Kapasitas antikosidan eritrosit Desa Babakan Kapasitas antikosidan eritrosit Desa Sukadamai

54

2. Kapasitas Antioksidan Eritrosit

Sel darah merah atau eritrosit merupakan bagian penting dari sistem sirkulasi atau peredaran. Sel ini memiliki tanggung jawab utama sebagai pengangkut molekul oksigen dan karbon dioksida, kemudian mengedarkannya ke jaringan tubuh atau membuangnya keluar tubuh. Seperti sel lainnya eritrosit diselubungi oleh membran fosfolipid bilayer yang tersusun atas lipid dan protein. Eritrosit mudah mengalami oksidasi disebabkan oleh kandungan asam lemak tak jenuh yang tinggi. Senyawa oksigen reaktif yang terdapat pada plasma, sitosol, dan membrane sel dapat bereaksi dengan membrane eritrosit. Hal tersebut mempengaruhi integritas membran dan menyebabkan terjadinya oksidasi lipid dan protein, yang pada akhirnya menyebabkan terjadinya hemolisis Delmas-Beauvieux et al. 1995. Kerusakan oksidatif pada eritrosit dapat dicegah oleh enzim seperti superoksida dismutase, katalase, dan glutation peroksidase yang terdapat pada eritrosit. Selain itu tersedianya vitamin E dan dan senyawa antioksidan lainnya di dalam plasma mengurangi terjadinya kerusakan oksidatif pada eritrosit Kelle et al. 1999. Mengingat hal tersebut maka konsumsi bahan makanan kaya antioksidan diperlukan dalam menjaga stabilitas eritrosit terhadap kerusakan akibat radikal bebas. Untuk mengetahui pengaruh Produk SawitA terhadap kapasitas antioksidan eritrosit maka dilakukan analisis kapasitas eritrosit dari 33 responden dari Desa Babakan, Sukadamai, dan Dramaga.

a. Kapasitas antikosidan eritrosit Desa Babakan

Responden dari Desa Babakan berjumlah 11 orang. Kapasitas antioksidan sel darah merah responden Desa Babakan dapat dilihat pada Gambar 15. Berdasarkan gambar tersebut dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan kapasitas antioksidan sel darah merah responden. Pada dasarnya kapasitas antioksidan responden sebelum mengkonsumsi Produk SawitA sudah tinggi. Sebelum mengkonsumsi Produk SawitA rata-rata kapasitas antioksidan sel darah merah adalah 39,09 dengan range 31,29-55,16. Setelah mengkonsumsi Produk SawitA selama 2 bulan, rata-rata kapasitas antioksidan responden meningkat menjadi 52,10 dengan kapasitas antioksidan terkecil 43,23 dan terbesar 62,90. Untuk melihat perbedaan kapasitas antioksidan sel darah responden sebelum dan sesudah mengkonsumsi Produk SawitA, maka dilakukan uji-t. Hasil uji-t menunjukkan bahwa peningkatan kapasitas antioksidan setelah mengkonsumsi Produk SawitA berbeda secara signifikan bila dibandingkan dengan kapasitas antioksidan sebelum konsumsi Produk SawitA P= 0,000 pada taraf kepercayaan 95. Hal ini menunjukkan bahwa konsumsi Produk SawitA memberikan pengaruh positif terhadap kapasitas antioksidan sel darah merah. Sebelum Sesudah Rataan±SD 39,09±7,60 52,90±6,89 Minimum-maksimum 31,29-55,16 43,23-62,90 Gambar 15. Kapasitas antioksidan eritrosit responden Desa Babakan

b. Kapasitas antikosidan eritrosit Desa Sukadamai

0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 P 1A P 1B P 1C P 1D P 1E P IF P 1G P 1H P 1I P 1J P 1K K ap as itas an ti o k si d an Responden sebelum intervensi setelah intervensi 55 Gambar 16 menggambarkan kapasitas antioksidan sel darah merah responden Desa Sukadamai yang berjumlah 11 orang. Gambar tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningktan kapasitas antioksidan sel darah merah sebelum mengkonsumsi Produk SawitA. Sebelum mengkonsumsi Produk SawitA, rata-rata kapasitas antioksidan responden adalah 31,64. Setelah mengkonsumsi Produk SawitA, rata-rata kapasitas antioksidan tersebut meningkat menjadi 39,03. Peningkatan juga terjadi pada kapasitas antioksidan minimum responden dari 27,42 sebelum mengkonsumsi Produk SawitA, menjadi 32,26 setelah mengkonsumsi Produk SawitA. Begitupun dengan kapasitas antioksidan responden meningkat dari 37,10 menjadi 46,13. Untuk melihat tingkat signifikansi kapasitas antioksidan sebelum dan sesudah mengkonsumsi Produk SawitA, maka dilakukan uji-t. Hasil uji-t menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan kapasitas antioksidan sebelum dan sesudah mengkonsumsi Produk SawitA P = 0,000 pada α=5. Hasil tersebut menunjukkan bahwa konsumsi Produk SawitA memberikan pengaruh positif terhadap kapasitas antioksidan sel darah merah responden Desa Sukadamai. Bila dibandingkan dengan kedua desa lainnya, rata-rata kapasitas antioksidan setelah konsumsi Produk SawitA di Desa Sukadamai menduduki urutan terkecil setelah Desa Dramaga. Hal tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor seperti jenis makanan yang berbeda dan perbedaan jumlah konsumsi Produk SawitA harian responden. Sebelum Sesudah Rataan±SD 31,64±3,52 39,03±4,21 Minimum-maksimum 27,42-37,10 32,26-46,13 Gambar 16. Kapasitas antioksidan eritrosit responden Desa Sukadamai

c. Kapasitas antikosidan eritrosit Desa Dramaga