Pengamatan Cerita Beriman Berarti Berbuat Demi Allah
186
Buku Guru Kelas II SD
ditangkap dan dihukum. Bila mereka tetap berkeras mempertahankan iman mereka akan Yesus yang bangkit, maka mereka akan dihukum
mati.
Ada seorang anak yang selalu mengikuti misa pagi bersama ibunya, walaupun situasi sangat mencekam. Anak itu bernama Tarsisius.
Setiap hari mereka menuju sebuah kapel kecil bawah tanah yang sangat rahasia. Seseorang akan muncul dengan obor menyala dan
menerima Tarsisius beserta ibunya menuju ruang kapela bawah tanah yang gelap itu, yang sering disebut katakombe. Mereka berjalan seakan
merangkak masuk, dan di sana ditemukan begitu banyak umat yang sedang berdoa bersama dan merayakan perayaan Ekaristi. Setiap kali
Tarsisius mendengar Imam berkata; ‘Makanlah dan minumlah, Inilah Tubuhku yang diserahkan bagimu, Inilah Darahku yang ditumpahkan
bagimu,’ ia merasa damai dan bahagia setelah menerima tubuh dan darah Kristus.
Suatu hari setelah selesai perayaan ekaristi, Pastor meminta kerelaan salah satu umat untuk menghantar sakramen Mahakudus
kepada para tahanan yang akan dilemparkan ke tengah singa yang lapar. Semua umat saling memandang dan tidak ada seorangpun yang
berani menghantarkan hosti kudus itu karena takut ditangkap.
Tarsisius merasa bahwa ia mampu melaksanakan tugas mulia itu. Tarsisius berdiri dan berkata; “ Pastor, Biarkan aku menuju penja-
ra membawa tubuh Kristus buat saudara kita di sana.’ ‘Engkau ma- sih begitu kecil. Kalau serdadu Romawi menangkapmu, apa yang
akan kau buat?’ ‘Bapak Pastor, percayalah. Saya akan berhati-hati, dan akan menjaga hosti kudus ini tiba dengan selamat.” Melihat ke-
187
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
beranian Tarsisius, Pastor membungkus Sakramen Mahakudus itu dan diberikannya kepada Tarsisius. Tarsisius secara aman mele-
wati daerah yang dijaga serdadu Roma. Ketika ia melewati sebuah lapangan, dilihatnya sejumlah anak sedang bermain di sana. Tar-
sisius diajak bermain oleh mereka, namun ditolak oleh Tarsisius. Anak-anak itu datang mengerumuninya. Melihat bahwa Tarsisius me-
megang sesuatu di tangannya, mereka menarik tangannya berusaha untuk melihat apa yang ada di dalamnya. Tarsisius tidak melepaskan
tangannya, ia bahkan semakin kuat mempertahankan apa yang sedang dipegangnya. Karena itu ia terjatuh di tanah. Satu di antara anak-anak
itu karena tak berhasil melepaskan tangan Tarsisius berkata, ‘Mari saya buktikan siapa yang paling kuat.’ Ia mengambil sebuah batu dan
dilemparkannya ke arah Tarsisius. Tangannya tetap tak terbuka. Kini ia semakin kuat memeluk Sakramen Mahakudus ke dadanya. Ia ber-
kata berbisik; ‘Yesus, saya tak akan membiarkan mereka membawamu pergi. Bantulah aku.’ Anak-anak itu semakin marah dan merajam
Tarsisius dengan batu berkali-kali dan Tarsisius tak sadarkan diri. serdadu Romawi yang bertobat melihat kejadian itu dan segera me-
nolongnya. Tarsisius membuka tangannya dan berkata, “Tubuh Kris- tus ada di tanganku.” Setelah itu Tarsisius menghembuskan nafasnya.
188
Buku Guru Kelas II SD