 pH
0.38
30-50
0.41 0.45
0.79 0.46 0.94 0.98 0.95 0.87
0.97 pH
0.45
50-100
0.44
0.38
0.47 0.54 0.93 1.01 0.99 1.08
1.01 SOC
0.85
0-30
0.38
0.39 0.49
0.45 1.77 0.85 0.82 1.24 1.17
SOC 0.67
30-50
0.29
0.28
0.47 0.35 1.97 0.87 0.99 1.51
1.04 SOC
0.39
50-100
0.29
0.26 0.26
0.26 1.74 1.11 0.97 1.27
1.22 Ntot
0.11
0-30
0.05 0.05
0.05
0.03 2.23 1.54
1.49 1.55
1.31 Ntot
0.09
30-50
0.03
0.02
0.06 0.05 2.61 1.12 1.37 1.99
1.93
Ntot 0.06
50-100
0.02 0.02
0.05
0.02 2.30 1.32 1.06 2.04
1.56
Soildepth 113.46 27.89 25.86 26.51 25.79 0.02 0.67 1.07 0.89
1.07 Athick
4.88
9.79 10.39 8.81
8.32 0.92 0.89 0.65 0.72 0.74
angka MAE yang dipertebal menunjukan angka yang paling rendah, angka MPOR yang dipertebal menunjukan model tersebut tidak bisa ditransfer ke daerah DAS Sampean Hulu
Keragaan model penduga sifat tanah di DAS Sampean Hulu nampak beragam. Berdasarkan nilai galatnya, daya taksir model di lokasi ini dapat
diperbandingkan. Contohnya, MR dan M4 menghasilkan nilai taksiran fraksi klei pada kedalaman 0-30 cm yang paling baik, dengan galat kurang dari 9.75 cm.
Sebaliknya, nilai taksiran kejenuhan basa dari kelima model nampak tidak masuk akal, dengan nilai galat antara 17 hingga 61 . Demikian pula, model
regresi menaksir kedalaman tanah yang tidak masuk akal dengan galat yang tinggi sebesar 113 . Ini menandakan bahwa beberapa model penduga tidak bisa
digunakan untuk menaksir sifat tanah di DAS Sampean Hulu.
5.3.2 Perbandingan keragaan model di DAS Cisadane Hulu DAS Cisadane Hulu juga merupakan DAS yang tergolong kritis dan
menjadi prioritas I untuk ditangani. Iklim di DAS ini lebih basah dibandingkan dengan iklim di DAS Sampean Hulu. Umur lahan DAS ini beragam Gambar 5-
4. Sebagian besar lahan berumur Holosen, terutama di bagian timur wilayah DAS di lereng Gunung Salak dan Gunung Gede. Di bagian barat, lahan nampak lebih
tua dan didominasi oleh lahan berumur Pleistosen yang ada sejak 2 juta tahun lalu. Lahan lainnya berumur Pliosen yang ada sejak 7 juta tahun lalu, dan
Miosen ada sejak 26 juta tahun lalu. Batuan yang mendasari tanah-tanah di DAS ini juga beragam. Batuan yang
paling sering dijumpai adalah batuan volkanik intermedier dan mafik Gambar 5- 4b. Batuan volkanik ini berupa lava, lahar, dan tufa. Batuan lainnya adalah batu
gamping dan batuan sedimen kasar masam, yang menyebar di sebagian kecil wilayah.
Daerah ini didominasi oleh zone agroklimat A, yang menyebar di bagian tengah. Sisanya adalah zone B1 di daerah Ciawi dan C2 di bagian utara Gambar
5-5a. Jadi, pasokan air hujan sebagai agen pelapukan lebih banyak di wilayah ini daripada DAS Sampean Hulu.
Penggunaan lahan yang mendominasi DAS Cisadane Hulu adalah pertanian lahan kering terutama di lereng atas dan areal persawahan di lereng bagian bawah.
Hutan dijumpai terutama di daerah bagian atas Gunung Salak, Gunung Gede, dan Gunung Kendeng Gambar 5-5b.