48
Tabel 29. Cara mengkonsumsi Produk SawitA setelah sosialisasi 2 bulan n=75 Cara Konsumsi Produk
Jumlah Responden Langsung dimakan
1 1,3 Dikecrotkan ke makanan
18 24 Untuk menumis sayur
63 84 Untuk nasi goreng
59 78,7 Untuk nasi uduk
3 4 Untuk nasi kuning
3 4 Untuk campuran kue
11 14,7 Lainnya
37 49,7
C. KAPASITAS ANTIOKSIDAN RESPONDEN
1. Kapasitas Antioksidan Plasma
Studi tentang interaksi antara makanan, ekspresi gen, variasi genetik, kesehatan, dan penyakit saat ini telah banyak dikembangkan oleh berbagai kalangan. Hal ini dikenal sebagai nutrigenomik,
dimana salah satu fokus disiplin tersebut yaitu melihat interaksi antara makanan dengan variasi genetik yang pada akhirnya berdampak pada kesehatan.
Timbulnya penyakit degeneratif salah satunya disebabkan oleh stres oksidatif. Pada kondisi ini terjadi ketidakseimbangan antara komponen antioksidan dan senyawa radikal bebas di dalam tubuh.
Senyawa radikal bebas di satu sisi memiliki dampak yang menguntungkan misalnya terlibat dalam aktivasi fagosit dan dalam regulasi pertumbuhan sel serta sinyal intraseluler apabila diproduksi pada
tempat dan waktu yang tepat. Di sisi lain senyawa ini sangat berbahaya karena bersifat sangat reaktif dan menyerang molekul terdekat seperti lipid, protein, dan DNA yang pada akhirnya menimbulkan
kerusakan molekul tersebut Papas 1999 a. Stres oksidatif dapat timbul sebagai akibat tingginya produksi senyawa radikal bebas atau
reactive oxygen species dan atau lemahnya sistem pertahanan antioksidan tubuh yang disebabkan oleh rendahnya asupan antioksidan eksogenus atau lemahnya produksi antioksidan endogenus
Papas 1999 a. Dengan melihat hal tersebut, asupan makanan yang kaya akan antioksidan sangat diperlukan oleh tubuh.
Produk SawitA adalah bahan makanan yang kaya akan antioksidan karena kandungan karotenoid dan vitamin E yang tinggi. Untuk melihat pengaruh pemberian Produk SawitA terhadap
antioksidan responden, maka dilakukan analisis antioksidan total pada plasma darah 35 responden dari tiga desa yang menjadi sasaran program Produk SawitA yaitu desa Babakan, Sukadamai, dan
Dramaga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi kenaikan total antioksidan plasma pada responden
setelah mengkonsumsi Produk SawitA selama kurang lebih dua bulan. Rata-rata konsumsi Produk SawitA oleh responden adalah 4 mloranghari. Jumlah tersebut sudah mampu meningkatkan total
antioksidan plasma. Adapun profil antioksidan plasma pada ketiga desa sebagai berikut.
a. Antioksidan total Desa Babakan
Responden dalam analisis total antioksidan plasma dari Desa Babakan berjumlah 11 orang. Semua responden merupakan perempuan. Gambar 12 menjelaskan bahwa total antioksidan plasma
responden sebelum dilakukan pemberian Produk SawitA memiliki konsentrasi dengan range 0,199- 0,305 mM sampel plasma dan rata-rata konsentrasi total antioksidan adalah 0,247 mM. Dengan
melihat gambar tersebut dapat dilihat bahwa total antioksidan responden sebelum diberi Produk
49
SawitA sangat bervariasi. Variasi total antioksidan responden disebabkan oleh banyak faktor, di antaranya jenis makanan yang dikonsumsi, keadaan psikologi dan emosional, lingkungan tempat
tinggal dan kebiasaan hidup, serta faktor lainnya Papas 1999 a. Total antioksidan plasma responden mengalami peningkatan setelah mengkonsumsi Produk
SawitA. Total antioksidan plasma terendah pada responden setelah mengkonsumsi produk meningkat dari konsentrasi 0,199 mM menjadi 0,275 mM, sementara total antioksidan maksimum meningkat dari
konsentrasi 0,305 mM menjadi 0,373 mM dengan rata-rata 0,315 mM setelah konsumsi. Bila dibandingkan dengan kedua desa lainnya total antioksidan Desa Babakan menduduki urutan pertama
berdasarkan rata-rata total konsentrasi antioksidan terbesar. Berdasarkan hasil uji-t terdapat perbedaan signifikan terhadap konsentrasi antioksidan sebelum konsumsi dan setelah konsumsi P = 0,000 pada
taraf kepercayaan 95.
Sebelum mM Sesudah mM
Rataan±SD 0,247±0,046
0,315±0,033 Minimum-maximum
0,199-0,305 0,275-0,373
Gambar 12. Antioksidan total responden Desa Babakan
b. Antioksidan total Desa Sukadamai
Responden dari Desa Sukadamai berjumlah 13 orang. Hasil penelitian total antioksidan plasma desa tersebut tertera pada Gambar 13. Pada gambar dapat dilihat bahwa sebagian besar total
antioksidan total responden mengalami peningkatan setelah mengkonsumsi Produk SawitA. Antioksidan total sebelum mengkonsumsi produk memiliki konsentrasi terkecil 0,112 mM dan
terbesar 0,285 mM dengan rata-rata 0,218 mM. Setelah mengkonsumsi Produk SawitA terjadi peningkatan total antioksidan plasma responden. Peningkatan total antioksidan berkisar dari 0,112
mM menjadi 0,268 mM. Sementara total antioksidan plasma maksimum meningkat dari 0,285 mM menjadi 0,338 mM setelah mengkonsumsi, dengan rata-rata total antioksidan adalah 0,298 mM. Jika
dibandingkan dengan kedua desa lainnya, rata-rata peningkatan total antioksidan desa sukadamai menduduki urutan terkecil setelah Desa Dramaga. Hal ini dapat dipengaruhi oleh banyak faktor,
diantaranya kondisi psikologi, penyakit, serta jenis makanan lainnya yang dikonsumsi responden pada ketiga desa tersebut. Berdasarkan uji-t dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan yang signifikan total
antioksidan plasma responden sebelum dan sesudah konsumsi Produk SawitA P=0,001 pada taraf kepercayaan 95.
0,000 0,050
0,100 0,150
0,200 0,250
0,300 0,350
0,400
P1A P1B P1C P1D P1E PIF P1G P1H P1I P1J P1K T
o ta
l a n
ti o
k si
d a
n P
la sm
a m
M
Responden
Sebelum intervensi Setelah intervensi
50
Sebelum mM Sesudah mM
Rataan±SD 0,218±0,0607
0,298±0,024 Minimum-maksimum
0,112-0,286 0,268-0,338
Gambar 13. Antioksidan total responden Desa Sukadamai
c. Antioksidan total Desa Dramaga