Struktur Kimia dan Sumber Vitamin E

14 Asam retinoat memiliki fungsi penting sebagai vitamin A diantaranya adalah diferensiasi sel, berperan dalam embriogenesis, sintesis glikoprotein, imunitas, dan pertumbuhan. Retinol berperan penting dalam penglihatan dan reproduksi sel Thurnham 2007. Defisiensi vitamin A menghasilkan banyak perubahan pada mata. Ketika retinol dalam darah tidak cukup untuk menggantikan retinal pada siklus penglihatan, sel batang pada retina akan meregenerasi rodopsin lebih lambat. Kebutaan pada malam hari adalah gejala umum yang timbul sebagai akibat defisiensi vitamin A, selain itu bentuk gangguan lainnya yaitu bintik bitot dan xerosis. Bintik bitot dapat berlanjut menjadi keratomalasia yaitu pelunakan kornea. Perubahan yang terjadi pada mata dapat berlanjut pada xerophthalmia yang menyebabkan kebutaan permanen. Lebih lanjut defisiensi vitamin A menyebabkan perubahan pada kulit atau keratosis. Pada bayi dan anak-anak defisiensi vitamin A akan mempengaruhi pertumbuhan Bredbenner et al. 2009. Kebutuhan vitamin A setiap orang berbeda-berbeda tergantung dari umur dan jenis kelamin. Tabel 12 menunjukkan recommended dietary intake RDI vitamin A berdasarkan FAOWHO 1998. Tabel 12. Recommended dietary intake RDI vitamin A Umur dan Jenis Kelamin FAOWHO µg REhari 0-1 tahunbayi 350-500 1-6 tahun 400 7-12 tahun 500 Remaja 600 Laki-laki dewasa 600-900 Wanita dewasa 600-900 Hamil 700-800 Menyusui 850,1100,1300 Sumber : Thurnham 2007 Kelebihan vitamin A disebut sebagai hipervitaminosis A, muncul pada suplementasi pada waktu yang lama 5 hingga 10 kali lebih besar dari RDA vitamin A. Untuk mencegah efek berbahaya ditetapkan upper level vitamin A 3000 µghari. Tidak ada batas atas untuk karotenoid karena toksisitas vitamin A hanya dihasilkan dari kelebihan vitamin A bukan provitamin A. Kelebihan vitamin A dapat menyebabkan toksisitas akut, kronik, dan teratogenik. Toksisitas akut meliputi gangguan saluran pencernaan, sakit kepala, hilangnya penglihatan, dan rendahnya koordinasi otot. Toksisitas akut diantaranya menyebabkan kerusakan hati, pengurangan mineral tulang, koma dan sebagainya. Sementara toksisitas teratogenik menyebabkan keguguran, dan fetal malformations. Konsumsi karotenoid dalam jumlah besar tidak secara langsung menyebabkan toksisitas. Asupan karotenoid berlebih menyebabkan tingginya konsentrasi karotenoid di kulit sehingga kulit menjadi warna kuning atau hiperkarotemia Bredbenner et al. 2009. Thurnham 2007 menambahkan tingginya asupan karotenoid tidak berasosiasi dengan efek toksik. Namun ada kecemasan jika konsumsi dalam waktu yang lama -karoten bagi perokok yang dapat meningkatkan resiko kanker paru-paru.

