Klarifikasi MINYAK SAWIT MENTAH MSMn

6

b. Perontokan

Perontokan memiliki tujuan untuk memisahkan tandan dengan buah. Proses perontokan buah terjadi akibat perputaran mesin perontok. Mesin perontok buah memiliki batang-batang penghubung yang diatur dengan interval yang sama.

c. Pelumatan pencacahan

Pelumatan dilakukan untuk memisahkan buah dengan biji serta memudahkan proses ekstraksi minyak. Pelumatan dilakukan dengan cara pengadukan buah oleh alat yang dilengkapi pisau berputar. Pada proses pelumatan ini ditambahkan air bersuhu 90 hingga 95 o C untuk mempermudah pemisahan buah dengan biji serta membuka kantong-kantong minyak sehingga dapat mengurangi kehilangan minyak. Suhu yang rendah menyebabkan minyak semakin kental sehingga menyulitkan ekstraksi minyak.

d. Ektraksi minyak

Ekstraksi adalah proses untuk memperoleh minyak dari daging buah mesokarp yang telah mengalami pencacahan. Proses ekstraksi dilakukan secara mekanis untuk mengeluarkan kandungan minyak. Daging buah yang telah dicacah dimasukkan ke dalam mesin pengepres ulir yang terdiri atas dua ulir yang berputar berlawanan dan dilengkapi dengan saringan pengepres. Buah yang telah lumat mengeluarkan minyak melalui lubang-lubang kecil. Selama proses ekstraksi ditambahkan air bersuhu 90-95 o C sebanyak 600-800 literjam untuk memudahkan ekstraksi minyak. Tekanan hidraulik pada mesin pengepres berkisar 40-50 kgcm 2 . Tekanan yang rendah menyebabkan proses ekstraksi minyak kurang maksimal.

