Pengertian Radikal Bebas Fungsi Fisiologi dan Dampak Negatif Radikal Bebas

16 jantung berkisar antara 7-40 µgg jaringan. Sementara pada sel darah merah atau eritrosit konsentrasi α-tokoferol relatif rendah 2 µgg jaringan Zingg Azzi 2006.

b. Stabilitas Vitamin E

Tokoferol lebih stabil terhadap pengaruh asam, panas dan alkali tetapi dapat rusak oleh oksigen dan proses oksidasi. Adanya ikatan tidak jenuh pada tokoferol membuat senyawa tersebut lebih mudah mengalami oksidasi. Oksidasi tokoferol dipercepat dengan adanya cahaya, panas, kondisi alkali dan adanya beberapa mineral seperti Fe 3+ dan Cu 2+ . Kehadiran asam askorbat akan mencegah efek katalitik dari ion besi dan tembaga terhadap reaksi oksidasi Ball 1988. Perubahan struktur α-tokoferol dapat mengakibatkan hilangnya aktivitas biologis, misalnya terjadinya penambahan ikatan rangkap pada rantai samping, pemendekan dan pemanjangan rantai samping, oksidasi cincin kromanol, kehilangan gugus metal dan perubahan gugus hidroksi menjadi eter. Ada dua modifikasi struktur vitamin E yang tidak melibatkan hilangnya aktivitas biologis yaitu subtitusi gugus amina atau n-metil amin ke dalam grup hidroksi cincin kromanol dan substitusi dihidrobenzofuran ke dalam cincin kromanol.

F. RADIKAL BEBAS

a. Pengertian Radikal Bebas

Molekul tersusun atas atom dan elektron yang pada umumnya elektron ini saling berpasangan. Elektron yang tidak berpasangan biasanya mencari elektron lain untuk menjadi pasangannya. Pada kondisi tertentu molekul dengan elektron yang tidak berpasangan sering disebut sebagai radikal bebas. Radikal bebas bersifat reaktif dan menyerang molekul lain, namun beberapa radikal bebas tertentu bersifat stabil dalam waktu yang relatif lama. Radikal bebas di dalam tubuh sebagian besar berasal dari oksigen sehingga juga sering disebut sebagai senyawa oksigen reaktif reactive oxygen species atau ROS Noguchi Niki 1999. Selain itu, radikal bebas yang berasal dari senyawa nitrogen dikenal sebagai reactive nitrogen species RNS. Senyawa oksigen reaktif adalah senyawa yang mengandung molekul oksigen yang lebih reaktif dibandingkan dengan triplet oksigen yang ada di udara. Tabel 15 menggambarkan beberapa senyawa oksigen reaktif. Tabel 15. Senyawa reaktif oksigen dan spesies yang berkaitan Radikal Non-radikal O 2 o- Superoksida H 2 O 2 Hydrogen peroksida HO o Radikal hidroksil 1 O 2 Singlet oksigen HO 2 o Radikal hidroperoksil LOOH Hidroperoksida lipid L o Radikal lipid Fe=O Besi-oksigen kompleks LO 2 o Radikal peroksil lipid HOCl Hipoklorit LO o Radikal alkoksil lipid NO 2 o Nitrogen dioksida o NO Nitrit oksida RS o Radikal thiil P o Radikal protein Sumber : Noguchi Niki 1999

b. Fungsi Fisiologi dan Dampak Negatif Radikal Bebas

Reactive oxygen species mempunyai peranan fisiologis yang penting, namun di sisi lain senyawa ini memiliki efek beracun bagi tubuh. Senyawa oksigen reaktif berperan essensial dalam produksi energi, Pembentukan senyawa biologis esensial, dan juga berperan dalam fagositosis yang 17 merupakan salah satu proses kritis dalam sistem imun. Selanjutnya ROS berperan sebagai sinyal transduksi, yang penting dalam fungsi dan komunikasi sel. Radikal bebas menyebabkan berbagai penyakit seperti penyakit hati dan kanker, dan juga penuaan Noguchi Niki 1999. Di dalam tubuh radikal bebas terlibat dalam sejumlah panyakit dan kerusakan jaringan seperti paru-paru, hati, jantung dan sistem peredaran, ginjal, hati, saluran pencernaan, darah, mata, kulit, otot, dan otak Shahidi Zhong 2005. Radikal bebas terutama ROS merupakan oksidan yang sangat kuat. Dampak negatif senyawa radikal bebas disebabkan oleh reaktivitasnya sehingga dapat merusak komponen sel yang penting untuk mempertahankan integritas dan kehidupan sel. Kerusakan yang terjadi dapat berupa kerusakan membran sel, kerusakan protein, kerusakan DNA, autoimun, penuaan dan aterosklerosis.

c. Pembentukan Radikal Bebas