1. 2 Konsep Pengukuran Kinerja Manajemen

dicapai dan apakah visi dan misi organisasi telah tercapai dari sasaran strategik tersebut. Pada tahapan terakhir manajemen strategi, kegiatan kunci yang dapat memberikan umpan balik dari keseluruhan rangkaian tindakan adalah pengukuran. Pengukuran kinerja yang dilakukan perusahaan memegang peran dalam rekap ulang dan tolak ukur pencapaian hasil usaha. Pengukuran juga menjadi alat bagi manajemen perusahaan dalam menentukan kebijakan bagi siklus kehidupan perusahaan di masa yang akan datang melalui penetapan kebijakan- kebijakan strategis.

3. 1. 2 Konsep Pengukuran Kinerja Manajemen

Manajemen adalah serangkaian keputusan tindakan manajerial yang menentukan kinerja jangka panjang. Proses manajemen yang melahirkan keputusan-keputusan strategis bersinergi erat dengan konsekuensi signifikan terhadap kelangsungan hidup perusahaan. Kesalahan dalam pengambilan keputusan sekecil apapun derajat ketidaktepatannya akan membawa kepada akumulasi dampak besar yang sangat sulit untuk diperbaiki Hunger dan Wheler, 2003. Pengukuran kinerja merupakan hal yang sangat penting bagi organisasi. Pengukuran kinerja adalah penentuan secara periodik efektifitas operasional suatu organisasi dan pengaruhnya berdasarkan sasaran standar dan kinerja Mulyadi, 2001. Menurut Yuwono et al 2002 pengukuran kinerja adalah tindakan pengukuran yang dilakukan terhadap berbagai aktivitas dalam rantai nilai yang terdapat dalam perusahaan. Hasil pengukuran tersebut kemudian digunakan sebagaiumpan balik yang akan memberikan informasi mengenai prestasi pelaksanaan suatu rencana. Hasil pengukuran tersebut juga akan memberikan informasi mengenai hal-hal yang memerlukan penyesuaian-penyesuaian atas aktivitas perencanaan dan pengendalian. Pengukuran kinerja menentukan secara periodik operasional atau organisasi, bagian organisasi dan karyawan berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan Mulyadi, 2001. Manajer harus memeriksa kemajuan secara berkala atau pada tahap-tahap penting untuk menilai apakah organisasi bergerak ke arah sasarannya melalui analisis dari usaha pengukuran kinerja organisasi Freeman dan Stoner, 1994. Manfaat sistem pengukuran kinerja menurut Lynch dan Cross 1993 dalam Yuwono et al 2002 adalah sebagai berikut : a. Menelusuri kinerja yang menjadi harapan pelanggan sehingga akan membawa oganisasi lebih dekat kepada pelanggan dan membuat seluruh komponen personal organisasi terlibat dalam upaya memberi kepuasan kepada pelanggan. b. Memotivasi karyawan untuk memberikan pelayanan sebagai bagian dari mata rantai pelanggan dan pemasok internal. c. Mengidentifikasi berbagai macam pemborosan sekaligus mendorong upaya- upaya pengurangan terhadap pemborosan. d. Membuat tujuan strategis yang biasanya masih kabur menjadi lebih konkrit sehingga mempercepat proses pembelajaran organisasi. e. Membangun konsensus untuk melakukan suatu perubahan dengan memberi “reward” atas perilaku yang diharapkan tersebut. Pengukuran kinerja membantu perusahaan untuk dijadikan sebagai alat refleksi atas hasil-hasil dari apa yang telah dilakukan. Pengukuran kinerja juga mampu membantu perusahaan dalam pembelajaran untuk memahami pelanggannya demi tercapainya optimalisasi kepuasan pelanggan yang berdampak pada efektivitas tujuan perusahaan secara finansial. Keith 1995 mengungkapkan pendekatan dalam pengukuran kinerja, yaitu : a. Ukuran keuangan, yaitu ukuran kinerja yang berasal dari laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan b. Ukuran non keuangan, yaitu ukuran kinerja yang tidak terlihat langsung dari laporan keuangan, namun berhubungan dengan pencapaian ukuran keuangan, misalnya seperti market share, market growth dan technological capability. David 2004 menyatakan bahwa evaluasi strategi dengan pengukuran kinerja berdasarkan laporan keuangan jangka pendek akan menimbulkan kerancuan karena berbagai faktor seperti : a. Ukuran-ukuran non finansial kualitatif yang tidak dapat dimasukkan dalam laporan keuangan. b. Ukuran-ukuran finansial kuantitatif seperti ROI, Profit Margin dan lain-lain hanya berorientasi jangka pendek sehingga mengabaikan kelangsungan jangka panjang. c. Perbedaan metode akuntansi dapat memberikan hasil yang berbeda pada berbagai kriteria kuantitatif. d. Penilaian intuitif hampir selalu terlibat dalam menentukan kriteria kuantitatif.

3. 1. 3 Konsep Balanced Scorecard