Permainan Hidup Rukun dengan Tetangga

290 Buku Guru Kelas II SD 290 Buku Guru Kelas II SD b. Kelompok diminta untuk memikirkan gaya siapa yang akan disajikan, dan gaya ini harus dirahasiakan terhadap kelompok lawan. c. Setelah kelompok siap, guru menghitung satu, dua, tiga. Pada hitungan ketiga semua kelompok sudah memperagakan gayanya. berdasarkan gaya yang ditampilkan masing-masing kelompok ini, guru dapat menentukan siapa yang kalah dan siapa yang menang. Kelompok yang tidak kompak gayanya dinyatakan kalah. d. Setiap kelompok yang menang diberi skor 100. e. Setelah permainan berakhir guru menjumlahkan nilai masing- masing kelompok dan akan terlihat kelompok mana yang menang. f. Setelah permainan berakhir semua peserta didik kembali ketempat duduk masing-masing.

2. Pendalaman

Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengungkapkan perasaannya dan pengalamannya ketika bermain, misalnya: 1. Apa yang dirasakan dalam permainan tadi? 2. Bagaimana perasaan kelompok yang menang? Mengapa? 3. Bagaimana perasaan kelompok yang kalah? Mengapa? 291 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 291 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti

3. Peneguhan

Guru memberikan peneguhan berdasarkan pengalaman peserta didik ketika bermain. Kita semua senang dengan permainan tadi. Ada yang menang dan ada yang kalah dalam permainan adalah hal yang biasa. Tetapi kita juga ingin tahu mengapa kalah dan mengapa menang. Yang menang ternyata mendengarkan pemimpinnya, taat aturan dan kompak. Sebaliknya kelompok yang kalah, memang mendengarkan pemimpinnya tetapi tidak mengikuti aturan dan tidak kompak. Karena itu kita harus taat aturan, kompak, rukun dengan orang lain. Demikian juga dalam hidup bertetangga, kita harus selalu rukun dan damai.

1. Pengamatan

Guru menugaskan peserta didik untuk mengamati gambarfoto dan memberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan dan memberikan tanggapan terhadap fotogambar yang diamati.

2. Peneguhan

Guru memberikan peneguhan berdasarkan pertanyaan dan tanggapan dari peserta didik. Gambar foto yang diamati menggambarkan kerukunan di rumah, di sekolah dan di masyarakat. Mengapa mereka bisa rukun walaupun berbeda suku, agama, ataupun pendapat? Kerukunan akan tercipta apabila setiap orang saling menghormati dan saling mencintai.