Kapasitas antikosidan eritrosit Desa Dramaga Keterkaitan mengkonsumsi Produk SawitA terhadap peningkatan

55 Gambar 16 menggambarkan kapasitas antioksidan sel darah merah responden Desa Sukadamai yang berjumlah 11 orang. Gambar tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningktan kapasitas antioksidan sel darah merah sebelum mengkonsumsi Produk SawitA. Sebelum mengkonsumsi Produk SawitA, rata-rata kapasitas antioksidan responden adalah 31,64. Setelah mengkonsumsi Produk SawitA, rata-rata kapasitas antioksidan tersebut meningkat menjadi 39,03. Peningkatan juga terjadi pada kapasitas antioksidan minimum responden dari 27,42 sebelum mengkonsumsi Produk SawitA, menjadi 32,26 setelah mengkonsumsi Produk SawitA. Begitupun dengan kapasitas antioksidan responden meningkat dari 37,10 menjadi 46,13. Untuk melihat tingkat signifikansi kapasitas antioksidan sebelum dan sesudah mengkonsumsi Produk SawitA, maka dilakukan uji-t. Hasil uji-t menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan kapasitas antioksidan sebelum dan sesudah mengkonsumsi Produk SawitA P = 0,000 pada α=5. Hasil tersebut menunjukkan bahwa konsumsi Produk SawitA memberikan pengaruh positif terhadap kapasitas antioksidan sel darah merah responden Desa Sukadamai. Bila dibandingkan dengan kedua desa lainnya, rata-rata kapasitas antioksidan setelah konsumsi Produk SawitA di Desa Sukadamai menduduki urutan terkecil setelah Desa Dramaga. Hal tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor seperti jenis makanan yang berbeda dan perbedaan jumlah konsumsi Produk SawitA harian responden. Sebelum Sesudah Rataan±SD 31,64±3,52 39,03±4,21 Minimum-maksimum 27,42-37,10 32,26-46,13 Gambar 16. Kapasitas antioksidan eritrosit responden Desa Sukadamai

c. Kapasitas antikosidan eritrosit Desa Dramaga

Kapasitas antioksidan sel darah merah responden Desa Dramaga tertera pada Gambar 17. Gambar tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kapasitas antioksidan sel darah merah setelah mengkonsumsi Produk SawitA. Sebelum mengkonsumsi Produk SawitA kapasitas antioksidan terendah yaitu 28,39, sementara kapasitas antioksidan tertinggi adalah 44,19 dengan rata-rata 34,75. Setelah mengkonsumsi Produk SawitA terjadi peningkatan rata-rata kapasitas antioksidan menjadi 47,15. Berdasarkan uji-t diperoleh bahwa terdapat perbedaan yang signifikan kapasitas antioksidan responden desa Dramaga sebelum dan sesudah konsumsi Produk SawitA P = 0,000 pada taraf kepercayaan 95. Hal ini menunjukkan bahwa konsumsi Produk SawitA memberikan pengaruh yang positif terhadap kapasitas antioksidan sel darah merah responden Desa Dramaga. 0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 35,00 40,00 45,00 50,00 MS1 MS3 MS4 MS5 MS7 MS8 MS9 NS1 NS2 NS3 NS4 K ap as itas an ti o k si d an Responden sebelum intervensi setelah intervensi 56 Sebelum Sesudah Rataan±SD 34,75±5,48 47,15±9,57 Minimum-maksimum 28,39-44,19 30,00-58,39 Gambar 17. Kapasitas antioksidan eritrosit responden Desa Dramaga

