29
BAB III METODE PENELITIAN
A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN
Penelitian ini merupakan bagian dari Program SawitA. Pengambilan data dilaksanakan dari bulan Mei hingga Juli 2011, bertempat di 3 desa yaitu Desa Sukadamai, Desa Dramaga, dan Desa
Babakan, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan daerah penelitian dilakukan secara sengaja purposive, mengikuti saran dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor tentang
daerah di Kabupaten Bogor yang kekurangan vitamin A dengan populasi besar dan masih banyak terdapat masyarakat miskin yang sulit mengakses kesehatan.
B. BAHAN DAN ALAT
a. Bahan dan Alat untuk Penerimaan Konsumen
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah produk berbasis minyak sawit Produk SawitA berupa minyak sawit mentah MSM yang diperoleh dari PT SMART Tbk dan dikemas
dalam botol bervolume 140 mL di Technopark, Fakultas Teknologi Pertanian IPB. Penggunaan produk yang diajarkan yaitu dengan cara ditambahkan ke dalam makanan seperti kecap atau saus, atau
digunakan sebagai minyak tumis untuk menumis bumbu makanan atau sebagai pengganti minyak goreng.
Alat yang digunakan adalah alat bantu untuk melakukan kegiatan penyuluhan atau sosialisasi. Alat bantu tersebut meliputi brosur yang berisi mengenai sifat-sifat, kasiat, cara pemakaian, dampak
dan manfaat Produk SawitA serta leafleat yang diberikan kepada responden. Selain itu, digunakan pula kuesioner sebagai panduan untuk melakukan wawancara kepada responden yang diadopsi dari
proposal Program SawitA 2011 dan poster dari karton yang digunakan ketika melakukan sosialisasi.
b. Bahan dan Alat untuk Kapasitas Antioksidan
Bahan yang digunakan meliputi serumplasma, sel darah merah eritrosit, pereaksi antioxidant assay kitt dari Sigma yang meliputi assay buffer, stop solution, myoglobin from horse, trolox ±
hidroxy-2,5,7,8-tetramethylchromane-2-carboxylic acid, ABTS, phosphate-citrate buffer pH 5 ,hydrogen peroxide 3 untuk menganalisis antioksidan total serumplasma, air bidestilata, aquades,
buffer phosphate untuk mengencerkan sampel sel darah merah, methanol p.a, buffer asetat, larutan DPPH 2,2-diphenyl-1-picrilhydrazil atau 1,1-diphenyl-2-picryhidrazil, larutan vitamin C 0, 25, 50,
100, 125 ppm untuk mengukur kapasitas antioksidan eritrosit. Alat yang digunakan meliputi alat yang digunakan dalam pengambilan darah responden dan
alat yang digunakan untuk analisis. Alat yang digunakan dalam pengambilan darah responden berupa alat pengambil darah venojact yang berisi EDTA volume 10 ml, syringe 12 ml, alat pengukur tensi
30
darah, timbangan berat badan, falcon, alkohol, sarung tangan, penutup mulut dan coolbox kecil. Sementara alat yang digunakan untuk analisis meliputi pipet mikro dan tip, eppendorf, tabung reaksi,
plate ELISA, falcon 12 ml, pipet volumetrik 1 ml, 2 ml, 5 ml dan 10 ml, labu takar 5 ml, 10 ml, 100 ml, gelas ukur 100 ml, baker glass 50 ml, 250 ml, 500 ml, erlenmayer 250 ml,botol gelap kecil,
sarung tangan, vortex, sentrifuse, spektrofotometer dan ELISA reader.
C. TEKNIK PENARIKAN CONTOH
a. Teknik Penarikan Contoh Untuk Penerimaan Konsumen
Pada penelitian penerimaan konsumen, teknik penarikan contoh dilaksanakan sebagai berikut. Pertama dipilih Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor secara purposive karena kecamatan tersebut
merupakan salah satu sasaran dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor dalam mengatasi kasus kekurangan vitamin A di Kabupaten Bogor. Kemudian dilakukan pemilihan desa secara acak
sederhana dengan mengocok 10 desa yang ada di Kecamatan Dramaga dan terpilih tiga desa yaitu Desa Sukadamai, Dramaga, dan Babakan.
