Pembentukan Radikal Bebas RADIKAL BEBAS

17 merupakan salah satu proses kritis dalam sistem imun. Selanjutnya ROS berperan sebagai sinyal transduksi, yang penting dalam fungsi dan komunikasi sel. Radikal bebas menyebabkan berbagai penyakit seperti penyakit hati dan kanker, dan juga penuaan Noguchi Niki 1999. Di dalam tubuh radikal bebas terlibat dalam sejumlah panyakit dan kerusakan jaringan seperti paru-paru, hati, jantung dan sistem peredaran, ginjal, hati, saluran pencernaan, darah, mata, kulit, otot, dan otak Shahidi Zhong 2005. Radikal bebas terutama ROS merupakan oksidan yang sangat kuat. Dampak negatif senyawa radikal bebas disebabkan oleh reaktivitasnya sehingga dapat merusak komponen sel yang penting untuk mempertahankan integritas dan kehidupan sel. Kerusakan yang terjadi dapat berupa kerusakan membran sel, kerusakan protein, kerusakan DNA, autoimun, penuaan dan aterosklerosis.

c. Pembentukan Radikal Bebas

Pembentukan radikal bebas dan senyawa oksigen reaktif disebabkan oleh berbagai faktor ekstrinsik dan intrinsik seperti cahaya dan panas. Radikal bebas dan ROS menyerang lipid, gula, protein dan DNA, dengan menginduksi oksidasi yang mungkin menghasilkan kerusakan oksidatif seperti kerusakan membran, modifikasi protein, inaktivasi enzim, serta merusak utas DNA dan memodifikasi basanya Shahidi Zhong 2005. Terbentuknya radikal bebas dalam tubuh, di antaranya disebabkan oleh proses reduksi molekul oksigen dalam rangkaian transpor elektron pada mitokondria atau dalam proses-proses lain yang terjadi secara acak dari berbagai proses kimiawi dalam tubuh. Proses ini melibatkan baik senyawa organik maupun senyawa non organik Muhilal 1991. Secara berkesinambungan di dalam tubuh radikal bebas terbentuk sebagai berikut Wijaya 1996. a. Umumnya sebagai reaksi redoks biokimiawi yang melibatkan oksigen, yang merupakan bagian dari metabolisme sel normal. Pada saat terjadi proses oksidasi molekul dengan oksigen, molekul oksigen dengan sendirinya membentuk senyawa intermediet yang tereduksi. Beberapa senyawa intermediet tersebut merupakan radikal bebas. O 2 + e - + H + HO 2 o HO 2 o H + + O 2 -o O 2 -o + 2H + + e - H 2 O 2 H 2 O 2 + e - OH - + OH o Husaini 1991 menyatakan secara umum sebagai senyawa intermediet, radikal bebas tersebut tidak berumur lama, tetapi dalam jangka waktu yang pendek itu, bila radikal bebas dapat bertemu dengan DNA, enzim, dan asam lemak tak jenuh, maka hal ini mengawali terjadinya kerusakan sel. b. Dalam proses fagositosis, sebagai bagian dari reaksi inflamatori yang terkontrol. Proses fagositosis akan menghasilkan sebagian besar superoksida sebagai bagian dari mekanisme yang bertujuan untuk membunuh mikroorganisme asing. Pada inflamasi kronis, mekanisme perlindungan yang normal ini akan bersifat merusak. c. Sebagai respon terhadap radiasi, sinar ultraviolet, polusi lingkungan, asap rokok, hiperoksia, olahraga yang berlebihan dan iskemia. Radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang rendah misalnya sinar gamma dapat memecah air dalam tubuh kita untuk menghasilkan radikal hidroksil OH o . Radikal ini akan menyerang semua molekul yang berdekatan dengannya, dan menimbulkan reaksi berantai. Terbentuknya radikal bebas di dalam tubuh juga dapat diakibatkan dari bahan pangan tercemar yang dikonsumsi. Senyawa logam seperti Pb, akan mengkatalisis terbentuknya hidroksil radikal jika bertemu dengan peroksida. Senyawa pemutih bahan pangan seperti benzoil peroksida dalam tubuh dapat dirubah menjadi senyawa radikal yang telah diteliti berperan dalam kerusakan DNA sehingga dapat menyebabkan terbentuknya tumor dan kanker. Senyawa hidrokarbon aromatik yang mengkontaminasi bahan pangan dari asap rokok, tanah, polusi udara dan air, bahan tambahan pangan, melalui reaksi oksidasi, reduksi dan hidroksilasi akan diubah menjadi senyawa epoksi yang bersifat elektrofil dan dapat menyerang DNA. Senyawa amin heterosiklik yang terbentuk selama proses pemanggangan dan pembakaran, bila masuk ke dalam tubuh akan berubah menjadi senyawa radikal yang dapat bereaksi dengan rantai DNA. Senyawa pestisida seperti karbon tetraklorida, paraquat dan diquat yang sering terdapat dalam produk sayur dan buah, dapat juga menjadi radikal yang reaktif yang dapat menyebabkan peroksidasi lemak Zakaria 1996. 18

G. ANTIOKSIDAN