e. Klarifikasi

Proses ekstraksi menghasilkan rata-rata 66 minyak, 24 air dan 10 padatan Basiron 2005. Klarifikasi adalah proses pembersihan minyak yang bertujuan untuk mengeluarkan air dan kotoran dari minyak, memperkecil kerusakan minyak akibat oksidasi, memperkecil kehilangan minyak dan menekan biaya produksi, serta mempermudah pengolahan limbah. Klarifikasi terdiri atas beberapa tahapan proses, yaitu pemisahan kotoran berupa serabut dan lumpur, pemisahan minyak dengan air, pengambilan minyak yang terdapat pada lumpur serta pembersihan. Pembersihan kotoran berupa serabut dilakukan dengan saringan getar, pemisahan kotoran berupa lumpur dilakukan dengan decanter, pemisahan minyak dan air dilakukan pada tangki pengendapan, sedangkan pembersihan minyak dilakukan pada alat pembersihan minyak oil purifier. Minyak hasil ekstraksi ditampung pada tangki perangkap pasir, tangki tersebut digunakan untuk memisahkan pasir dengan minyak. Pemisahan pasir terjadi akibat perbedaan berat jenis antara pasir, minyak dan air dengan pemberian uap panas pada tangki perangkap pasir. Minyak selanjutnya dialirkan pada saringan getar yang bertujuan untuk memisahkan benda-benda padat pada minyak. Minyak yang telah disaring dialirkan ke dalam decanter, pada alat ini terjadi pemisahan kotoran berupa lumpur dengan cara sentrifuse 6000 rpm, pada proses tersebut digunakan air panas sebagai pengencer. Lumpur yang masih terdapat pada minyak selanjutnya dipisahkan berdasarkan berat jenis. Air yang terkandung pada minyak dihilangkan dengan alat pengering hampa agar minyak tidak mudah terhidrolisis. Minyak yang diperoleh berupa MSMn selanjutnya ditimbang dan disimpan di dalam tangki penyimpanan. Lumpur yang masih mengandung minyak dari tangki pengendap 7 dialirkan ke dalam tangki lumpur. Cairan lumpur hasil klarifikasi yang masih mengandung minyak tersebut ditampung sementara di bak penampungan untuk di daur ulang. Proses pengolahan kelapa sawit hingga menjadi MSMn dapat dilihat pada Gambar 2. MSMn mempunyai karakter yang belum layak makan, karena masih mengandung air, serat mesokarp, asam lemak bebas, fosfolipid dan senyawa fosfatida lainnya, logam, dan juga berbagai macam produk hasil oksidasi, bau dari senyawa volatil, warna yang pekat, dan banyaknya komponen padatan serta senyawa lain yang terlarut menyebabkan perlunya dilakukan langkah pemurnian Ketaren 2005. Gambar 2. Diagram alir proses pengolahan kelapa sawit Yuliawan 1997 MSMn terdiri dari gliserida yang tersusun rangkaian asam lemak. Asam lemak penyusun dalam MSMn bervariasi dari panjang rantai karbon 12 hingga 20. Dari asam lemak tersebut sekitar 50 asam lemak jenuh dan 50 tidak jenuh Basiron 2005. Sebagian besar komponen asam lemak tersebut dalam bentuk trigliserida dengan sebagian kecil digliserida dan monogliserida. MSMn juga mengandung komponen lainnya seperti asam lemak bebas dan nongliserida. Komponen nontrigliserida pada MSMn menyebabkan bau dan rasa tidak enak pada minyak, berpengaruh terhadap rasa pada minyak, dan mempercepat ketengikan pada minyak. Oleh karena itu, kandungan komponen nontrigliserida yang terlalu tinggi pada minyak dapat mempersingkat umur simpan minyak Choo et al. 1994. Pengetahuan tentang asam lemak penyusun struktur trigliserida pada MSMn penting untuk menentukan karakteristik fisik dari minyak. Titik leleh dari suatu trigliserida sangat tergantung dari struktur dan posisi dari asam lemak penyusunnya Basiron 2005. Wujud minyak dan lemak tergantung komposisi asam lemak penyusunnya. Minyak yang berwujud padat pada suhu kamar karena banyak mengandung asam lemak jenuh, misalnya asam palmitat dan stearat yang mempunyai titik cair tinggi pada suhu kamar. Minyak kelapa sawit adalah lemak semi padat yang mempunyai komposisi tetap Ketaren 2005. Komposisi asam lemak pada kelapa sawit dapat dilihat pada Tabel 3. Perebusan tanda buah Perontokanpemipilan Pelumatanpencacahan Ekstraksi minyak Pemisahan pasir, serabut, lumpu dan air Minyak Pembersihan minyak Pengeringan minyak CPO minyak Lumpur Pemisahan lumpur Pembersihan lumpur Minyak mengandung lumpur 8 Tabel 3. Komposisi asam lemak kelapa sawit Panjang atom C Prosentase Rata-rata Range 12:0 0,23 0,1-1,0 14:0 1,09 0,9-1,5 16:0 44,02 41,8-46,8 16:1 0,12 0,1-0,3 18:0 4,54 4,2-5,1 18:1 39,15 37,3-40,8 18:2 10,12 9.1-11,0 18:3 0,37 0-0,6 20:0 0,38 0,2-0,7 Sumber : Basiron 2005 Komposisi asam lemak tersebut bisa bervariasi pada setiap negara karena pengaruh geografi. Sebagai contoh adalah perbedaan komposisi asam lemak palmitat dan stearat pada Tabel 4. Tabel 4. Prosentase beberapa asam lemak pada CPO pada beberapa negara Asam lemak Negara Zaire Indonesia Malaysia Palmitat 41-43 46-50 46-51 Stearat 4,4-6,3 2,0-4,0 1,5-3,5 Sumber : Sambanthamurthi et al. 2000 Seperti semua minyak, trigliserida merupakan komponen utama dalam MSMn. Lebih dari 95 minyak sawit terdiri atas campuran trigliserida seperti molekul gliserol yang diesterifikasi dengan tiga asam lemak. Selain komponen