d. Keraton
Di sebelah selatan kompleks Masjid Agung dan Kampung Alun-alun terdapat kampung bernama Kedhaton dan Dalem yang berada di dalam
lingkupan reruntuhan cepuri. Dugaan kuat, Keraton Mataram dulu berada di tempat ini. Di tengah-tengah lokasi ini terdapat sebuah bangunan kecil yang di
dalamnya terdapat Watu Gilang dan Watu Gatheng yang dikeramatkan dan dipercaya berasal dari masa Panembahan Senopati Gambar 10. Hingga awal
abad XX M tidak ada yang berani menempati tanah yang dahulu dikenal dengan nama siti sangar. Pada tahun 1934, atas perintah Sri Sultan Hamengku
Buwono VIII, dibangunlah kompleks makam bernama Hastorenggo yang digunakan sebagai tempat untuk memakamkan keluarga raja yang tidak biasa
dimakamkan di Imogiri.
Gambar 10 Suasana Kampung Dalem
e. Watu Gilang dan Watu Gatheng
Watu Gilang adalah lempengan batu andesit yang dipercaya sebagai bekas singgasana Panembahan Senapati Gambar 11. Pada permukaannya
terdapat prasati berhuruf cetak dalam bahasa latin, Perancis, Belanda dan Italia. Pada salah satu sisinya terdapat cekungan yang dipercaya sebagai bekas
benturan kepala Ki Ageng Mangir Wanabaya, musuh sekaligus menantu Panembahan Senapati. Watu Gatheng sendiri berupa tiga buah batu kalsit
bulat berdiameter 31 cm, 27 cm dan 15 cm Gambar 12. Ketiga batu tersebut dipercaya sebagai alat permainan Raden Rangga, putra Panembahan Senapati.
Selain itu, masih terdapat tempayan gentong dari batu andesit. Seluruh benda
itu saat ini berada dalam sebuah bangunan kecil tertutup yang berada di tengah tanah lapang dengan dinaungi beberapa pohon beringin besar.
Gambar 11 Watu Gilang Gambar 12 Watu Gatheng
f. Cepuri benteng keraton
Cepuri adalah tembok benteng yang dibuat mengelilingi kompleks kraton. Cepuri Kotagede ini dibangun oleh panembahan Senapati dan selesai
pada tahun 15921593 M. Keseluruhan cepuri sudah tidak utuh lagi dan hanya berupa reruntuhan yang ada di beberapa tempat. Tembok yang tersusun atas
bata dan batu putih ini tebalnya mencapai 120 cm dan pada beberapa tempat
a b
Gambar 13 Sisa-sisa benteng keraton a utara, b selatan. ada yang tingginya mencapai 2 m. Cepuri ini sangat spesifik karena ternyata
denahnya tidak simetris. Tembok keliling ini melengkung di sudut tenggara, sehingga masyarakat menyebutnya Bokong Semar Gambar 13b. Daya tarik
lainnya, pada sisi utara terdapat lubang selebar 1 m yang dipercaya masyarakat sebagai Bobolan Raden Rangga Gambar 13a. Situs ini erat