Pengambilan contoh hanya dilakukan pada satu RW saja, hal ini dikarenakan karakteristik antar RW hampir sama sehingga dapat dianggap bahwa pengambilan satu RW pada setiap desa sudah
cukup mewakili ketiga desa yang dipilih. Setelah dipilih wilayah penelitian dilakukan pemilihan responden secara simple random sampling dengan pendataan kepala keluarga prasejahtera di RW 02
Desa Sukadamai, RW 03 Desa Dramaga, dan RW 05 Desa Babakan. Kemudian dilakukan pengundian sampai didapatkan 75 responden. Orang-orang yang dapat dimasukkan ke dalam
responden merupakan mereka yang mau mengikuti program ini dari awal sampai akhir. Unit analisis dari penelitian ini adalah para ibu dan anak balita. Responden pada penelitian ini diambil dari populasi
ibu seperti calon ibu, ibu biasa, ibu menyusui, ibu hamil dan ibu tua yang mempunyai peranan penting dalam kesehatan keluarga serta anak mereka yang berusia 0
–5 tahun. Jumlah proporsi antara ibu dan anak tidak ditentukan dalam penelitian ini, namun memenuhi
ketentuan jumlah sampling yaitu 75 orang dan mereka yang dipilih merupakan mereka yang benar- benar mau mengikuti kegiatan penelitian selama 2 bulan dengan ditanya kesediaan mereka
sebelumnya dan menandatangani kontrak persetujuan sehingga tidak dipaksakan. Kerangka sampling dapat dilihat pada Tabel 20.
Tabel 20. Kerangka sampling yang digunakan dalam penelitian No
Pemilihan lokasi dan responden Metode
1 Kecamatan Dramaga, Kabupaten
Bogor Secara purposif: saran dari Dinas Kesehatan
Kabupaten Bogor, yaitu salah satu kecamatan yang paling banyak keluarga prasejahtera.
2 Desa Sukadamai, Dramaga dan
Babakan. Secara acak sederhana:
melakukan pengocokkan terhadap 10 desa dan terpilih Desa Sukadamai RW 02, Dramaga RW
03, dan Babakan RW 05 dan diperoleh 75 responden.
3 Para ibu dan balita
Secara acak
sederhana yang
bersedia keseluruhan kegiatan penelitian
4 Responden yang diambil darah
Secara sengaja dan hanya ibu-ibu saja Berdasarkan pada ASTM American Standard Testing Material jumlah responden untuk uji
Home Use Test yaitu minimal sebanyak 50 orang per produk. Hal inilah yang menjadi landasan pada penilitian penerimaan konsumen Produk SawitA tumis dipilih 75 responden sebab digunakan hanya
satu produk.
31
b. Teknik Penarikan Contoh untuk Kapasitas Antioksidan
Pada penelitian kapasitas antioksidan pengambilan contoh bersifat tidak acak. Pengambilan contoh berdasarkan kesediaan responden ibu yang bersedia untuk diambil darahnya dan telah
menandatangani surat persetujuan. Mereka juga merupakan bagian dari responden penelitian penerimaan konsumen Produk SawitA tumis. Kesediaan responden untuk diambil darahnya ditandai
dengan penandatangan surat persetujuan pengambilan darah. Pada penelitian ini didapat 33 responden yang bersedia untuk diambil sampel darah.
D. PENGUMPULAN DATA
Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan menggunakan kuesioner dan melakukan wawancara langsung dengan
responden untuk penelitian penerimaan konsumen dan hasil analisis laboratorium untuk penelitian kapasitas antioksidan. Data sekunder meliputi data kependudukan yang diperoleh dari pemerintah
Kabupaten Bogor, Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, dan data penduduk dari kelurahan desa Sukadamai untuk penelitian penerimaan konsumen dan studi pustaka untuk penelitian status
antioksidan.