E. VITAMIN E

a. Struktur Kimia dan Sumber Vitamin E

Vitamin E atau tokoferol pertama kali dideskripsikan oleh Evan dan Bishop sebagai nutrien essensial untuk reproduksi tikus. Secara kimia vitamin E adalah senyawa penangkap radikal bebas di dalam membran sel. Pengetahuan tentang vitamin E terus berkembang tidak hanya terlibat sebagai antioksidan, tetapi juga berperan penting dalam signal seluler, aktivitas enzim serta ekspresi gen Zingg Azzi 2006. Vitamin E merupakan vitamin larut lemak yang terdiri atas dua senyawa tocochromanol utama yaitu tokoferol dan tokotrienol. Kedua struktur tersebut merupakan turunan dari 6-hidroksi chroman. Kelompok tokoferol mempunyai rantai samping isoprena jenuh sedangkan tokotrienol tidak jenuh. Tokoferol tersusun atas cincin aromatik tersubstitusi oleh logam dan rantai panjang isoprenoid sebagai rantai samping Lehninger 1982. Secara alami vitamin E tersusun atas α-, -, -,dan δ- tokoferol dan tokotrienol. Menurut Sambanthamurthi et al. 2000 pada MSM terkandung vitamin E sebesar 600-1000 ppm, terdiri atas campuran tokoferol 18-22 dan tokotrienol 78-82. Tokotrienol utama dalam 15 minyak meliputi α–tokotrienol ββ, –tokotrienol 46, δ–tokotrienol 12. Kandungan vitamin E pada MSM dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Kandungan tokoferol dan tokotrienol pada MSM Tipe Prosentase α–tokoferol 21,5 –tokoferol 3,7 –tokoferol 3,2 δ–tokoferol 1,6 α–tokotrienol 7,3 –tokotrienol 7,3 –tokotrienol 43,7 δ–tokotrienol 11,7 Sumber : Basiron 2005 Tokoferol di alam dihasilkan dari kondensasi antara phytyldiphosphate dan homegentistic acid HGA. Selanjutnya diikuti oleh reaksi siklisasi dan metilisasi Zingg Azzi 006. Meskipun vitamin E secara alami tersebar luas di alam, tetapi kandungan pada setiap sumber vitamin akan sangat berbeda. Misalnya biji bunga matahari mengandung α-tokoferol yang tinggi 59,5 mgg, minyak kedelai mengandung -, δ dan α-tokoferol dengan berturut-turut kandungannya 62,4 mgg, 20,4 mgg dan 11,0 mgg minyak, sedangkan pada minyak sawit justru memiliki kandungan tokotrienol yang tinggi 17,2 mgg minyak dan tokoferol tinggi 18,3 mgg minyak Zingg Azzi 2006.Tabel 14 menunjukkan kandungan vitamin E pada minyak kelapa sawit. Tabel 14. Kandungan vitamin E pada minyak kelapa sawit Kandungan ppm Crude palm oil 600-1000 Crude palm olein 800-1000 Crude palm stearin 250-350 Palm fatty acis distillate 150-8500 RBD palm oil 356-630 RBD palm olein 80-100 Second press oil 1600-1800 Sumber: Shahidi 1999 Pada manusia, vitamin E diserap bersama dengan lemak dan getah empedu di dalam usus halus, dengan rata- rata efesiensi penyerapan adalah γ0. Baik α-, -, -,dan δ- tokoferol diambil secara seimbang tanpa dipilah-pilah. Tokoferol dibawa bersama-sama trigleserida, kolesterol, phospolipid dan apolipoprotein dengan chylomicron. Selanjutnya tokoferol didistribusikan ke berbagai jaringan dan hati. Konsentrasi vitamin E selalu dijaga pada jumlah tertentu dengan cara disimpan secara selektif atau dengan metabolisme spesifik tehadap semua bentuk tokoferol. Hasil metabolisme tokoferol juga dapat berperan sebagai senyawa bioaktif yang dapat berikatan dengan faktor transkripsi, signal membran, dan enzim. Dua senyawa utama hasil metabolisme tokoferol yang dikenal sebagai simon metabolites asam tokopheronic dan tokopheronolactone telah dilaporkan untuk mendemonstrasikan peran antioksidan α-tokoferol secara in vivo. Metabolit tersebut dikeluarkan melalui urin dalam bentuk glucuronides atau sulfat. Konsentrasi vitamin E yang tinggi telah dilaporkan berada dalam organel sel seperti badan golgi, lisosom dan mitokondria. Sebagian besar α-tokoferol ditemukan dalam fraksi mitokondria dan retikulum endoplasma serta ditemukan sedikit pada sitoplasma dan peroksisom. Pada mitokond ria α- tokoferol ditemukan pada membran dalam sebesar 83,7 dan membran luar 14,3. Selama beberapa dekade terakhir telah ditemukan beberapa protein yang berikatan dengan tokoferol yang memegang peranan penting dalam distribusi senyawa tersebut. Protein ini dikenal sebagai tocopherol-binding protein TBP. Di dalam plasma manusia, rata- rata konsentrasi α-tokoferol adalah 22-28 µM. Konsentrasi ini 10- 100 kali lebih tinggi jika dibandingkan dengan -tokoferol β,5 µM dan δ-tokoferol 0,3 µM. Di dalam jaringa n tubuh konsentrasi α-tokoferol tertinggi ditemukan pada jaringan adiposa 150 µgg jaringan dan dalam kelenjar adrenal 132 µgg jaringan. Pada organ lainnya seperti ginjal, hati, dan 16 jantung berkisar antara 7-40 µgg jaringan. Sementara pada sel darah merah atau eritrosit konsentrasi α-tokoferol relatif rendah 2 µgg jaringan Zingg Azzi 2006.

b. Stabilitas Vitamin E