Hasil APLIKASI MODEL UNTUK PEMETAAN KEDALAMAN TANAH
Sebaliknya, site dengan nilai indeks yang kecil menunjukan bahwa site berada di bagian igir dimana erosi terjadi.
Gambar 6-3 Keragaman kovariat untuk menaksir kedalaman tanah Kemiringan catchment CS menunjukkan kemiringan rata-rata dari daerah
tangkapan air. Kemiringan ini penting dalam kaitannya dengan distribusi energi untuk erosi maupun perkembangan tanah. Daya gerus air semakin meningkat
dengan semakin miringnya lereng. Sementara itu, panjang lereng SL berkaitan dengan potensi erosi, dimana lereng yang panjang menyebabkan energi air untuk
erosi semakin besar.
Kelima kovariat penaksir kedalaman tanah dapat menjelaskan kemampuan tanah untuk terjadinya erosi dan deposisi. Kedalaman tanah sendiri merupakan
hasil keseimbangan antara proses pembentukan tanah dan erosi tanah. Erosi tanah cenderung memperdangkal tanah, terutama jika erosi itu dipercepat karena
aktivitas manusia yang kurang bijaksana. Memperhatikan kejadian erosi dan deposisi, tanah dapat dibedakan atas
tanah stabil dimana erosi dan deposisi tidak terjadi, yang bisa dijumpai di daerah interfluve yang luas. Pada daerah ini, pembentukan tanah terus terjadi sementara
erosi tidak terjadi sehingga yang dalam diperoleh. Tanah tidak stabil dijumpai pada permukaan erosi, seperti di daerah berlereng, dimana proses erosi tanah
cenderung memperdangkal tanah karena tanah bagian atas digerus oleh air baik secara alami maupun dipercepat.
6.3.2 Kedalaman tanah dan kisaran nilai taksiran Peta kedalaman tanah taksiran disajikan pada Gambar 6-4. Informasi
kedalaman tanah hasil pemetaan tanah dijital dapat dibedakan atas informasi kedalaman tanah taksiran, batas atas nilai kedalaman tanah pada selang
kepercayaan 95 dan batas bawah nilai kedalaman tanah pada selang kepercayaan 95. Kedua peta terakhir merupakan salah satu bentuk ekspresi dari
akurasi taksiran. Besarnya selang kepercayaan sebagai indikator akurasi taksiran belum ada
kesepakatan. Semakin tinggi selang kepercayaan, semakin sempit jarak antara batas atas dan batas bawah nilai taksiran. Pada penelitian ini, selang kepercayaan
95 dipilih untuk menetapkan batas atas dan batas bawah nilai taksiran karena angka ini sudah umum digunakan dalam ilmu statistika.
Gambar 6-4 mengindikasikan bahwa tanah-tanah di daerah Kecamatan Ciomas, Ciampea dan Taman Sari umumnya diperkirakan mempunyai kedalaman
tanah minimal antara 100-120 cm. Sementara itu, tanah di daerah bagian atas Gunung Salak maupun Gunung Gede diperkirakan mempunyai kedalaman kurang
dari 60 cm.
Gambar 6-4 Sebaran kedalaman tanah serta batas atas dan batas bawah berdasarkan selang kepercayaan 95
6.3.3 Peta akurasi dan prioritas pengamatan tanah Selain peta sifat tanah taksiran, peta reliabilitas nilai taksiran atau peta
akurasi juga bisa dibuat oleh teknik pemetaan tanah dijital. Gambar 6-5 menyajikan peta akurasi dari peta kedalaman tanah di DAS Cisadane Hulu. Pada
peta tersebut, akurasi diekspresikan sebagai nilai jangkauan range yang merupakan selisih antara batas atas nilai taksiran dan batas bawah nilai taksiran
pada selang kepercayaan 95. Semakin tinggi nilai jangkauan, semakin tinggi ketidakpastian dari nilai taksiran atau semakin rendah reliabilitas peta tersebut.
Peta akurasi pada Gambar 6-5 ini memperingatkan bahwa kedalaman tanah pada daerah puncak Gunung Salak atau pada daerah saluran sungai Cisadane, atau
daerah bukit kapur Ciampea akurasinya rendah seperti ditunjukan oleh nilai jangkauan yang relatif tinggi di daerah tersebut. Sebaliknya, kedalaman tanah
pada daerah di Kecamatan Leuwiliang atau Darmaga nampak akurasinya relatif tinggi seperti ditunjukan oleh nilai jangkauan yang rendah.
Gambar 6-5 Sebaran nilai jangkauan dan peta pengamatan tanah yang ada di DAS Cisadane Hulu
Gambar 6-5 juga menyajikan peta pengamatan profil tanah hasil kegiatan survei tanah terdahulu. Tumpang tepat antara lokasi pengamatan dan peta akurasi
ini dapat membantu dalam alokasi pengamatan tanah berikutnya. Bagaimanapun, pengamatan tanah bisa diarahkan ke daerah yang reliabilitasnya rendah dan belum
ada pengamatan. Jika titik pengamatan tanah yang direncanakan tidak dapat diamati
seluruhnya, maka lokasi pengamatan yang harus diamati dipilih berdasarkan tingkat prioritasnya dimana prioritas utama adalah daerah dengan reliabilitas
paling rendah dan belum ada pengamatan. Pemetaan tanah dijital mengenal stepwise soil sampling dimana pengamatan tanah dan pengambilan contoh tanah
dilakukan secara bertahap.