a. Pengumpulan Data Untuk Penerimaan Konsumen
Pada penelitian ini digunakan kuisioner yang diadopsi dari kuesioner Program SawitA. Kuesioner tersebut terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan tujuan penelitian tentang
sikap responden terhadap konsumsi Produk SawitA tumis. Terdapat lima macam kuisioner selama penelitian yaitu 1a,1b hingga 5a,5b Lampiran 3. Kuisioner a adalah kuisioner yang digunakan untuk
responden ibu dan balita, sedangkan kuisioner b digunakan untuk selain ibu dan balita seperti calon ibu, dan lansia. Tujuan dari kuisioner ini adalah untuk mengidentifikasi karakteristik responden
berdasarkan aspek sosiodemografi seperti nama, jenis kelamin, pekerjaan dan sebagainya, pengetahuan responden tentang minyak sawit dan produknya, pandangan responden terhadap
kesehatan secara umum, penerimaan responden terhadap konsumsi Produk SawitA serta cara responden menggunakan Produk SawitA.
Tipe pertanyaan dalam kuesioner bersifat tertutup seperti skala peringkat atau pilihan berganda, dan tipe pertanyaan terbuka serta tidak terstruktur. Kuisioner dalam penelitian digunakan
sebagai panduan melakukan wawancara, sehingga wawancara dilakukan secara langsung kepada responden dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh responden dan tidak terlalu kaku.
Hal ini dikarenakan responden yang dipilih merupakan responden yang berasal dari keluarga prasejahtera yang bersedia mengikuti kegiatan ini dari awal sampai akhir sehingga dengan
menggunakan bahasa yang tidak kaku dan mudah dimengerti diharapkan dapat membuat responden memahami arah pertanyaan yang diajukan dan lebih terbuka.
Pertanyaan dalam kuesioner berupa pertanyaan umum dan khusus. Pertanyaan umum mencakup data responden yang terdiri dari usia, jenis kelamin, status dalam keluarga, lama pendidikan
dan pekerjaan. Pertanyaan khusus mencakup pertanyaan tentang minyak sawit dan produknya yaitu misalnya berhubungan dengan bagaimana pengetahuan responden terhadap minyak sawit, cara
responden menyajikan dan mengkonsumsi Produk SawitA. Penerimaan responden terhadap Produk SawitA meliputi penerimaan terhadap atribut rasa,
aroma, warna, dan atribut secara keseluruhan overall. Penerimaan ini, didasarkan pada konsumsi Produk SawitA selama 2 minggu, 1 bulan, dan 2 bulan konsumsi. Penerimaan konsumsi produk
32
meliputi penerimaan konsumsi produk oleh ibu yang ditanyakan langsung kepada responden ibu, dan penerimaan konsumsi oleh anak anak yang diperoleh dari respon anak dan ditanyakan dari ibu anak
tersebut. Perilaku konsumsi meliputi frekuensi penggunaan produk dan cara penggunaan produk serta variasi makanan yang dibuat. Pertanyaan tentang produk minyak sawit dalam hal ini Produk SawitA
tumis meliputi pendapat responden mengenai rasa, aroma, warna dan kemasan serta keinginan responden terhadap kelanjutan terhadap konsumsi Produk SawitA. Jawaban dari pertanyaan yang
diberikan dapat berupa jawaban-jawaban bebas sehingga akan didapatkan variasi jawaban dari responden tetapi hal ini menjadi sangat penting karena dapat digunakan sebagai saran penyajian
produk ataupun perbaikan produk kedepannya.
b. Pengumpulan Data Untuk Kapasitas Antioksidan
Data penelitian kapasitas antioksidan meliputi data total antioksidan pada serumplasma dan data kapasitas antioksidan. Data tersebut diperoleh dari hasil analisis laboratorium dan hasil studi
pustaka.
E. TAHAPAN PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dalam 6 tahap, yaitu 1 Tahap Sosialisasi, 2 Tahap pengambilan darah responden sebelum intervensi 3 Tahap Pemberian produk ke keluarga responden 4 Monitoring
penggunaan produk, 5 Tahap pengambilan darah setelah intervensi, dan 6 Tahap analisis laboratorium sampel darah.
