daun potong di Jakarta, membentuk bagian riset pemasaran, penetrasi pasar di wilayah Jakarta, serta membuat kebijakan sumberdaya manusia.
Penelitian terdahulu di atas menganalisis mengenai strategi pengembangan usaha tanaman hias, efisiensi saluran pemasaran tanaman hias, kepuasan
konsumen terhadap produk sewa tanaman hias, serta strategi pemasaran usaha tanaman hias. Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah obyek
yang diteliti yaitu usaha tanaman hias. Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian di atas adalah penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja usaha
tanaman hias berdasarkan metode Balanced scorecard.
2.2.2 Penelitian Mengenai Penilaian Kinerja
Joni 2002 melakukan penelitian mengenai kinerja keuangan perusahaan tepung santan kelapa pada PT Adang Surya Andaan. Peneliti menganalisis kinerja
keuangan perusahaan serta faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan selama periode penelitian. Selain itu juga merumuskan rencana
strategi yang dapat memperbaiki kinerja keuangan perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan perkembangan aktivitas perusahaan terus mengalami peningkatan
meski berfluktuasi. Hal tersebut menggambarkan pengelolaan sumber daya oleh perusahaan sudah efisien.
Penelitian yang dilakukan Elisa 2002 menjelaskan mengenai kinerja keuangan PT. Astra Agro Lestari, Tbk dan lima anak perusahaannya pada periode
1997-2000. Peneliti menggunakan analisis rasio dan analisis Du Pont untuk menggambarkan kinerja keuangan perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan
kinerja keuangan PT. Astra Agro Lestari, Tbk dan lima anak perusahaannya mengalami fluktuasi selama periode penelitian. Perkembangan kinerja keuangan
PT. Astra Agro Lestari, Tbk dan anak perusahaannya dipengaruhi oleh beberapa faktor internal, yaitu tingginya biaya perusahaan, jumlah aktiva, jumlah hutang
dan modal sendiri, penjualan dan hubungan kerjasama antara perusahaan dengan pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa. Sedangkan faktor eksternal yang
mempengaruhi antara lain kondisi ekonomi dan politik Indonesia yang masih belum stabil.
Pitaloka 2004 melakukan perbandingan kinerja finansial antara perbankan konvensional dan syariah. Peneliti mencoba melakukan perbandingan
kinerja dari beberapa bank yaitu PT Bank Negara Indonesia Tbk BNI, PT Bank Danamon Indonesia BDI, Tbk, PT Bank Central Asia BCA, PT Bank Mega,
Tbk, dan PT Bank Muamalat Indonesia Tbk BMI dengan menggunakan metode Economic Value Added
EVA. Hasil penelitian menunjukkan nilai EVA tertinggi yaitu 83,33 persen dicapai oleh Bank Konvensional Swasta yang diwakili oleh
BCA, BDI, dan Bank Mega. Bank Muamalat yang mewakili bank syariah berada pada posisi kedua dengan nilai 65 persen, sedangkan BNI yang mewakili bank
konvensional pemerintah berada pada posisi terakhir dengan nilai 54,9 persen. Penelitian serupa pernah dilakukan oleh Dewi 2004 yang melakukan
penelitian tentang analisis kinerja keuangan perusahaan pertanian go public di PT Bursa Efek Jakarta dengan metode EVA dan MVA. Penelitian bertujuan untuk
mengetahui kemampuan perusahaan dalam menciptakan nilai perusahaan dan kemakmuran bagi para pemegang saham. Perusahaan yang diteliti adalah PT
Astra Agro Lestari Tbk, PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk, PT PP London Sumatera Tbk, PT Bahtera Adimina Samudra Tbk, dan PT Dharma Samudra
Fishing In Tbk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya terdapat dua
perusahaan yang memiliki nilai EVA positif, yaitu PT Bakrie Sumatera Plantatin Tbk dan PT PP London Sumatera Tbk. Sedangkan berdasar hasil perhitungan
MVA hanya PT Astra Agro Lestari Tbk dan PT Bahtera Adimina Samudra Tbk yang memiliki nilai positif. Nilai EVA yang negatif paling dominan disebabkan
oleh faktor biaya modal yang lebih tinggi dari laba usaha yang dihasilkan. Sehingga diperlukan upaya untuk meningkatkan laba usaha tanpa menggunakan
lebih banyak modal atau bekerja pada aktiva yang lebih rendah. Imamah 2005 melakukan penelitian mengenai kinerja keuangan PT Bank
Mandiri Persero Tbk 2003-2004 menggunakan hubungan rasio keuangan dengan Economic Value Added
. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengukuran kinerja keuangan metode EVA memberikan hasil berbeda dengan rasio keuangan.
Berdasarkan EVA kinerja perusahaan pada tahun 2004 mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2003, ditunjukkan dengan penurunan nilai EVA rata-
rata perusahaan sebesar 78 persen. Namun jika menurut rasio keuangan, kinerja perusahaan pada tahun 2004 lebih baik dibandingkan dengan tahun 2003, yang
ditunjukkan dengan peningkatan beberapa nilai indikator keuangan. Secara keseluruhan penelitian terdahulu di atas bertujuan untuk melakukan
penilaian kinerja suatu perusahaan melalui pendekatan aspek keuangan. Pengukuran kinerja melalui pendekatan aspek keuangan dinilai kurang
komperhensif dan kurang dapat memberikan jawaban atas permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan karena tidak menyentuh kepada inti pokok
permasalahan penyebab kondisi keuangan perusahaan. Sehingga hal tersebut mendasari penelitian ini untuk menggunakan metode Balanced Scorecard untuk
mengukur kinerja perusahaan secara lebih komperhensif, koheren, dan sempurna.
2.2.3 Penelitian Mengenai Balanced Scorecard