Sikap SIKAP DAN PERILAKU MENGKONSUMSI

24 Tabel 18. Hasil analisis logam berat MSMn Parameter Hasil Pemeriksaan MSM mgkg Metode Timbal Pb 0,030 APHA ed. 21 th 3111 B 2005 Air Raksa Hg 0,001 APHA ed. 21 th 3111 B 2005 Cadmium Cd 0,005 APHA ed. 21 th 3111 B 2005 Crom Heksavalent Cr 6+ 0,011 APHA ed. 21 th 3500 Cr B 2005 Total Crom 0,011 APHA ed. 21 th 3111 B 2005 Arsen As 0,002 APHA ed. 21 th 3111 B 2005 Tembaga Cu 0,015 APHA ed. 21 th 3111 B 2005 Sumber : Zakaria et al. 2011 Berdasarkan hasil analisis kimia logam berat Tabel 18, MSMn memiliki kandungan logam berat jauh di bawah standar SNI 01-3741-2002 untuk minyak makan Tabel 19. Data tersebut menunjukkan keamanan produk MSMn. Keamanan produk juga didukung oleh data kadar bilangan peroksida yang tidak terdeteksi atau nol. Meskipun demikian kandungan asam lemak bebas pada MSMn masih lebih tinggi bila dibandingkan dengan kandungan asam lemak bebas pada minyak goreng standar yaitu tidak lebih dari 5. Asam lemak bebas yang lebih tinggi tidak menimbulkan efek yang berbahaya bagi konsumen, karena pada dasarnya lemak yang dikonsumsi manusia akan dicerna dan diserap dalam bentuk asam lemak bebas. Kadar asam lemak bebas yang tinggi, dapat merusak kualitas rasa produk pangan karena dapat mengalami oksidasi menjadi senyawa peroksida yang menimbulkan ketengikan. Pada MSMn, walaupun asam lemak bebas terdapat dalam jumlah yang banyak, tetapi tidak terdapat bilangan peroksida sebagai hasil oksidasi karena tingginya senyawa karotenoid sebagai antioksidan Zakaria et al. 2011. Tabel 19. Standar minyak goreng berdasarkan SNI 01-3741-2002 Karakteristik Kimia Mutu I Mutu II Bilangan asam mg KOHg minyak Maks. 0,6 Maks. 2 Kadar air bb Maks. 0,1 Maks. 0,3 Timbal Pb mgkg Maks. 0,1 Maks. 0,1 Timah Sn mgkg Maks. 40 Maks. 40 Air Raksa Hg mgkg Maks. 0,05 Maks. 0,05 Tembaga Cu mgkg Maks. 0,1 Maks. 0,1 Arsen As mgkg Maks. 0,1 Maks. 0,1 Sumber : Badan Standar Nasional

