Simpulan dan saran EVALUASI DAYA TRANSFER MODEL

g. Model untuk menaksir ketebalan horizon A Athick dari tipe model MR dan M1. 5.5.2 Saran 1. Perlu perbaikan model untuk menaksir KTK tanah semua kedalaman dan fraksi pasir kedalaman 30-50 cm antara lain dengan cara menambahkan kovariat lainnya. Teknik stepwise dapat digunakan untuk memilih kovariat yang tepat. 2. Daya transfer model perlu terus dievaluasi ke daerah lain sehingga diketahui galat yang stabil yang di kemudian hari bisa dijadikan faktor koreksi dari nilai taksiran.

VI. APLIKASI MODEL UNTUK PEMETAAN KEDALAMAN TANAH

6.1 Pendahuluan

Saat ini kegiatan survei dan pemetaan tanah dituntut untuk dapat dilaksanakan dengan biaya lebih murah namun bisa menghasilkan peta dengan akurasi yang masih dapat diterima. Karena itu, efisiensi biaya diterapkan pada setiap tahapan survei dan pemetaan termasuk mengurangi waktu kajian lapangan. Strategi yang bisa diterapkan adalah membuat peta tanah sementara sebelum kajian lapangan. Peta ini pada dasarnya peta tanah taksiran yang dibuat berdasarkan model tanah-lanskap. Peta ini dilengkapi dengan peta akurasi sehingga dapat membantu dalam menentukan prioritas lokasi pengamatan tanah. Peta tanah taksiran predictive soil map atau peta tanah awal baseline soil map dapat dibuat dengan menggunakan suatu model penaksir sifat tanah. Peta ini merupakan peta sifat tanah yang dilengkapi dengan informasi akurasi tertentu. Peta tanah ini bisa menggambarkan sebaran dan besaran nilai suatu sifatkualitas tanah, sebaran dan kelas kategori sifatkualitas tanah, atau sebaran dan ketegori takson dari sistem klasifikasi tanah tertentu yang mungkin akan dijumpai di suatu daerah. Dalam pemetaan tanah konvensional, pembuatan peta kerja biasa dilakukan sebelum ke lapangan. Peta ini pada dasarnya berisi sebaran satuan lahan yang diidentifikasi dari citra, peta geologi dan peta kontur, yang ditumpangtepatkan dengan informasi hidrologi, aksesibilitas, dan penggunaan lahan. Kadang-kadang peta ini juga memuat lokasi pengamatan yang telah ada. Namun demikian, peta kerja ini tidak dilengkapi oleh informasi tanah dan akurasinya. Agar pembuatan peta tanah taksiran efektif dan efisien, beberapa prasyarat perlu terpenuhi. Pertama, model tanah-lanskap harus tersedia dengan keragaan yang optimum. Model ini akan menghubungkan keadaan lingkungan dengan sifat tanah tertentu. Bab II dan III menyajikan dan membahas model tanah-lanskap. Beberapa model dapat digunakan untuk membuat peta sifat tanah taksiran. Kedua, data penunjang harus tersedia agar kovariat yang diperlukan model bisa diturunkan. Kovariat ini mewakili faktor pembentuk tanah yaitu: iklim, bahan induk, relief, organisme, dan umur Jenny 1941. Data penunjang yang diperlukan adalah SRTM DEM sebagai sumber kovariat yang mewakili relief, Peta geologi sebagai sumber kovariat yang mewakili bahan induk dan umur lahan, dan Peta Agroklimat sebagai sumber kovariat yang mewakili iklim. Ketiga, alat bantu berupa perangkat lunak and perangkat keras harus cukup mendukung. Kegiatan ini memerlukan pengolahan data yang cepat dan memori yang besar agar lebih efisien waktu sehingga perlu didukung oleh perangkat yang memadai. Kedalaman tanah merupakan salah satu sifat tanah yang diperhitungkan dalam menentukan tingkat bahaya erosi. Selain itu kedalaman tanah juga diperlukan dalam evaluasi kesesuaian lahan dan aplikasi pemupukan. Bab III telah membuat model untuk menaksir kedalaman tanah dimana sifat ini dikontrol oleh kuat arus, panjang lereng, posisi site di lereng, kemiringan catchment rataan, dan indeks konvergensi. Bab V menunjukan bahwa daya transfer model ini tergolong tinggi di DAS Cisadane Hulu Penelitian ini bertujuan untuk mendemonstrasikan bagaimana membuat peta kedalaman tanah dari model tanah-lanskap. Wilayah yang akan dipetakan adalah DAS Cisadane Hulu di Kabupaten Bogor. Model yang digunakan adalah model regresi dari Bab III karena daya transfernya tergolong tinggi di DAS ini seperti dijelaskan pada Bab V. Cara yang digunakan dalam penelitian ini pada prinsipnya dapat digunakan untuk membuat peta-peta sifat tanah lainnya.

6.2 Bahan dan Metode

6.2.1 Lokasi dan model DAS Cisadane Hulu berlokasi di Kabupaten Bogor, Jawa Barat dipilih sebagai wilayah yang sebaran kedalaman tanahnya akan dipetakan Gambar 6-1. Lokasi ini dipilih karena mempunyai data pengamatan tanah yang cukup banyak dan menyebar. Sifat tanah yang dipetakan adalah kedalaman tanah karena sifat ini penting dalam konservasi tanah dan kesuburan tanah. Model yang akan digunakan adalah model regresi berikut ini : Soildepth = 112.18-0.000245 SP + 0.012 SL-1.585 MRRTF -53.531CS +0.353CI