1. Tahap Sosialisasi Penyuluhan
Dalam penelitian ini, Produk SawitA yang digunakan merupakan produk baru, tidak banyak orang mengenal produk tersebut. Sebelum dilakukan uji organoleptik maka dilakukan sosialisasi
untuk memperkenalkan produk ini meliputi penggunaan dan manfaatnya. Sosialisasi Produk SawitA dilakukan di tempat yang strategis, yaitu di balai desa. Sosialisasi ini diadakan selama tiga kali dalam
dua bulan, selama kegiatan yaitu di awal, di tengah dan di akhir kegiatan. Dalam sosialisasi tahap awal, kegiatan diawali dengan wawancara mengenai karakteristik
keluarga dan pengetahuan responden di awal mengenai minyak sawit, dimana peneliti mendatangi rumah setiap responden. Pada kegiatan selanjutnya, semua responden dikumpulkan di balai desa, pada
kegiatan ini responden diberi penyuluhan mengenai minyak sawit dan produk-produknya serta mengenai manfaat dari produk tersebut. Selain itu, juga dijelaskan mengenai cara penggunaan Produk
SawitA. Kemudian pada sosialisasi tahap pertengahan, dilakukan penguatan dan perbaikan-perbaikan tentang informasi yang telah diberikan sebelumnya. Selain itu responden juga diajarkan aplikasi
penggunaan Produk SawitA pada berbagai jenis masakan seperti nasi goreng dan telur goreng. Pada sosialisasi akhir, dilakukan penguatan informasi kembali dan mengajak responden untuk tetap
mengkonsumsi Produk SawitA secara terus menerus serta dilakukan wawancara untuk melihat seberapa besar penambahan pengetahuan responden terhadap manfaat minyak sawit dan produknya.
Pada kegiatan sosialisasi terakhir, dilakukan juga lomba masak dan lomba cepat tepat mengenai pengetahuan responden terhadap Produk SawitA.
33
2. Tahap Pengambilan Darah Responden Sebelum Intervensi
Pengambilan darah sebelum intervensi ditujukan bagi responden yang bersedia untuk diambil darahnya dan telah menandatangani surat persetujuan pengambilan darah. Pengambilan darah ini
dilakukan oleh perawat yang telah memiliki sertifikat berkompeten terhadap pekerjaan tersebut yang berasal dari puskesmas Kecamatan Dramaga. Selanjutnya darah tersebut dibawa ke laboratorium oleh
peneliti dan dilakukan perlakuan pendahuluan untuk mendapatkan serumplasma dan eritrosit, disimpan pada freezer dengan suhu minus 25
o
C untuk uji selanjutnya.
3. Tahap Pemberian Produk ke Keluarga Responden
Uji penggunaan di rumah HUTs dilakukan untuk menilai penerimaan atribut produk meliputi rasa, aroma, warna, serta atribut keseluruhan. Selain itu, untuk melihat perilaku responden terhadap
konsumsi Produk SawitA. Perilaku konsumsi dapat dilihat dari frekuensi penggunaan produk dalam seminggu, serta cara penyajian dan variasi masakan. Pemakaian Produk SawitA sepenuhnya
diserahkan kepada responden. Jenis dan jumlah bahan makanan yang digunakan pun tidak dibatasi. Penggunaan metode HUTs dapat diketahui mengenai informasi marketing produk untuk
pengembangan produk selanjutnya, misalnya informasi mengenai kemasan produk, isi dari produk, serta cara konsumsi produk.
Produk SawitA diberikan kepada responden setiap dua minggu sekali atau tergantung dari penggunaan responden, namun penggunaan yang disarankan adalah dua ml atau satu sendok makan
setiap hari untuk setiap responden, karena sudah dianggap cukup untuk memenuhi kebutuhan vitamin A responden.
4. Monitoring Penggunaan Produk
Monitoring adalah kegiatan untuk mengetahui kegiatan responden terhadap penggunaan Produk SawitA. Kegiatan ini dilakukan satu hingga dua kali dalam seminggu selama penelitian
berlangsung, dengan cara mendatangi langsung rumah responden. Hal ini perlu dilakukan mengingat pengujian dilakukan di rumah masing-masing responden sehingga tidak dapat dikontrol secara penuh
oleh peneliti. Selain itu responden juga memiliki pekerjaan dan tanggung jawab lain disamping partisipasinya dalam kegiatan penelitian sehingga harus selalu diingatkan dalam pengkonsumsian
produk. Dalam kegiatan monitoring, dilakukan pengontrolan terhadap pemakaian Produk SawitA dengan melihat isi produk dalam kemasan, apabila isi produk telah mencapai kurang dari setengah
botol maka responden mendapatkan tambahan satu botol Produk SawitA baru. Kemudian responden diwawancarai mengenai responnya terhadap Produk SawitA yang telah diberikan yaitu penerimaan
atribut produk rasa, warna dan aroma, dan keluhan-keluhan responden terhadap Produk SawitA serta cara konsumsi produk.
