Pembahasan EVALUASI DAYA TRANSFER MODEL

terbatas pada lapisan atas. Model penaksir KTK tanah ini nampaknya perlu dikaji lebih lanjut, karena nilai KTK tanah sangat penting dalam menentukan penambahan bahan amelioran dan aplikasi pemupukan. Sementara itu, untuk kejenuhan basa, model M2 dan M3 bisa digunakan sebagai penaksir namun pada DAS yang berbeda. M1 mampu menaksir nilai KB pada kedalaman 0-50 cm di DAS Cisadane Hulu meskipun daya transfernya tergolong rendah. Di lain pihak, model M2 mampu menaksir nilai KB di DAS sampean hulu di semua kedalaman tanah dengan daya transfer yang tinggi di bagian atas dan tergolong rendah di bagian bawah. Ini mengindikasikan bahwa kejenuhan basa di bagian bawah sulit dijelaskan daripada di bagian atas.

5.5 Simpulan dan saran

5.5.1 Simpulan 1. Model tanah-lanskap umumnya dapat ditransfer ke tempat lain untuk menaksir beberapa sifat tanah. Model regresi pohon M1, M2, M3, dan M4 umumnya dapat ditransfer ke DAS Sampean Hulu, sedangkan model regresi MR umumnya dapat ditransfer ke DAS Cisadane Hulu. 2. Untuk suatu sifat tanah yang sama, daya transfer model berbeda antar kelas kedalaman tanah baik di DAS Cisadane Hulu maupun di DAS Sampean Hulu. 3. Model yang baik dengan daya transfer tinggi adalah: a. Model untuk menaksir fraksi klei pada 0-30 cm Clay 0-30 b. Model untuk menaksir fraksi klei pada 30-50 cm Clay dari tipe model M3 dan M4. 30-50 c. Model untuk menaksir pH pada 0-30 cm pH dari tipe model MR. 0-30 d. Model untuk menaksir pH pada 30-50 cm pH dari tipe model MR dan M3. 30-50 e. Model untuk menaksir pH pada 50-100 cm pH dari tipe model MR, M1, M2, dan M3. 50-100 f. Model untuk menaksir kedalaman tanah soildepth dari tipe M2. dari tipe model MR, M3 dan M4. g. Model untuk menaksir ketebalan horizon A Athick dari tipe model MR dan M1. 5.5.2 Saran 1. Perlu perbaikan model untuk menaksir KTK tanah semua kedalaman dan fraksi pasir kedalaman 30-50 cm antara lain dengan cara menambahkan kovariat lainnya. Teknik stepwise dapat digunakan untuk memilih kovariat yang tepat. 2. Daya transfer model perlu terus dievaluasi ke daerah lain sehingga diketahui galat yang stabil yang di kemudian hari bisa dijadikan faktor koreksi dari nilai taksiran.