4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. KELAPA SAWIT
Kelapa sawit terdiri dua spesies, yang pertama yaitu Elais guinensis yang berasal dari Afrika Barat diantara Angola dan Gambia, tanaman ini pertama kali diperkenalkan di Brazil dan negara
tropis lainnya pada abad ke-15 oleh bangsa portugis. Tanaman ini dibawa ke Indonesia oleh bangsa Belanda pada abad ke-19 dan dikembangkan di Bogor pada tahun 1984. Spesies kedua yaitu Elais
oleifera yang berasal Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Spesies ini memiliki kandungan asam oleat dan linoleat yang lebih tinggi dan kandungan asam palmitat yang lebih rendah pada
mesokarpnya.
Tanaman kelapa sawit Elaeis guinensis Jacq adalah tanaman golongan monokotil yang termasuk ke dalam famili palmae. Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik pada daerah berikilim
tropis dengan curah hujan 2000 mmtahun dengan kisaran suhu 22-32
o
C. Masa berbuah kelapa sawit setelah berumur 2,5 tahun dan pemanenan didasarkan pada saat kadar minyak mesokarp mencapai
maksimum dan kandungan asam lemak bebas minimum, yaitu pada saat buah mencapai tingkat kematangan dengan ciri-ciri buah yang lepas atau jatuh sekurang-kurangnya 5-10 buah pertandan
Hartley 1977. Klasifikasi ilmiah kelapa sawit dapat di lihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Klasifikasi ilmiah kelapa sawit Klasifikasi Ilmiah
Kingdom Plantae
Divisi Magnoliophyta
Kelas Liliopsida
Ordo Arecales
Famili Arecaceae
Genus Elais Jacq.
Sumber : Ketaren 2005
Ketaren 2005 menyatakan ada empat macam varietas kelapa sawit berdasarkan ketebalan tempurung sebagaimana tertera pada Tabel 2.
Tabel 2. Varietas kelapa sawit berdasarkan ketebalan tempurung Tipe
Tebal tempurung mm Bentuk buah
Mocrocarya Tebal sekali 5
Tidak teratur Dura
Tebal 3-5 Penampang bulat
Tenera Sedang 2-3
Penampang bulat Pisifera
Tipis Penampang bulat
Berdasarkan warna kulit buah setelah masak, Ketaren 2005 membagi kelapa sawit ke dalam tiga varietas yaitu Nigrescents berwarna merah kehitaman, varietas Verescens berwarna merah terang
dan varietas Albecens berwarna hitam. Secara anatomi, bagian buah kelapa sawit terdiri atas perikarp dan biji. Perikarp tersusun oleh
epikarp dan mesokarp. Epikarp merupakan kulit buah yang licin dan keras, sedangkan mesokarp adalah daging buah yang berserabut dan mengandung minyak dengan rendemen tinggi. Biji tersusun
oleh endokarp, endosperm dan lembaga embrio. Endokarp adalah tempurung kulit biji yang berwarna hitam dan keras, sedangkan endosperm adalah daging biji yang berwarna putih dan dari bagian ini
dihasilkan minyak inti sawit.
5
Gambar 1. Kelapa sawit
Netfirms 2005
Pemanenan kelapa sawit dilakukan pada saat kadar minyak mesokarp maksimum dan kandungan asam lemak bebas minimum. Pembentukan minyak mulai terjadi pada buah berumur 16
minggu. Kadar lemak akan menurun sampai umur 20 minggu. Jadi sebaiknya panen dilakukan pada saat buah berumur 15-16 minggu karena kadar lemak maksimum dan tidak terjadi peningkatan asam
lemak bebas Muchtadi 1992. Kriteria kematangan dapat dilihat dari warna kulit buah yang rontok dari setiap tandan. Kenaikan jumlah buah yang rontok 5-74 menunjukkan kenaikan kandungan
minyak pada mesokarp sebesar 5 dan asam lemak bebas meningkat 0,5 menjadi 2,9 Ketaren 2005.
Indonesia merupakan salah satu produsen minyak sawit terbesar di dunia. Pada tahun 2005, luas areal Perkebunan Rakyat PR sekitar 2.202 ribu ha 40,44, Perkebunan Negara PBN 630
ribu ha 11,58 dan Perkebunan Besar Swasta PBS 2.613 ha 47,98. PR memberi andil produksi minyak sawit mentah MSMn sebesar 3.874 ribu ton 31,11 dengan produktivitas 2,86 tin
MSMnha, PBN sebesar 2.050 ribu ton 16,46 dengan produktivitas 3,57 ton MSMha, dan PBS sebesar 6.528 ribu ton 52,43 dengan produktivitas 3,51 ton MSMnha BPPP 2007. Tahun 2008
Indonesia memproduksi minyak sawit sebesar 18 juta ton, sementara pada tahun 2009 memproduksi MSMn lebih dari 18 juta ton, dan menjadi pengekpor minyak sawit utama di dunia bersama dengan
Malaysia POGDC 2011.
B. MINYAK SAWIT MENTAH MSMn