Beberapa contoh pertanyaan yang ditanyakan misalnya: seberapa sering responden mengkonsumsi, cara mengkonsumsi Produk SawitA atau dapat diketahui penerimaan responden
terhadap Produk SawitA dengan menanyakan, misalnya: Adakah bau yang dihasilkan oleh produk ini? Apakah anda merasa terganggu?.
5. Tahap Pengambilan Darah Responden Setelah Intervensi
Tahapan pengambilan darah setelah intervensi selama dua bulan juga dilakukan oleh perawat yang memiliki sertifikat berkompeten terhadap pekerjaan tersebut. Pengambilan darah tersebut
34
dilakukan terhadap responden yang sama yaitu yang telah diambil darahnya pada pengambilan darah sebelum intervensi. Darah tersebut juga mengalami perlakuan pendahuluan sebelum pada akhirnya
siap untuk dilakukan analisis.
6. Tahap Analisis Laboratorium Sampel Darah
a. Persiapan sampel serumplasma dan eritrosit
Untuk sampel plasma, darah diambil dengan menggunakan venojack bervolume 10 mL yang telah berisi antikoagulan EDTA. Sementara untuk sampel serum dengan menggunakan syringe
sebanyak 12 ml tanpa antikoagulan. Sampel darah yang telah didapat kemudian dimasukkan ke dalam falcon steril dan disentrifus 1500 rpm selama 10 menit untuk sampel plasma dan 4000 rpm 30 menit
untuk sampel serum. Maka untuk sampel plasma diperoleh tiga lapisan plasma, buffy coat,eritrosit, lapisan teratas kemudian dipisahkan sehingga diperoleh plasma. Untuk sampel serum akan diperoleh
dua lapisan. Bagian teratas kemudian dipisahkan sehinga diperoleh serum. Sampel serum dan plasma yang telah didapatkan dimasukkan ke dalam beberapa eppendorf dan disimpan pada suhu -25
o
C. Sampel eritrosit diperoleh dari persiapan sampel plasma dan serum, yaitu bagian dasar berwarna
merah pada falcon hasil sentrifus. Sampel tersebut juga disimpan pada suhu -25
o
C.
b. Analisis total antioksidan serumplasma
antioksidant assay kit Sigma Persiapan larutan 1x assay buffer
Larutan 1x Assay buffer di dapatkan dengan cara mengencerkan larutan assay buffer dengan aqua bidestilata dengan perbandingan assay buffer dan larutan adalah 1:10, kemudian di-
vortex hingga homogen.
Persiapan myoglobin solution
Myoglobin solution terdiri atas myoglobin stock dan myoglobin yang siap dipakai untuk analisis. Myoglobin stock diperoleh dengan cara menambah 285 µl aqua bidestilata ke dalam
vial yang berisi 1 mg myoglobin dari hati kuda dan di-vortex hingga rata. Myoglobin yang siap pakai myoglobin working solution untuk analisis diperoleh dari pengenceran myoglobin stock
dengan 1x assay buffer dengan pengenceran 100 kali.
Persiapan trolox working solution
Trolox working solution dibuat dengan menambahkan 2,67 ml 1x assay buffer kedalam vial yang berisi 1 mg trolox stok 6-Hydroxy-2,5,7,8-tetramethylchromane-2carboxylic acid
sehingga diperoleh konsentrasi 1,5 mM trolox siap pakai.
Persiapan ABTS substrate solution
ABTS substrate solution dibuat dari satu 10 mg tablet ABTS 2,2’-azino-bis3-
ethylbenzthiazoline-6-sulfonic acid dan satu tablet Phosphate citrate buffer pH 5 dan dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml kemudian ditepatkan dengan aqua bidestilata. Larutan
tersebut dikocok hingga rata.