d. Keterkaitan mengkonsumsi Produk SawitA terhadap peningkatan

kapasitas antioksidan eritrosit Berdasarkan hasil penelitian pengukuran kapasitas antioksidan sel darah merah responden dari tiga desa yang telah disebutkan sebelumnya, maka dapat dilihat bahwa terjadi kenaikan kapasitas antioksidan sel darah merah responden sesudah mengkonsumsi Produk SawitA. Secara kesuruhan rata-rata kapasitas antioksidan eritrosit responden meningkat dari 35,16 sebelum mengkonsumsi Produk SawitA menjadi 46,36 setelah mengkonsumsi Produk SawitAA. Hasil uji-t menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan kapasitas antioksidan sel darah marah merah responden sebelum dan sesudah mengkonsumsi sawtA pada taraf kepercayaan 95 P =0,000. Hal ini menunjukkan bahwa mengkonsumsi Produk SawitA memberikan pengaruh positif terhadap kapasitas antioksidan eritrosit responden. Peningkatan kapasitas antioksidan eritrosit responden setelah mengkonsumsi Produk SawitA diduga karena pengaruh aktivitas antioksidan Produk SawitA. Aktivitas antioksidan tersebut berasal dari tingginya kandungan komponen antioksidan Produk SawitA yang telah dijelaskan sebelumnya. Komponen antioksidan yang dimaksud adalah senyawa karotenoid seperti likopen, -karoten dan vitamin E yang tinggi pada Produk SawitA. Vitamin E dan -karoten merupakan antioksidan yang tertanam di dalam membran sel yang berfungsi untuk mencegah oksidasi lipid membran Noguchi Niki 1999. Selain dari Produk SawitA kapasitas antioksidan eritrosit responden juga mungkin berasal dari makanan lain yang dikonsumsi sehari-hari. Ardiansyah 2007 mengemukakan bahwa antioksidan di dalam makanan dapat berasal dari senyawa antioksidan yang sudah ada dari satu atau lebih komponen makanan, senyawa antioksidan yang terbentuk selama pengolahan, dan senyawa antioksidan yang berasal dari bahan tambahan pangan. Hasil penelitian Amri 2007 menunjukkan bahwa responden yang mendapatkan kakao bebas lemak dapat meningkatkan aktivitas antioksidan eritrosit bila dibandingkan dengan sebelum konsumsi. Selanjutnya kapasitas antioksidan eritrosit diduga berasal dari antioksidan endogenus. Eritrosit mengandung asam lemak tak jenuh dengan konsentrasi yang tinggi, oksigen molekuler, dan ion besi sebagai ligan, oleh sebab itu sangat mudah terjadi stres oksidatif pada sel eritrosit Zhu et al. 2005. Hal tersebut mempengaruhi integritas membran dan menyebabkan oksidasi lipid dan protein, yang pada akhirnya menyebabkan hemolisis Delmas-Beauviuex et al. 1995. Namun sel ini memiliki sistem antioksidan efisien yang menyumbangkan ketahanan yang luar biasa terhadap peroksidasi ketika radikal diproduksi di dalam sel. Kerusakan sel eritrosit dapat dicegah oleh antioksidan superoksida dismutase, katalase, dan glutation peroksidase yang terpadap pada eritrosit seperti yang dikemukan oleh Kelle et al. 1999. Hal tersebut juga diperkuat oleh Garrison 2005 yang menambahkan selain terdapat CuZn SOD, di dalam eritrosit juga terdapat glutathione-S-transferase theta atau GSTT1 dan juga katalase atau CAT. 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 P 2A P 2B P 2C P 2D P 2E P 2F P 2G P 2H P 2I P 2J P 2K K ap as itas an ti o k si d an Responden sebelum intervensi setelah intervensi 57

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa karekteristik responden yang diinginkan sudah sesuai dengan sasaran penelitian yaitu responden dari keluarga prasejahtera. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata pendapatan perkapita per bulan sebesar Rp. 175.615,00. Usia responden sebagian besar merupakan usia produktif yang memungkinkan masih bisa menerima dan menyerap pengetahuan dengan baik. Hal tersebut dibuktikan dengan peningkatan pengetahuan mengenai minyak sawit dan produknya setelah dilakukan sosialisasi selama dua bulan. Penerimaan responden ibu dan anak setelah mengkonsumsi Produk SawitA selama dua bulan menunjukkan peningkatan. Dalam masalah penerimaan responden terhadap atribut produk, hampir semua responden ibu 89,06-100 dan hampir semua responden anak 81,82-100 menerima dengan baik untuk mengkonsumsi Produk SawitA yaitu terhadap atribut rasa, aroma, warna, dan overall. Penerimaan yang didapat adalah penerimaan yang diperoleh melalui HUTs yaitu pengujian dalam kondisi yang aktual dan konsumsi berulang-ulang, sehingga lebih menggambarkan penerimaan terhadap Produk SawitA yang sebenarnya. Meskipun demikian masih terdapat keluhan responden terhadap atribut rasa produk seperti rasa getir yang ditimbulkan, dan terhadap atribut aroma yaitu bau yang masih dirasa asing bagi responden. Perilaku mengkonsumsi Produk SawitA dilihat dari frekuensi konsumsi produk menunjukkan bahwa lebih dari separuh 62,7 responden telah mengkonsumsi Produk SawitA setiap hari. Responden yang pernah tidak mengkonsumsi setiap hari disebabkan tidak setiap hari mereka memasak. Dilihat dari cara penggunaan produk, terjadi peningkatan variasi cara penggunaan produk. Diawal sosialisasi hanya terdapat tiga cara penggunaan yaitu untuk menumis, dikecrotkan, dan dikonsumsi langsung meningkat menjadi 15 cara penggunaan produk diakhir sosialisasi. Peningkatan cara penggunaan produk menunjukkan bahwa telah dapat menerima dan mengkonsumsi Produk SawitA Hasil analisis kapasitas antioksidan responden baik konsentrasi antioksidan total plasma maupun kapasitas antioksidan sel darah merah menunjukkan peningkatan setelah konsumsi Produk SawitA selama dua bulan jika dibandingkan dengan sebelum konsumsi Produk SawitA. Konsentasi antioksidan plasma meningkat dari rata-rata 0,229±0,064 mM sebelum pemberian produk menjadi 0,308±0,032 mM setelah konsumsi produk selama dua bulan. Hasil uji-t menunjukkan perbedaan yang signifikan pada taraf kepercayaan 95 antara konsentrasi total plasma sebelum dan setelah pemberian produk P=0,000. Kapasitas antioksidan sel darah merah meningkat dari rata-rata 35,16 sebelum diberikan produk menjadi 46,36 setelah diberikan produk berdasarkan kapasitas antioksidan DPPH. Hasil uji-t juga menunjukkan perbedaan yang signifikan pada taraf kepercayaan 95 pada kapasitas antioksidan sel darah merah sebelum dan sesudah konsumsi produk P=0,000. Peningkatan kapasitas antioksidan baik di plasma maupun di sel darah merah diduga berasal komponen yang memiliki aktivitas antioksidan pada produk terutama karotenoid dan vitamin E serta meningkatnya produksi antioksidan endogenus.