Keadaan Sosial Budaya Aspek Sosial, Ekonomi dan Budaya .1 Keadaan Sosial Ekonomi

Tabel 9 Jenis mata pencaharian masyarakat KCB Kotagede Uraian Prenggan Purbayan Jagalan Total Karyawan PNS 700 297 116 1113 Karyawan ABRI 47 32 14 93 Karyawan Swasta 2.278 4.097 136 6.511 Pedagang 1.788 354 405 2.547 Petani 12 18 30 Pertukangan 60 142 24 226 Buruh tani 15 10 25 Pensiunan 249 107 36 392 Pemulung 2 2 4 Jasa 4 76 44 124 Total 5.155 5.135 775 11.065 Sumber: Data Monografi Kelurahan Prenggan, Purbayan dan Jagalan Tingkat pendidikan penduduk pada KCB Kotagede ini cukup tinggi. Sebanyak 74.82 dari jumlah penduduk telah sempat lulus pendidikan, baik itu melalui pendidikan umum maupun pendidikan khusus. Lulusan SMASLTA merupakan jumlah penduduk yang terbanyak pada kawasan ini Tabel 10. Tabel 10 Tingkat pendidikan masyarakat KCB Kotagede Status pendidikan Prenggan Purbayan Jagalan Total Taman kanak-kanak 596 1.293 106 1.995 Sekolah Dasar 1.351 1.754 298 3.403 SMPSLTP 1.468 1.395 345 3.208 SMASLTA 1.256 2.587 547 4.390 AkademiD1-D3 620 374 60 1.054 Sarjana S1-S3 1.910 1.057 288 3.255 Pondok Pesantren 59 59 Madrasah 162 278 0 440 Pendidikan Keagamaan 285 167 0 452 Sekolah Luar Biasa 2 2 KursusKeterampilan 26 19 0 45 Total 7.735 8.924 1.644 18.303 Sumber: Data Monografi Kelurahan Prenggan, Purbayan dan Jagalan 51 Gambar 26 Peta penggunaan lahan pada KCB Kotagede 52 Gambar 27 Persebaran kerajinan KCB Kotagede 53 Gambar 28 Persebaran kesenian KCB Kotagede 54 Gambar 29 Persebaran pengolahan makanan tradisional KCB Kotagede 55 Gambar 30 Persebaran fasilitas umum KCB Kotagede 4.4 Aspek Wisata 4.4.1 Objek Wisata Objek wisata yang terdapat pada KCB Kotagede berupa wisata sejarah dan wisata belanja Tabel 10. Kedua jenis wisata inilah yang saat ini dilakukan oleh wisatawan yang datang berkunjung. Untuk wisata sejarah, objek wisata yang selalu dikunjungi adalah Komplek Makam Raja-Raja Mataram yang di dalamnya terdapat Masjid Besar Mataram, Komplek Makam Raja Mataram, dan komplek pemandian sendang serta Situs Watu Gilang dan Watu Gatheng. Sedangkan untuk wisata belanja, lokasi yang dikunjungi adalah komplek pertokoan kerajinan perak, yang memang sudah terkenal di berbagai daerah. Adapun beberapa objek sejarah-budaya dan objek lainnya yang terdapat pada KCB Kotagede berpotensi untuk dijadikan objek wisata, diantaranya adalah:

a. Cepuri

Tembok batas kraton ini sudah tidak utuh sepenuhnya. Tetapi masih ada pada beberapa lokasi yang masih tersisa, walaupun itu tidak sesuai dengan yang aslinya. Benteng yang tersisa tersebut berupa tumpukan batu yang dulu merupakan bahan untuk membangun benteng tersebut, ada juga yang oleh pemerintah telah direkonstruksi tapi hanya pada beberapa sudut saja. Dengan menggunakan cepuri sebagai objek wisata, diharapkan wisatawan dapat menginterpretasikan batasan wilayah komplek kraton pada masa lalu.

b. Gang rukunan

Gang rukunan adalah tipe pemukiman yang bersifat kolektif. Pada lokasi ini terdapat rumah yang dikelilingi oleh tembok dan menghasilkan jalan yang terbentuk dari ruang yang memisahkan antara dalem dan pendapa pringgitan atau terbentuk dari emperan rumah. Gang rukunan yang tersisa terdapat di Kampung Alun-Alun yang dikenal dengan Between Two Gates, terdiri dari Sembilan rumah yang berderet dari barat ke timur milik saudagar Atmosoeprobo Gambar 31. Rata-rata rumah tersebut dibangun pada pertengahan abad XIX M. Tata ruangnya masih terjaga dengan deretan rumah menghadap selatan juga terdapat ornament yang berbeda masing-masing Jawa-Hindu, Jawa-Islam dan Kolonial. Tempat ini dapat menginformasikan kepada wisatawan bagaimana model bangunan asli rumah penduduk Kotagede yang masih dipertahankan oleh pemiliknya juga dapat menikmati keunikan perpaduan gaya arsitektur dan ornament Jawa-Hindu-Islam-Kolonial. Gambar 31 Pintu Gerbang Gang Rukunan c. Rumah Kalang Masyarakat Kalang sejak lama dikenal sebagai kelompok minoritas yang hidup di tepi-tepi hutan di seluruh wilayah Jawa sebagai tukang kayu. Pada masa Mataram Islam, masyarakat Kalang muncul dalam beberapa pemberitaan. Pada tahun 1640, Sultan Agung mengumpulkan beberapa orang Kalang untuk menetap karena kemahiran mereka dalam bidang pertukangan sangat diperlukan oleh kerajaan. Di Kotagede, masyarakat Kalang bertempat tinggal di Tegalgendu. Peran mereka semakin meningkat pada akhir abab XIX M dan awal abad XX M ketika berhasil menjadi pengusaha dan pedagang yang sukses. a b Gambar 32 Kondisi rumah a tidak terawat, b terawat