Arah Penelitian ke Depan

VIII. SIMPULAN DAN SARAN

8.1 Simpulan

1. Tersedia 22 model regresi tanah-lanskap yang daya taksirnya tergolong baik dengan kovariat penaksir yang mewakili relief dan tersedia 74 model regresi pohon tanah-lanskap yang daya taksirnya tergolong baik dengan kovariat penaksir yang mewakili iklim zone agroklimat, bahan induk litologi, umur lahan, dan relief kemiringan lereng, posisi landskap, dan MRVBF. 2. Daya transfer model-model ke DAS Cisadane Hulu dan DAS Sampean Hulu beragam tergantung kombinasi faktor penaksir dan kondisi fisik wilayah ujicoba. 3. Peta sifat tanah sementara dan peta akurasinya dapat diturunkan dari dataset lanskap dan model-model tanah-lanskap yang dapat membantu dalam perencanaan survei dan pemetaan tanah.

8.2 Saran

Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam penelitian ini serta pengalaman selama melakukan penelitian ini, saran penelitian ke depan dan saran aplikasi hasil dapat teridentifikasi. Penelitian ke depan dapat diarahkan pada topik-topik berikut: 1. Ekstraksi model tanah-landskap dari peta tanah dan para pakar survei, 2. Pengembangan model tanah-lanskap dengan respon kategori taksonomi tanah, 3. Pengembangan model tanah-lanskap berdasarkan grup landform, dan 4. Ujicoba model tanah-lanskap dari penelitian ini di daerah survei untuk mengetahui galat yang konsisten. Untuk menyusun peta sifat tanah, pendekatan pemetaan tanah dijital, rangka berdasarkan data tanah warisan dapat diterapkan. Secara umum pendekatan ini dibagi ke dalam 3 tahapan, yakni: 1. Penyiapan dataset. Tahap ini yang mencakup i pengumpulan laporan-laporan survei terdahulu dan data penunjang, ii seleksi data deskripsi profil tanah, harmonisasi posisi, format, dan kelas kedalaman tanah, dan iii penurunan kovariat dari data-data penunjang. 2. Pengembangan model tanah-lanskap. Tahap ini mencakup i pembuatan model tanah-lanskap dimana sifat tanah ditaksir oleh satu atau lebih kovariat yang mewakili faktor pembentuk tanah, ii evaluasi kepuasan model oleh uji goodness of fit, uji sidik ragam model, dan uji ketidak tepatan model, iii evaluasi daya taksir model dengan teknik point to point comparison, dan iv evaluasi daya transfer model dengan teknik point to point comparison. 3. Aplikasi model. Pada tahap ini peta sifat tanah sementara dan akurasinya dibuat menggunakan model-model tanah-lanskap yang berdaya taksir baik dan atau berdaya transfer baik. Dari sisi aplikasi, hasil penelitian disarankan untuk diintegrasikan ke dalam program pemetaan nasional, khususnya pemetaan-pemetaan yang bertujuan untuk evaluasi produktivitas lahan dan evaluasi degradasi lahan, yang keduanya memerlukan peta-peta sifat tanah nilai tunggal. DAFTAR PUSTAKA Arsyad S. 2000. Konservasi Tanah dan Air. Bogor: IPB Press. Bacon SN, Dalldorf GK, McDonald EV, Baker SE, Sabol Jr DE, Minor TB, Bassett SD, MacCabe SR,Bullard TF. 2010. Predictive soil maps based on geomorphic mapping, remote sensing, and soil databases in the Desert Southwest. Di dalam: Boettinger JL, Howel DW, Moore AC, Hartemink AE, Kienast-Brown S, editor. Digital Soil Mapping. Dordrecht: Springer Science + Business Media B.V. hlm 409-419. Balai Penelitian Tanah. 2005. Petunjuk Teknik Analisis Kimia Tanah, Tanaman, dan Air. Bogor Beckett PHT, Webster R. 1971. Soil variability: a review. Soils and Fertilizers 34: 1–15. Behrens T, Scholten T. 2007. A comparison of data-mining techniques in predictive soil mapping. Di dalam: Lagacherie P, McBratney AB, Voltz M, editor. Digital Soil Mapping: An Introductory Perspective. The Netherland: Elsevier B.V. hlm 353-364. Bendel RB, Afifi AA. 1977. Comparison of stoping rule in Forward “stepwise” regresion. Journal of American Statistical Association 77 357:46-53 Bishop TFA, McBratney AB, Laslett GM. 1999. Modelling soil attribute depth functions with equal-area quadratic smoothing splines. Geoderma 91: 27–45 Bishop TFA, Minasny B. 2006. Digital soil-terrain modelling: the predictive potential and uncertainty. Di dalam: Grundwald S, editor. Environmental Soil- Landscape Modelling: Geographic Information Technologies and Pedometrics. Boca Raton: CRC Press. Hlm 185-214. Bockheim JG, McLeod M. 2008. Soil distribution in the McMurdo dry valleys, Antarctica. Geoderma 144:43–49. Breiman L, Friedman JH, Olshen RA, Stone CJ. 1984. Classification and Regression Trees. Wadsworth, Belmont, CA. Breiman L. 1996. Bagging predictors. Mach. Learn. 24: 123–140. Brewer R. 1979. Principles of ecology. Philadelphia: W.B.Saunders Co Bui E. 2007. A review of digital soil mapping in Australia. Di dalam: Lagacherie P, McBratney AB, Voltz M, editor. Digital Soil Mapping: An Introductory Perspective. The Netherland: Elsevier B.V. hlm 25-37. Bui E, Loughhead A, Corner B. 1999. Extracting soil-landscape rules from previous soil surveys. Aust. J. Soil Res., 37: 495-508. Bui E, Moran CJ. 2003. Disaggregation of polygons of surficial geology and soil maps using spatial modelling and legacy data. Geoderma 103, 79–94. Buol SW, Hole FD, McCracken RJ, Southard RJ. 1997. Soil Genesis and Classification. 4th edition. Ioawa State University Press. Ames, USA.