Keragaan model penduga sifat tanah di DAS Sampean Hulu nampak beragam. Berdasarkan nilai galatnya, daya taksir model di lokasi ini dapat
diperbandingkan. Contohnya, MR dan M4 menghasilkan nilai taksiran fraksi klei pada kedalaman 0-30 cm yang paling baik, dengan galat kurang dari 9.75 cm.
Sebaliknya, nilai taksiran kejenuhan basa dari kelima model nampak tidak masuk akal, dengan nilai galat antara 17 hingga 61 . Demikian pula, model
regresi menaksir kedalaman tanah yang tidak masuk akal dengan galat yang tinggi sebesar 113 . Ini menandakan bahwa beberapa model penduga tidak bisa
digunakan untuk menaksir sifat tanah di DAS Sampean Hulu.
5.3.2 Perbandingan keragaan model di DAS Cisadane Hulu DAS Cisadane Hulu juga merupakan DAS yang tergolong kritis dan
menjadi prioritas I untuk ditangani. Iklim di DAS ini lebih basah dibandingkan dengan iklim di DAS Sampean Hulu. Umur lahan DAS ini beragam Gambar 5-
4. Sebagian besar lahan berumur Holosen, terutama di bagian timur wilayah DAS di lereng Gunung Salak dan Gunung Gede. Di bagian barat, lahan nampak lebih
tua dan didominasi oleh lahan berumur Pleistosen yang ada sejak 2 juta tahun lalu. Lahan lainnya berumur Pliosen yang ada sejak 7 juta tahun lalu, dan
Miosen ada sejak 26 juta tahun lalu. Batuan yang mendasari tanah-tanah di DAS ini juga beragam. Batuan yang
paling sering dijumpai adalah batuan volkanik intermedier dan mafik Gambar 5- 4b. Batuan volkanik ini berupa lava, lahar, dan tufa. Batuan lainnya adalah batu
gamping dan batuan sedimen kasar masam, yang menyebar di sebagian kecil wilayah.
Daerah ini didominasi oleh zone agroklimat A, yang menyebar di bagian tengah. Sisanya adalah zone B1 di daerah Ciawi dan C2 di bagian utara Gambar
5-5a. Jadi, pasokan air hujan sebagai agen pelapukan lebih banyak di wilayah ini daripada DAS Sampean Hulu.
Penggunaan lahan yang mendominasi DAS Cisadane Hulu adalah pertanian lahan kering terutama di lereng atas dan areal persawahan di lereng bagian bawah.
Hutan dijumpai terutama di daerah bagian atas Gunung Salak, Gunung Gede, dan Gunung Kendeng Gambar 5-5b.
Gambar 5-4 Kondisi lingkungan di DAS Cisadane Hulu: umur lahan atas dan
bahan induk bawah
Gambar 5-5 Kondisi lingkungan di DAS Cisadane Hulu: zone agroklimat atas
dan tipe penggunaan lahan bawah
Keragaman kondisi lingkungan ini menyebabkan beragamnya keragaan model-model penaksir sifat tanah Tabel 5-2. Contohnya Model M4 yang mampu
menaksir persentasi klei cukup baik di DAS Sampean Hulu, ternyata tidak cukup baik di DAS Cisadane hulu, seperti ditujukan oleh galat sebesar 13.38 . Galat ini
lebih besar dibandingkan MR sebesar 11.41. Seperti juga di DAS Sampean Hulu, model regresi maupun model pohon
memberikan nilai taksiran kejenuhan basa yang tidak masuk akal, seperti ditunjukan oleh galat antara 36 hingga 117. Ini mengindikasikan bahwa model
ini tidak bisa digunakan di DAS Sampean Hulu.
