Pengukusan Perontokan Pelumatan pencacahan Ektraksi minyak

5 Gambar 1. Kelapa sawit Netfirms 2005 Pemanenan kelapa sawit dilakukan pada saat kadar minyak mesokarp maksimum dan kandungan asam lemak bebas minimum. Pembentukan minyak mulai terjadi pada buah berumur 16 minggu. Kadar lemak akan menurun sampai umur 20 minggu. Jadi sebaiknya panen dilakukan pada saat buah berumur 15-16 minggu karena kadar lemak maksimum dan tidak terjadi peningkatan asam lemak bebas Muchtadi 1992. Kriteria kematangan dapat dilihat dari warna kulit buah yang rontok dari setiap tandan. Kenaikan jumlah buah yang rontok 5-74 menunjukkan kenaikan kandungan minyak pada mesokarp sebesar 5 dan asam lemak bebas meningkat 0,5 menjadi 2,9 Ketaren 2005. Indonesia merupakan salah satu produsen minyak sawit terbesar di dunia. Pada tahun 2005, luas areal Perkebunan Rakyat PR sekitar 2.202 ribu ha 40,44, Perkebunan Negara PBN 630 ribu ha 11,58 dan Perkebunan Besar Swasta PBS 2.613 ha 47,98. PR memberi andil produksi minyak sawit mentah MSMn sebesar 3.874 ribu ton 31,11 dengan produktivitas 2,86 tin MSMnha, PBN sebesar 2.050 ribu ton 16,46 dengan produktivitas 3,57 ton MSMha, dan PBS sebesar 6.528 ribu ton 52,43 dengan produktivitas 3,51 ton MSMnha BPPP 2007. Tahun 2008 Indonesia memproduksi minyak sawit sebesar 18 juta ton, sementara pada tahun 2009 memproduksi MSMn lebih dari 18 juta ton, dan menjadi pengekpor minyak sawit utama di dunia bersama dengan Malaysia POGDC 2011.

B. MINYAK SAWIT MENTAH MSMn

Minyak sawit mentah juga dikenal sebagai crude palm oil CPO yaitu minyak yang berasal dari proses ekstraksi sabut kelapa sawit mesokarp. Pengolahan kelapa sawit untuk menghasilkan MSMn dimulai dari penanganan bahan baku atau tandan buah segar TBS pada saat pemanenan hingga sampai pabrik. Secara garis besar pengolahan TBS menjadi MSMn yaitu melalui tahapan perebusan, perontokan pemipilan, pelumatan pencacahan, ekstraksi minyak dan klarifikasi Yuliawan 1997.

a. Pengukusan

TBS yang tiba dari kebun segera ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam lori perebusan. Lori perebusan dimasukkan ke dalam sterilizer yang dapat ditutup dengan rapat untuk menghindari terjadinya pengeluaran uap sebagai media perebus. Proses pengukusan berlangsung pada suhu 135- 160 o C selama 90-110 menit dengan tekanan 2,8-3,0 kgcm 2 . Pengukusan pada dasarnya bertujuan agar mempermudah pelepasan buah dari tandan, melunakkan buah sehingga mempermudah penghancuran, inaktivasi enzim lipase dan oksidase yang merangsang pembentukan asam lemak bebas, menurunkan kadar air di dalam jaringan buah, mempermudah pemisahan tempurung dengan inti, menguraikan pektin dan polisakarida sehingga menjadi lunak. Epikarp Mesokarp Endokarp Endosperm 6

b. Perontokan

Perontokan memiliki tujuan untuk memisahkan tandan dengan buah. Proses perontokan buah terjadi akibat perputaran mesin perontok. Mesin perontok buah memiliki batang-batang penghubung yang diatur dengan interval yang sama.

c. Pelumatan pencacahan

Pelumatan dilakukan untuk memisahkan buah dengan biji serta memudahkan proses ekstraksi minyak. Pelumatan dilakukan dengan cara pengadukan buah oleh alat yang dilengkapi pisau berputar. Pada proses pelumatan ini ditambahkan air bersuhu 90 hingga 95 o C untuk mempermudah pemisahan buah dengan biji serta membuka kantong-kantong minyak sehingga dapat mengurangi kehilangan minyak. Suhu yang rendah menyebabkan minyak semakin kental sehingga menyulitkan ekstraksi minyak.

d. Ektraksi minyak

Ekstraksi adalah proses untuk memperoleh minyak dari daging buah mesokarp yang telah mengalami pencacahan. Proses ekstraksi dilakukan secara mekanis untuk mengeluarkan kandungan minyak. Daging buah yang telah dicacah dimasukkan ke dalam mesin pengepres ulir yang terdiri atas dua ulir yang berputar berlawanan dan dilengkapi dengan saringan pengepres. Buah yang telah lumat mengeluarkan minyak melalui lubang-lubang kecil. Selama proses ekstraksi ditambahkan air bersuhu 90-95 o C sebanyak 600-800 literjam untuk memudahkan ekstraksi minyak. Tekanan hidraulik pada mesin pengepres berkisar 40-50 kgcm 2 . Tekanan yang rendah menyebabkan proses ekstraksi minyak kurang maksimal.

e. Klarifikasi