35
Pembuatan kurva standar dan analisis sampel
Analisis total antioksidan dengan menggunakan antioksidant assay kit menggunakan prinsip terbentuknya senyawa radikal ferryl myoglobin dari metmyoglobin dan hidrogen peroksida,
yang mengoksidasi ABTS 2,2’-azino-bis3-ethylbenzthiazoline-6-sulfonic acid membentuk
kation radikal ABTS
.+
yang berwarna hijau. Pembuatan kurva standar mula-mula dengan membuat trolox standar dengan menambahkan berturut-turut 0, 5, 15, 35, 70, 140 µl trolox
working solution 1,5 mM dengan berturut-turut 500, 495, 485, 465, 430, 360 µl 1x assay buffer. Pembuatan larutan ini menghasilkan konsentrasi trolox standar 0 0,015 0,045 0,105
0,210 0,420 mM . Setelah pembuatan trolox standar langkah selanjutnya adalah pembuatan ABTS substrate
working solution yaitu dengan menambahkan 25 µl 3 hidrogen peroksida dengan 10 ml ABTS substrate solution. Sebanyak 10 µl trolox standar yang telah dibuat dimasukkan ke
dalam plate ELISA 96 sumur sebanyak dua kali ulangan. Kemudian ke dalam plate yang telah berisi trolox standar ditambahkan 20 µl myoglobin working solution. Hal yang sama juga
dilakukan terhadap sampel plasma dan serum. Kemudian ke dalam plate yang telah berisi trolox standar atau sampel yang telah diberi myoglobin working solution ditambahkan 150 µl
ABTS substrate working solution ke dalam setiap sumur. Setelah diinkubasi selama lima menit pada suhu ruang ke dalam masing-masing sumur ditambahkan 100 µl stop solution. Langkah
terakhir adalah pembacaan absorbansi dengan ELISAplate reader pada panjang gelombang 405 nm. Konsentrasi antioksidan diperoleh dari perhitungan sebagai berikut.
XmM =
� � 405 − � � �
� �
� � �� � Keterangan:
XMm = konsentrasi antioksidan relatif terhadap trolox standar Y A 405 nm
= Absorbansi
c. Analisis kapasitas antioksidan eritrosit dengan DPPH Kubo
et al. 2002 dalam Pertiwi K. 2009
Prinsip pengukuran kapasitas antioksidan dengan DPPH 2,2-diphenyl-1-picryhydrazil atau 1,1-diphenyl-2-pycryhydrazil adalah reaksi senyawa tersebut dengan atom hidrogen yang berasal dari
suatu antioksidan membentuk DPPH tereduksi DPPH-H. Larutan DPPH berwarna ungu, namun apabila dalam bentuk tereduksi warna tersebut akan semakin memudar. Sehingga semakin kuat
kapasitas antioksidan suatu senyawa maka akan semakin pudar warna larutan DPPH. Intensitas warna tersebut diukur absorbansinya pada panjang gelombang 517 nm dengan spektrofotometer.
Pada pengukuran kapasitas antioksidan dengan DPPH, terlebih dahulu dibuat kurva standar dengan menggunakan vitamin C dengan konsentrasi 0, 25, 50, 100, 125 ppm. Selanjutnya ke dalam
beberapa tabung reaksi yang telah dibungkus aluminium foil dan bertutup dimasukkan larutan 4 ml buffer asetat pH 4.6, metanol pro analisis 7.5 ml dan larutan DPPH 100 ppm segar sebanyak 400 µl.