J. SIKAP DAN PERILAKU MENGKONSUMSI

a. Sikap

Kata sikap atau “ attitude” berasal dari bahasa latin yaitu “aptus” yang berarti kecocokan atau penyesuaian. Smith dan Mackie 2000 mendefinisikan sikap sebagai gambaran kognitif yang meringkas evaluasi individu terhadap orang pada khususnya, grup, sesuatu, perbuatan atau ide. Solomon et al. 2006 menambahkan evaluasi individu dapat juga terhadap iklan dan issues. Evaluasi individu dapat menyenangkan, netral, atau tidak menyenangkan, yang menghasilkan pada hal positif, netral, dan negatif. Hal ini dapat menyebabkan perbedaan sikap seseorang dalam hal intensitas, yang merefleksikan evaluasi apakah moderat atau ekstrim. Sikap dipelajari dan memiliki kecenderungan tetap untuk mengevaluasi seseorang, kejadian, atau situasi pada cara tertentu dan untuk bertindak sesuai dengan evaluasi tersebut Zanden 1984. Sikap dapat memiliki arah yang positif dan memiliki arah negatif. Sikap positif membuat yang bersangkutan cenderung semakin mendekat kepada objek sikap, sementara sikap negatif membuat yang bersangkutan menjauhi objek sikap Newcomb et al. 1978. Orang-orang membentuk sikap karena sikap tersebut berguna dalam mengetahui keadaan lingkungan sosial dan penting dalam mengekspresikan hubungan dengan lainnya. Sikap dibentuk dari tiga informasi dasar yaitu 1 kepercayaan terhadap karakteristik objek baik positif atau negatif, 2 25 perasaan dan emosi terhadap suatu objek, dan 3 informasi tentang perbuatan sebelum dan sesudah terhadap suatu objek. Ketika suatu sikap terbentuk, hal tersebut sudah bisa mewakili suatu objek Smith Mackie 2000. Sebuah sikap terbentuk melalui beberapa cara. Sikap dapat terjadi pada kondisi klas ik, seperti pada nama pepsi yang dipasangkan dengan slogan berulang “You’re in the pepsi generation …” yang mudah diingat. Sikap juga dapat terbentuk melalui kondisi instrumental dimana sikap konsumsi terhadap suatu objek diperkuat misalnya “Pepsi quenches the thirst”. Selanjutnya sikap dapat muncul dari proses kognitif yang sangat kompleks. Sebagai contoh, seorang anak remaja dapat menjadi model perilaku bagi temannya dan sebagai publik figur yang meminum pepsi Solomon et al. 2006. Sebagian besar para ahli psikologi menyatakan sikap memiliki tiga komponen yaitu komponen afektif affective, komponen perilaku behavior, dan komponen kognitif cognition. Komponen afektif berhubungan dengan perasaan dan emosi yang merepresentasikan secara aktual tentang objek, kejadian, atau situasi tertentu pada diri individu. Komponen perilaku berhubungan dengan kecenderungan atau watak untuk bertindak dengan cara tertentu dengan mengacu pada beberapa objek, kejadian, atau situasi tertentu. Sementara komponen kognitif berhubungan dengan cara kita menerima sebuah objek, kejadian, atau situasi pikiran, kepercayaan dan ide tentang sesuatu Zanden 1984. Ketiga komponen tersebut lebih dikenal sebagai model tiga komponen sikap atau ABC model of attitude Solomon et al. 2006. Sikap memiliki beberapa fungsi. Seorang psikolog bernama Daniel Katz telah mengembangkan teori fungsi sikap untuk menjelaskan bagaimana sikap memfasilitasi perilaku sosial. Berikut ringkasan teori tersebut. a. Fungsi manfaat utilitarian function. Fungsi manfaat berelasi dengan prinsip dasar dari penghargaan reward dan hukuman punishment. Kita mengembangkan beberapa sikap terhadap produk secara sederhana jika produk tersebut memberikan kesenangankenikmatan atau sebaliknya. Sebagai contoh jika seseorang menyukai cheeseburger, maka orang tersebut akan mengembangkan sikap positif terhadap cheeseburger Solomon et al.. 2006. Manusia secara alamiah pada dasarnya ingin memaksimalkan penghargaan dan meminimalkan hukuman. Manusia mengembangkan sikap untuk mencapai kedua tujuan tersebut Zanden 1984. b. Fungsi menyatakan nilai ekspresi value-expressive function. Sikap yang ditunjukkan oleh fungsi ini mengekspresikan nilai sentral atau nilai konsumen itu sendiri terhadap suatu produk. Sikap yang terbentuk bukan karena keuntungan objektif yang diberikan produk tetapi karena apa yang dikatakan produk tentang konsumen. fungsi nilai ekspresi lebih cocok digunakan untuk menganalisis gaya hidup, dimana konsumen membudayakan sebuah aktivitas golongan, minat dan pendapat untuk mengekspresikan identitas sosial secara khusus. c. Fungsi pertahanan ego ego-defensive function. Sikap yang dibentuk untuk melindungi seseorang dari ancaman luar atau perasaan internal menunjukkan fungsi pembelaan ego. Sebuah studi pemasaran menunjukkan bahwa ibu rumah tangga pada tahun 1950an menolak menggunakan kopi instan karena hal tersebut mengancam konsep mereka sebagai pengurus rumah tangga yang mampu mengatur segala sesuatunya. d. Fungsi pengetahuan knowledge function. Beberapa sikap dibentuk sebagai hasil dari pemenuhan kebutuhan akan perintah, struktur atau makna. Kebutuhan ini sering timbul ketika seseorang berada pada situasi ambigu atau dihadapkan pada produk baru. Sebuah sikap dapat memberikan beberapa fungsi, namun dalam banyak kasus khusus satu fungsi akan muncul sebagai fungsi yang dominan. Dengan mengidentifikasi fungsi dominan yang 26 timbul pada suatu produk oleh konsumen, seorang pemasar dapat menekankan keuntungan yang disediakan produk dalam komunikasi dan packaging produk tersebut Solomon et al. 2006. Sikap seseorang terhadap suatu objek dapat mengarahkan seseorang untuk bertindak. Demikian sikap ibu tentang gizi, kesehatan, dan pengasuhan yang baik atau positif merupakan dorongan bagi ibu untuk melakukan pengasuhan termasuk pemberian makanan dengan baik pula, yang pada akhirnya membentuk pola konsumsi pangan anak yang baik Madanijah 2003.

b. Perilaku