Pengamatan Cerita atau Menonton Film Kisah Yesus disalib
183
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
Orang-orang Farisi dan tua-tua adat sudah menyiapkan sebuah salib. Setelah Yesus dijatuhi hukuman mati dan diserahkan kepada mereka,
maka mereka menyuruh Yesus memikul salib. Ia harus memikul salib dari kota Yerusalem menuju bukit Golgota. Sepanjang perjalanan Yesus diolok-
olok dan dipukul para tentara yang mengawal-Nya.
Yesus jatuh berulang kali dan darah mengalir dari tubuh Yesus. Para tentara meminta seorang petani yang bernama Simon dari Kirene untuk
membantu Yesus memikul salib. Para wanita yang mengikuti Yesus menangis melihat penderitaan Yesus. Tetapi Yesus menghibur mereka dan
berkata, “Hai, puteri-puteri Yerusalem, janganlah kamu menangisi Aku, tetapi tangisilah dirimu dan anak-anakmu.” Diantara mereka ada seorang
wanita yang bernama Veronika. Ia mendekati Yesus dan mengusap wajah Yesus dengan sehelai kain, ternyata wajah Yesus yang berlumuran darah
tergambar pada kain itu.
Maria, ibu Yesus juga mengikuti puteranya dalam jalan salib itu. Hatinya sangat sedih melihat penderitaan Puteranya. Maria tak berdaya untuk
menolong Puteranya, walaupun ia tahu Yesus tidak bersalah.
Yesus sampai di bukit Golgota. Para tentara membuka jubah Yesus. Mereka membaringkan-Nya di kayu salib, merentangkan kedua tangan-
Nya, lalu dipaku pada kayu salib. setelah itu mereka mengangkat salib dan menanamnya ke dalam tanah, Yesus tergantung di kayu salib. Di samping
kanan dan kiri salib Yesus ada dua orang penjahat tergantung disalibnya. Yesus tidak membenci orang yang menyalibkannya. Ia menengadah ke
langit dan berdoa, “Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” Mendengar itu para tua-tua datang mengejek Yesus,
“Dia biasanya menyelamatkan orang lain.Kalau Dia benar-benar Mesias,
184
Buku Guru Kelas II SD
biarlah Ia sekarang menyelamatkan diri-Nya sendiri.’ Tentara-tentara juga mengolok-olok Yesus. Seorang di antara kedua penjahat itu juga mengolok
Yesus, “Bukankah Engkau adalah Kristus? Selamatkanlah diri-Mu dan kami juga.” Tetapi yang di sebelah kanan Yesus berkata”Tidakkah engkau
malu? Kita pantas dihukum karena kita memang bersalah, tetapi Dia tidak bersalah.” Kemudian ia berkata kepada Yesus,”Yesus, ingatlah saya jika
Engkau kembali sebagai raja.” Yesus menoleh dan berkata, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama Aku
dalam Firdaus.”
Hari itu hari Jumat. Kira-kira jam dua belas siang, tiba-tiba hari menjadi gelap sampai jam tiga sore. Tiba-tiba tirai di bait Allah terbelah dua. Yesus
berseru,”Aku haus” Seorang tentara yang berdiri dekat salib mengambil sepotong kayu, kemudian menaruh bunga karang yang telah dicelupkan ke
dalam cuka, menaruhnya di ujung kayu dan disodorkannya kepada Yesus. Yesus menolaknya. Ketika itu Yesus melihat Maria, ibu-Nya dan Yohanes
murid yang dikasihi-Nya berdiri di kaki salib. Maka berkatalah Yesus, “Ibu, inilah anakmu.” Kemudian kepada Yohanes ia berkata,”Inilah, ibumu.”
Setelah itu Ia menengadahkan wajah-Nya ke langit dan berseru dengan suara nyaring, “Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu, Kuserahkan nyawa-Ku.”
Sesudah berkata demikian kepala-Nya tertunduk dan menghembuskan nafas-Nya yang terakhir.
Salah seorang tentara yang melihat peristiwa itu berkata dengan suara lantang, “Sungguh orang ini Putra Allah” semuanya ini disaksikan oleh
orang-orang yang mengenal Yesus. Bdk.Lukas 23:1-49
185
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
Pendalaman
Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk bertanya tentang isi dan pesan Kitab Suci di atas.
Peneguhan
Guru memberikan peneguhan berdasarkan pertanyaan dan jawaban peserta didik.
Yesus rela di salib agar manusia mendapat keselamatan. Yesus adalah Putra Allah yang menjadi manusia untuk menyelamatkan manusia. Yesus
mencintai manusia walaupun harus wafat di kayu salib.
Langkah Kedua Menggali Pengalaman Iman