Campuran tersebut divorteks hingga homogen. Kemudian ditambah 100 µl masing-masing konsentrasi vitamin C yang telah disiapkan dan diinkubasi selama 20 menit pada suhu ruang. Setelah
diinkubasi dilakukan pengukuran absorbansi pada panjang gelombang 517 nm. Untuk sampel eritrosit terlebih dahulu dilakukan persiapan sampel. Sampel eritrosit setelah di-thawing pada suhu ruang dan
divorteks, Sampel tersebut diambil 50 µl dan ditambahkan larutan buffer fosfat 4950 µl dan divorteks
36
hingga rata. Langkah selanjutnya sampel tersebut diambil 100 µl dan diperlakukan sama seperti pada pembuatan kurva standar. Selain itu juga dipersiapkan kontrol negatif blanko sampel yang terbuat
dari buffer asetat 4 ml, methanol pro analisis 7,5 ml dan DPPH 400 µl. Kapasitas antioksidan dapat dihitung sebagai berikut:
Kapasitas antioksidan =
� �
� −� �
� �
� �
× 100
F. PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
Analisis dan pengolahan data penelitian penerimaan konsumen menggunakan analisis univariate. Analisis univariate merupakan analisis yang dilakukan untuk satu varibael atau per
variabel. Analisis tersebut digunakan untuk memperoleh karakteristik responden berdasarkan umur, jenis kelamin, status dalam keluarga, lama pendidikan dan pekerjaan, pengetahuan responden tentang
minyak sawit dan produknya baik sebelum ataupun setelah dilakukan penyuluhan tentang manfaat minyak sawit dan produknya, cara responden menggunakan produk-produk minyak sawit, cara
konsumsi produk-produk minyak sawit, frekuensi konsumsi, jenis makanan yang sering ditambahkan, jenis masakan berdasarkan proses pengolahan makanan, serta kesan saat konsumsi produk-produk
minyak sawit berdasarkan rasa masakan, aroma dan warna, kemudian variabel-variabel tersebut dianalisis secara deskriptif dalam ukuran rata-rata, standar deviasi, median dan nilai maksimum-
minimum dan sebagainya. Analisis bivariate menggunakan uji-t untuk melihat dan menganalisis perbedaan atau
hubungan antara dua variabel. Analisis bivariate digunakan untuk mengetahui perbedaan penerimaan produk baik melalui atribut rasa, aroma, warna dan over all pada respon setelah dua minggu konsumsi
dan setelah dua bulan konsumsi. Pada penelitian ini pengolahan data penerimaan konsumen dan kapasitas antioksidan menggunakan SPSS 16.0 P
value ≤ 0,05 dan Microsoft excel 2007.
37
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. KARAKTERISTIK RESPONDEN
1. Profil Responden
Profil responden dideskripsikan berdasarkan aspek sosiodemografi meliputi usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, pendapatan perkapita perbulan, besar keluarga dan status responden
dalam keluarga, serta pekerjaan. Data aspek sosiodemografi responden diolah dari Lampiran 9.
a. Usia dan jenis kelamin
Dalam penelitian ini terdapat sebanyak 75 responden berusia antara 2 hingga 65 tahun dengan rata-rata usia adalah 30,7 tahun. Responden terbanyak berkisar antara usia 25 hingga 40 tahun dengan
jumlah 35 orang 46,7, responden tersebut sebagian besar adalah kaum ibu. Kisaran usia responden dapat dilihat pada Gambar 7.
Di dalam analisis demografi, struktur usia dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu 1 kelompok usia muda, dibawah 15 tahun, 2 kelompok usia produktif 15-64 tahun, dan 3 kelompok usia tua, usia
65 tahun keatas Tjiptoherijanto 2001. Berdasarkan penggolongan usia tersebut, hampir semua responden diklasifikasikan dalam golongan usia produktif. Terdapat sebanyak 55 orang 73,33
responden pada usia tersebut. Responden kelompok usia muda berjumlah 11 orang yaitu 6 orang berjenis kelamin laki-laki dan 5 orang berjenis kelamin perempuan. Responden dengan golongan usia
tua hanya terdapat 1 orang berjenis kelamin perempuan. Mengingat banyaknya responden pada kisaran usia produktif menunjukkan bahwa mereka adalah orang-orang yang masih mampu mencari
pengetahuan dan memungkinkan untuk diberi pengetahuan baru Waysima 2011.
Gambar 7.Sebaran responden berdasarkan usia dan jenis kelamin n=75 6,67
12 46,7
24
2,7 8
5 10
15 20
25 30
35 40
45 50
0x5 15=x25 25=x40 40=x55
=55 P
r o
se n
tas e
Usia dan Jenis Kelamin
Perempuan Laki-laki