Tabel 5-2 Daya transfer model tanah-lanskap di DAS Cisadane Hulu
Respon MAE
MPOR MR
M1 M2
M3 M4
MR M1
M2 M3
M4 Clay
11.41
0-30
17.21 17.21
18.23 13.38
1.09 1.25
1.25 1.01
1.03 Clay
13.17
30-50
16.88 nd
22.00 15.76
1.14 1.29
nd 1.11
0.98 Clay
14.68
50-100
15.75 nd
12.55 15.59
1.19 1.14
nd 1.30
1.32 Sand
6.40
0-30
15.26 19.52
9.25 6.34
2.46 2.20
4.03 2.40
2.29
Sand 8.01
30-50
16.80 17.07
14.91 8.01
3.04 2.02
2.11 4.71
1.71
Sand 9.64
50-100
12.70 9.61
8.09 15.97
3.28 4.42
4.04 2.61
5.13
BS 36.21
0-30
65.16 29.16
83.95 85.24
0.91 0.69
1.72 0.11
0.10
BS 37.23
30-50
79.76 23.54
116.29 117.24 0.96
0.71 1.67
0.07 0.07
BS 42.19
50-100
82.71 82.71
82.71 75.91
0.87 0.45
0.45 0.45
0.51
CEC 20.23
0-30
5.66 nd
11.32 4.73
3.84 1.54
nd 1.91
1.32 CEC
21.89
30-50
8.98 nd
11.24 9.72
5.34 2.08
nd 2.43
2.53
CEC 22.14
50-100
8.93 nd
6.67 9.78
5.31 2.15
nd 1.88
3.14
pH 0.73
0-30
0.93 0.94
0.96 1.16
1.11 1.16
1.20 1.15
0.80 pH
0.70
30-50
1.38 2.00
0.98 0.83
1.12 1.11
1.10 1.11
0.86 pH
0.72
50-100
1.34 1.91
0.60 0.60
1.11 1.17
1.17 0.90
0.90 SOC
0.67
0-30
0.85 0.85
1.35 2.06
1.39 1.13
1.12 1.98
2.74
SOC 0.54
30-50
0.60 0.59
0.61 1.87
1.62 1.57
1.76 1.64
4.97
SOC 0.42
50-100
0.42 0.88
0.37 0.59
1.52 1.47
2.39 1.12
2.12
Ntot 0.08
0-30
0.14 0.14
0.08 0.08
1.43 1.70
1.70 1.26
0.91 Ntot
0.07
30-50
0.06 0.06
0.08 0.05
1.82 1.32
1.63 1.81
1.25 Ntot
t.a.
50-100
t.a. t.a
ta ta
t.a t.a.
t.a ta
ta Soildepth
29.61 44.2
12.07 39.35
34.08 0.98
0.74 1.01
0.81 0.88
Athick 3.64
3.56 5.70
3.03 3.69
1.04 1.02
0.82 1.13
1.12
nd= tidak ada data, t.a. = tidak dianalisis; angka MAE yang dipertebal menunjukan angka yang paling rendah, angka MPOR yang
dipertebal menunjukan model tersebut tidak bisa ditransfer ke daerah DAS Cisadane Hulu
5.3.3. Evaluasi daya transfer model Keragaan masing-masing model di kedua DAS dalam menjelaskan
keragaman sifat tanah di wilayah tersebut telah dibahas. Pertanyaan berikutnya adalah apakah model-model itu bisa ditransfer ke daerah lain. Jika ya, apakah
model dapat dikelompokan menurut kriteria tertentu. Kriteria pengelompokan daya transfer model sejauh ini belum tersedia.
Rasio antara nilai taksiran dan nilai pengamatan Tabel 5-1 dan Tabel 5-2 telah dipilih dalam penelitian ini untuk mengelompokan daya transfer dari model
karena tidak mempunyai satuan sehingga antara sifat tanah bisa diperbandingkan. Tabel 5-3 menunjukkan kelas-kelas daya transfer dari model yang
digunakan untuk menaksir sifat tanah di DAS Cisadane Hulu dan DAS Sampean Hulu. Dengan pengelompokan ini, tingkat daya transfer lebih mudah
diidentifikasi. Tabel ini menunjukan bahwa beberapa model tidak handal karena galatnya yang terlampau tinggi. Kadar fraksi pasir pada kedalaman 30-50 cm,
KTK pada kedalaman 30-50 cm dan 50-100 cm, merupakan ketiga sifat tanah dengan galat yang tinggi. Sebaliknya, galat sifat tanah lainnya dapat diterima yang
berarti bahwa model dapat ditransfer ke tempat lain. Berdasarkan jumlah model yang bisa digunakan. Tipe model regresi
matematika MR umumnya bisa digunakan di DAS Cisadane Hulu, sedangkan tipe model regresi pohon umumnya bisa digunakan di DAS Sampean Hulu. Ini
mengindikasikan bahwa faktor terain lebih baik menjelaskan keragaman sifat tanah di DAS Cisadane Hulu daripada di DAS Sampean Hulu.
Model dengan daya transfer tinggi paling banyak dari tipe model regresi MR sebanyak 15 model yang terdiri dari 5 model di DAS Sampean Hulu dan 10
model di DAS Cisadane Hulu. Tipe model berikutnya adalah model M3 14 model, model M1 13 model, model M4 12 model, dan model M2 11 model.
Model dengan daya transfer sedang berasal dari model M4 7 model, model M2 6 model, model MR 4 model, model M1 3 model dan model M3 2
model. Sementara itu, model dengan daya transfer rendah paling banyak berasal dari model M1 9 model, M2 7 model, M3 5 model dan M4 4 model. Model
regresi pohon nampak menujukan daya transfer yang sedang dan rendah.