Komponen dan Fungsi Darah
20
Komponen antioksidan endogenus meliputi Glutation GSH dan Se-glutation peroksidase
Fe-katalase Ubiquinol-10 Q
10
Mn, Cu,Zn-superoksida dismutase SOD Asam urat
Asam lipoat Hormon dengan aktivitas antioksidan melation, DHEA
Metal binding proteins seperti albumin Komponen antioksidan eksogenus
vitamin E dan C Vitamin A dan karotenoid
-karoten, likopen, lutein Se
Senyawa fitokimia yang memiliki aktivitas antioksidan Supplemen lain CoQ
10
, glutation, asam lipoat Antioksidan makanan BHA,BHT, propil galat, TBHQ
Status antioksidan menggambarkan keseimbangan antara sistem antioksidan dan prooksidan dalam tubuh organisme. Keseimbangan tersebut bersifat dinamik. Tubuh telah beradaptasi untuk
mengatasi ketidakseimbangan antara antioksidan dan prooksidan dengan mengembangkan sistem perbaikan yang melibatkan beberapa enzim seperti ligase, nuklease, polimerase, proteinase,
pospolipase dan sebagainya. Masalah serius akibat ketidakseimbangan antara antioksidan dan prooksidan dikenal dengan stres oksidatif. Stres oksidatif dapat timbul sebagai akibat tingginya
produksi radikal bebas dan ROS serta lemahnya sistem antioksidan karena rendahnya suplai antioksidan eksogenus dan produksi antioksidan endogenus. Stres oksidatif dapat menyebabkan
kerusakan sel dan hal tersebut dipercaya berkontribusi terhadap penuaan dan perkembangan penyakit kronis seperti penyakit jantung dan kanker Papas 1999b.
Status antioksidan dipengaruhi oleh asupan makanan yang mengandung antioksidan atau produksi antioksidan endogenus. Selain itu juga dipengaruhi oleh produksi radikal bebas dan ROS,
yang menyebabkan tingginya penggunaan antioksidan. Makanan dapat mempengaruhi status antioksidan secara langsung atau tidak langsung dengan cara positif atau negatif. Secara positif
dengan cara menyuplai antioksidan dan kofaktor yang dibutuhkan antioksidan endogenus yang menyebabkan sistem antioksidan menjadi kuat, namun disisi lain makanan juga dapat membawa
senyawa yang bersifat prooksidan seperti asam lemak tidak jenuh dan mineral seperti zat besi dan tembaga. Makanan mempengaruhi status antioksidan dengan berbagai cara. Termasuk jumlah, bentuk
senyawa kimia, kiralitas, absorpsi, bioavabilitas dan interaksi biokimia antara antioksidan dan faktor lain. Faktor selama penyimpanan, penanganan, proses dan pemasakan juga merupakan hal yang
penting.