Pembahasan APLIKASI MODEL UNTUK PEMETAAN KEDALAMAN TANAH
Peta sifat tanah taksiran seperti yang dibuat dalam penelitian ini bisa dijadikan sebagai pelengkap bagi peta kerja atau bahkan dijadikan sebagai peta
kerja. Peta kerja yang biasa digunakan khususnya di BBSDLP adalah peta satuan lahan. Peta ini menunjukan sebaran tipe-tipe landform yang dikombinasikan
dengan bentuk wilayah, kemiringan lereng, dan bahan induk. Peta ini selanjutnya ditumpangtepatkan dengan jaringan aksesibilitas dan jaringan hidrologi untuk
memperoleh peta kerja. Di lain pihak, peta sifat tanah taksiran menyajikan informasi tanah yang
kemungkinan besar akan dijumpai di lapangan. Peta ini juga bisa ditumpangtepatkan dengan peta satuan lahan untuk memperoleh legenda peta
tanah sementara. Jadi, peta kerja yang dibawa ke lapangan adalah peta tanah yang sudah dilengkapi dengan legenda peta tanah. Dengan demikian, kegiatan lapangan
adalah untuk verifikasi terhadap isi dan batas dari peta kerja dan untuk mengambil contoh tanah guna dianalisis di laboratorium.
6.4.2 Arti penting kedalaman tanah Kedalaman tanah merupakan sifat tanah utama yang diperlukan antara lain
untuk identifikasi potensi bahaya erosi dalam upaya formulasi kebijakan konservasi tanah dan air dalam suatu daerah aliran sungai. Kedalaman tanah
bersama dengan bahan organik, tekstur, struktur, sifat lapisan tanah dan kesuburan tanah merupakan sifat tanah yang menentukan erodibilitas tanah Morgan 1979,
Arsyad 2000, Veiche 2002, Dariah et al. 2004 Hingga saat ini, informasi kedalaman tanah diturunkan dari satuan peta
tanah khususnya yang berlaku di BBSDLP. Informasi yang diturunkan adalah berupa kelas kedalaman tanah dengan kisaran kedalaman tertentu. Tetapi, kelas
kedalaman ini tidak selalu cocok untuk kepentingan aplikasi lain. Hal ini merupakan kelemahan dari penyajian informasi kategorik yang kaku. Peta sifat
tanah seperti ini tidak bisa berkontribusi banyak dalam masalah-masalah aplikasi lain selain dari tujuan survei tanah pada waktu tersebut.
Kelemahan ini dapat diatasi dengan menyediakan peta kontinyu kedalaman tanah untuk melengkapi peta kelas tersebut. Dengan cara itu, keragaan nilai
kedalaman tanah dalam satu kelas bisa diketahui. Selain itu, dengan peta kontinyu
ini kelas kedalaman juga bisa dirubah dan peta kelas kedalaman tanah yang baru bisa dibuat dengan cepat.
6.4.3 Ekspresi akurasi peta dan pemanfaatannya Peta akurasi mengukur tingkat kepercayaan data-data tanah yang tersimpan
dalam peta sifat tanah. Pada penelitian ini telah ditunjukan dua cara menyatakan akurasi informasi, yakni: i batas atas dan batas bawah nilai taksiran pada taraf
kepercayaan tertentu seperti 95 dan ii nilai jangkauan yang merupakan selisih antara batas atas dan batas bawah tersebut. Kedua cara ini mempunyai fungsi
sendiri-sendiri. Batas atas dan batas bawah dari nilai taksiran lebih cocok untuk mengukur
akurasi taksiran melalui verifikasi lapangan ke lokasi tertentu. Jika nilai yang dijumpai di lapangan berada antara nilai bawah dan nilai atas maka peta itu bisa
dikategorikan akurat. Selanjutnya, semakin banyak lokasi yang nilainya berada di dalam kisaran itu maka semakin akurat peta tersebut. Hingga saat ini, peta akurasi
belum dibuat pada pemetaan tanah konvensional sehingga akurasi informasi dari peta tidak bisa ditentukan. Akibatnya, akurasi informasi ini terus menjadi bahan
perdebatan antara pembuat peta dan pengguna peta karena tidak adanya acuan untuk menentukan akurasi peta tersebut.
Cara kedua lebih cocok untuk perencanaan pengamatan tanah berikutnya. Dalam perencanaan pengamatan tanah, pertanyaan dasar adalah dimana harus
melakukan pengamatan tanah sehingga cukup mewakili kondisi wilayah. Hingga saat ini dasar pemilihan lokasi “mengambang” sehingga agak sulit menjawab
berapa jumlah pengamatan yang harus diambil di suatu wilayah survei. Lokasi pengamatan tanah umumnya ditentukan oleh tingkat keragaman lanskap di
lapangan. Semakin beragam komponen lanskap semakin banyak pengamatan tanah diperlukan. Peta akurasi yang ditumpangtindihkan dengan peta pengamatan
tanah dapat membantu dalam menetapkan jumlah pengamatan yang perlu dilakukan.