Pengamatan Cerita Iman adalah Anugerah
170
Buku Guru Kelas II SD
dewasa Agustinus mulai berontak dan hidup liar. Pernah suatu ketika ia dan teman-temannya yang tergabung dalam kelompok “7 Penantang
Tagaste” mencuri buah-buah pir yang siap dipanen milik Pak Tallus, seorang petani miskin, untuk dilemparkan kepada babi-babi.
Pada umur 29 tahun Agustinus dan Alypius, sahabatnya, pergi ke Italia. Agustinus menjadi mahaguru terkenal di Milan. Sementara itu, hatinya
merasa gelisah. Sama seperti kebanyakan dari kita di zaman sekarang, ia mencari-cari sesuatu dalam berbagai aliran kepercayaan untuk mengisi
kekosongan jiwanya. Sembilan tahun lamanya Agustinus menganut aliran Manikisme, yaitu bidaah yang menolak Allah dan mengutamakan
rasionalisme. Tanpa kehadiran Tuhan dalam hidupnya, jiwanya itu tetap kosong. Semua buku-buku ilmu pengetahuan telah dibacanya, tapi ia tidak
menemukan kebenaran dan ketentraman jiwa.
Sejak awal ibunya tak bosan-bosan menyarankan kepada Agustinus untuk membaca Kitab Suci di mana dapat ditemukan lebih banyak
kebijaksanaan dan kebenaran daripada dalam ilmu pengetahuan. Tetapi, Agustinus meremehkan nasehat ibunya. Kitab Suci dianggapnya terlalu
sederhana dan tidak akan menambah pengetahuannya sedikit pun.
Pada usia 31 tahun Agustinus mulai tergerak hatinya untuk kembali kepada Tuhan berkat doa-doa ibunya serta berkat ajaran St. Ambrosius,
Uskup kota Milan. Namun demikian ia belum bersedia dibaptis karena belum siap untuk mengubah sikap hidupnya. Suatu hari, ia mendengar
tentang dua orang yang sudah bertobat setelah membaca riwayat hidup St. Antonius Pertapa. Agustinus merasa malu. “Apa ini yang kita lakukan?”
teriaknya kepada Alypius. “Orang-orang yang tak terpelajar memilih surga dengan berani. Tetapi, dengan segala ilmu pengetahuan yang kita
171
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
pelajari kita tetap menjadi pengecut sehingga terus hidup bergelimang dosa” Dengan hati yang sedih, Agustinus pergi ke taman dan berdoa,
“Berapa lama lagi, ya Tuhan? Mengapa aku tidak mengakhiri perbuatan dosaku sekarang?” Sekonyong-konyong ia mendengar seorang anak
menyanyi, “Ambillah dan bacalah” Agustinus mengambil Kitab Suci dan membukanya tepat pada ayat, “Marilah kita hidup dengan sopan seperti
pada siang hari… kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang dan janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan
keinginannya.” Roma 13:13-14. Ini dia Sejak saat itu, Agustinus memulai hidup baru.
Pada tanggal 24 April tahun 387, Agustinus dipermandikan oleh Uskup Ambrosius. Ia memutuskan untuk mengabdikan diri pada Tuhan dengan
beberapa teman dan saudaranya, mereka hidup bersama dalam doa dan meditasi. Pada tahun 388, setelah ibunya wafat, Agustinus tiba kembali di
Afrika. Ia menjual segala harta miliknya dan membagi-bagikannya kepada mereka yang miskin dan papa. Ia sendiri mendirikan sebuah komunitas
religius. Atas desakan Uskup Valerius dan umat, Agustinus bersedia menjadi imam. Empat tahun kemudian Agutinus diangkat menjadi Uskup
kota Hippo.
Semasa hidupnya Agustinus adalah seorang pengkhotbah yang ulung. Banyak orang tak percaya kembali ke Gereja Katolik sementara orang-
orang Katolik semakin diperteguh imannya. Agustinus menulis surat- surat, khotbah-khotbah serta buku-buku dan mendirikan biara di Hippo
untuk mendidik biarawan-biarawan agar dapat mewartakan injil ke daerah-daerah lain, bahkan ke luar negeri. Gereja Katolik di Afrika mulai
tumbuh dan berkembang pesat.
172
Buku Guru Kelas II SD
Di dinding kamarnya, terdapat kalimat berikut yang ditulis dengan huruf- huruf yang besar: “Di sini kami tidak membicarakan yang buruk tentang
siapa pun.” “Terlambat aku mencintai-Mu, Tuhan,” serunya kepada Tuhan suatu ketika. Agustinus menghabiskan sisa hidupnya untuk mencintai
Tuhan dan membawa orang-orang lain untuk mencintai-Nya juga.
Agustinus wafat pada tanggal 28 Agustus tahun 430 di Hippo dalam usia 76 tahun. Makamnya terletak di Basilik Santo Petrus. Kumpulan
surat, khotbah serta tulisan-tulisannya adalah warisan Gereja yang amat berharga. Di antara ratusan buku karangannya, yang paling terkenal ialah
“Pengakuan-Pengakuan” dan “Kota Tuhan”. Santo Agustinus dikenang sebagai Uskup dan Pujangga Gereja serta dijadikan Santo pelindung
para seminaris. Pestanya dirayakan setiap tanggal 28 Agustus.Jadi tidak peduli berapa jauh kamu menyimpang dari Tuhan, Ia selalu siap untuk
membawamu kembali. Sama seperti Agustinus, seorang kafir yang dipanggil menjadi seorang Uskup, kamu pun juga dapat bertumbuh dalam
kasih dan kuasa Tuhan. “disarikan dan diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.netyesaya”