mayor dalam MSMn juga terdapat komponen minor. Komponen minor ini tersusun atas dua grup. Grup pertama adalah turunan asam lemak seperti gliserida parsial mono- dan diacylglycerol, Fosfatida, ester, dan sterol. Grup kedua adalah senyawa yang secara kimia tidak berelasi dengan asam lemak seperti hidrokarbon, alkohol aliphatic, sterol bebas, pigmen dan mikromineral Sambanthamurthi et al. 2000. Kandungan komponen minor pada MSMn ditunjukkan oleh Tabel 5. Tabel 5. Komponen minor pada MSMn Komponen minor Konsentrasi ppm Karotenoid 500-700 Tokoferol dan tokotrienol 600-1000 Sterol 326-527 Fosfolipid 5-130 Triterpen alkohol 40-80 Metil sterol 40-80 Squalen 200-500 Alkohol alifatik 100-200 Hidrokarbon alifatik 50 Sumber: Choo et al. 1994 Minyak kelapa sawit terdiri dari dua fraksi, fraksi cair disebut dengan olein sedangkan fraksi padat disebut dengan stearin. Untuk memisahkan kedua fraksi dilakukan fraksinasi, proses fraksinasi berdasarkan titik beku dari kedua jenis fraksi tersebut. Karakteristik stearin dan olein ditunjukkan oleh Tabel 6. Tabel 6. Karekteristik stearin dan olein MSMn Karekteristik Olein Stearin Titik cair o C 21,6 44,5-56 Bilangan iod 58 21,6-49,4 Sumber : Bernadini 1983 Setiap fraksi pada kelapa sawit mengandung karotenoid yang berbeda-beda. Besarnya kandungan pada setiap fraksi ditunjukkan oleh Tabel 7. 9 Tabel 7. Kandungan karotenoid pada berbagai fraksi kelapa sawit Fraksi Ppm Crude palm oil 630-700 Crude palm olein 680-760 Crude palm stearin 380-540 Residual oil from fiber 4000-6000 Second-pressed oil 1800-2400 Sumber : Choo et al. 1994 Olein hasil fraksinasi MSMn umumnya digunakan sebagai minyak goreng. Olein mempunyai sifat yang tahan terhadap oksidasi dan mempunyai umur simpan yang lama sebagai produk jadi. Stearin pada umumnya digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan shortening, margarin dan pasta Ketaren 2005. Tabel 8. Komposisi asam lemak olein kelapa sawit Asam Lemak Atom C Komposisi Laurat C12:0 0,1-0,5 Miristat C14:0 0,9-1,4 Palmitat C16:0 38,2-49,2 Stearat C18:0 3,7-4,8 Oleat C18:1 39,8-43,9 Linoleat C18:2 10,4-13,4 Komponen lain 0,1-0,6 Sumber : Beare-Roger et al. 2001 Stearin memiliki sifat plastis. Hal utama yang menyebabkan stearin mempunyai sifat plastis dan beku pada suhu ruang adalah tingginya kandungan asam lemak palmitat. Distribusi asam lemak pada olein dan stearin dapat dilihat pada Tabel 8 dan 9. Tabel 9. Komposisi asam lemak stearin kelapa sawit Asam Lemak Atom C Komposisi Laurat C12:0 0,1 Miristat C14:0 0,3 Palmitat C16:0 55,2 Stearat C18:0 5,3 Oleat C18:1 29,5 Linoleat C18:2 8,0 Linolenat C18:3 0,2 Arakhidat C20:0 0,3 Sumber : Beare-Roger et al. 2001 Minyak sawit mentah MSMn merupakan salah sumber karotenoid alami terkaya. Tubuh manusia menggunakan karotenoid sebagai vitamin A. Beberapa studi telah mengilustrasikan bahwa minyak sawit merah MSM merupakan bahan pangan yang kaya akan senyawa antioksidan larut lemak seperti karotenoid sebagian besar alfa- dan beta-karoten, likopen, vitamin E dalam bentuk α-, - , δ- tokotrienol dan tokoferol dan ubiquinon sebagian besar koenzim Q10 Ebong et al. 1999, Edem 2002, Van Rooyen et al. 2008. Karotenoid juga memperkuat fungsi sistem imun melalui berbagai mekanisme dan mengimprovisasi kesehatan kardiovaskular, serta melindungi sel dan jaringan dari kerusakan akibat radikal bebas. Minyak sawit juga merupakan sumber vitamin E terkaya bila dibandingkan dengan sumber lainnya. Vitamin E di dalam minyak sawit terdapat dalam bentuk α- , -, -, δ-tokoferol dan tokotrienol. Tokotrienol telah ditemukan sebagai antioksidan dan memiliki aktivitas antikanker. Aktivitas antioksidan vitamin E membawa beberapa manfaat yang baik bagi tubuh manusia di antaranya mencegah penuaan kulit, mencegah oksidasi lipid, dan mengurangi tekanan darah. Studi pada manusia menunjukkan bahwa tokotrienol kelapa sawit memiliki kemampuan menghalangi balik dari carotid arteri dan agregasi platelet, dengan cara demikian tokotrienol mengurangi resiko stroke, arteriosklerosis, dan penyakit hati. Fraksi kaya akan tokotrienol 10 minyak sawit mampu melindungi otak dari kerusakan oksidatif. Kemampuan antioksidan dari gamma tokotrienol dapat mencegah perkembangan dari peningkatan tekanan darah dengan cara mengurangi peroksida lipid dan memperkuat status antioksidan termasuk aktivitas superoksida dismutase Mukherjee Mitra 2009. Hasil penelitian Subekti 1997 menunjukkan bahwa pemberian minyak sawit mentah sebesar 7,35 gramkg pada ransum tikus mampu meningkatkan secara signifikan enzim katalase pada plasma tikus dan peningkatan tersebut merupakan peningkatan paling tinggi bila dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Hal tersebut menunjukkan minyak sawit mentah sangat efektif dalam menangkal efek toksik malathion. Hasil proliferasi limfosit hampir sama dengan perlakuan lainnya yang menandakan bahwa minyak sawit kasar hampir sama kekuatannya dengan gabungan vitamin A, E, dan C Subekti 1997.

C. KAROTENOID