Rencana Jalur Interpretasi PERENCANAAN LANSKAP

akan diarahakan ke Jalan Kemasan yang merupakan pusat toko kerajinan perak. Sebelum ke pertokoan perak tersebut pengunjung dapat terlebih dahulu mengunjungi pusat home industry handycraft yang berada pemukiman penduduk di belakang pusat pertokoan perak. Hal ini menunjukkan kondisi KCB Kotagede saat ini yang terkenal dengan penghasil kerajinan peraknya, yaitu setelah Kemerdekaan RI. Jalur interpretasi terakhir merupakan Jalan Nyi Pembayun yang sepanjang jalannya terdapat pusat penjual makanan khas Kotagede, seperti kipo, yangko, sate karang, dan lainnya. Selain dapat menikmati makanan khas, wisatawan pun dapat menikmati pertunjukkan kesenian tradisional masyarakat Kotagede yang berlokasi di Panggung Kesenian Kotagede. Tabel 20 Rencana Interpretasi KCB Kotagede No Lokasi Rencana Interpretasi Media Interpretasi 1 Rumah Kalang, Pasar Gede, Komplek Makam Raja-Raja Mataram, Situs Watu Gilang dan Watu Gatheng, Cepuri Representasi Kotagede ketika masa Kerajaan Mataram Islam Papan interpretasi, jalur sirkulasi, buklet kisah perkembangan Kerajaan Mataram Islam dan arti dari keberadaan masing-masing objek. 2 Langgar Tua dan Rumah Prof. Kahar Muzakkir Representasi Kotegede ketika jaman penjajahan Belanda Papan interpretasi, jalur sirkulasi, buklet kisah kehidupan Prof. Kahar Muzakkir semasa hidupnya. No Lokasi Rencana Interpretasi Media Interpretasi 3 Pusat toko kerajinan perak dan home industry handycraft Representasi Kotagede setelah kemerdekaan RI Papan interpretasi, jalur sirkulasi, tempat untuk menunjukkan proses pembuatan kerajinan perak, alat untuk membuat kerajinan perak. Selain dari pintu masuk Jalan Tegal Gendu, kegiatan wisata dapat juga dimulai dari Jalan Kemasan. Pintu gerbang dari jalan ini merupakan penanda gerbang masuk pada masa kerajaan dan bentuk pintu gerbangnya dibuat dengan gaya arsitektur Jawa-Hindu-Islam. Jalan masuk ini merupakan jalur wisata alternatif, dimana urutan jalur interpretasinya dibalik, yaitu dengan rute Jalan Kemasan-Jalan Karanglo-Gang Prof. Kahar Muzakkir-Jalan Canteng-Jalan Mondorokan-Jalan Nyi Pembayun-Jalan Kemasan. Interpretasi yang dimulai dari pusat toko kerajinan perak dan diakhiri dengan mengunjungi Rumah Kalang Tabel 21 dan Gambar 51. Terutama untuk penambahan suasana dan kesan ciri khas kraton dalam perjalanan interpretasi pada jaman Kerajaan Mataram Islam, sepanjang jalur akan dilakukan penambahan fasilitas dan utilitas dengan desain khas kraton jawa. Untuk bangunan yang berada disepanjang jalur interpretasi fasade akan dilakukan penambahan furniture bangunan yang memberikan ciri khas kraton jawa. Adapun untuk contoh media interpretasi dapat berupa papan informasi dimana di dalamnya diterangkan tentang sejarah objek juga dilengkapi dengan foto jaman dulu dan sekarang. Pada elemen-elemen sejarah yang telah mengalami kerusakan ataupun sudah tidak utuh lagi akan dilakukan rekonstruksi dan restorasi. Adapun kegiatan rekonstruksi dan restorasi tersebut akan mengacu pada Peraturan Gubernur DI Yogyakarta Nomor 75 Tahun 2008 tentang Tata Cara Pengelolaan dan Pembinaan Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya dan Benda Cagar Budaya Bab IX Pemugaran dan Perawatan BCB Pasal 15 yang mengatakan bahwa dalam upaya rehabilitasi BCB mempunyai ketentuan sebagai berikut: a. Bangunan dilarang dibongkar b. Apabila kondisi fisik bangunan rusak, roboh, terbakar atau tidak layak berdiri dapat dilakukan pembongkaran untuk dibangun kembali sama seperti semula sesuai dengna aslinya c. Pemugaran bangunan harus dilakukan tanpa mengubah pola tampak depan fasade, atap dan warna, serta dengan mempertahankan ornamen bangunan yang penting d. Untuk rehabilitasi dan revitalisasi dimungkinkan adanya perubahan atau ruang dalam asalkan tidak mengubah struktur utama bangunan e. Dalam persil atau lahan bangunan dimungkinkan adanya bangunan tambahan yang menjadi satu kesatuan yang utuh dengan bangunan utama. Tabel 21 Paket Perjalanan Wisata Paket Rute Objek Aktivitas 1 Jalan Tegalgendu-Jalan Mondorokan-Jalan Canteng-Gang Prof. Kahar Muzakkir-Jalan Karanglo-Jalan Kemasan-Jalan Nyi Pembayun-Jalan Tegalgendu Rumah Kalang Wisata sejarah dan foto Pasar Gede Wisata belanja Komplek Makam Raja-Raja Mataram Interpretasi dan wisata sejarah Situs Watu Gilang dan Watu Gatheng Interpretasi Cepuri Interpretasi dan foto Gang Rukunan Wisata budaya Langgar tua dan Reruntuhan rumah Prof. Kahar Muzakkir Wisata sejarah Home industry handycraft Wisata Budaya Pusat toko kerajinan perak Wisata belanja Pusat makanan khas Wisata kuliner Panggung Kesenian Wisata budaya 2 Jalan Kemasan-Jalan Karanglo-Gang Prof. Kahar Muzakkir-Jalan Canteng-Jalan Mondorokan-Jalan Nyi Pembayun-Jalan Kemasan Pusat toko kerajinan perak Wisata belanja Home industry handycraft Wisata Budaya Langgar tua dan reruntuhan rumah Prof. Kahar Muzakkir Wisata sejarah Gang Rukunan Wisata budaya Cepuri Interpretasi dan foto Situs Watu Gilang dan Watu Gatheng Interpretasi Komplek Makam Raja-Raja Mataram Interpretasi dan wisata sejarah Pasar Gede Wisata belanja Rumah Kalang Wisata sejarah dan foto Panggung Kesenian Wisata budaya Pusat makanan khas Wisata kuliner 111 Gambar 51Rencana Interpretasi KCB

6.4. Rencana Fasilitas 1.

Gerbang Pintu masuk yang berupa gerbang ini merupakan pembatas KCB Kotagede dengan kawasan luar. Pintu gerbang ini akan dibuat dua macam, yaitu pintu gerbang utama dan pintu gerbang pendukung. Untuk pintu gerbang utama akan ditempatkan pada ruang penerimaan yang berada di Jalan Tegalgendu. Sedangkan untuk pintu gerbang pendukung akan ditempatkan di Jalan Kemasan dan Jalan Karanglo. Desain pintu gerbang yang akan digunakan berupa gaya arsitektur Jawa-Hindu-Islam yang bertujuan untuk memberi kesan terhadap wisatawan tentang suasana kawasan yang akan mereka masuki Gambar 52. Gambar 52 Ilustrasi gerbang masuk kawasan

2. Area parkir

Penyediaan area parkir akan dilakukan pada setiap ruang, kareana seperti yang telah diketahui jarak antar ruang yang terdapat objek wisata lumayan jauh. Maka dengan begitu ketika wisatawan mengunjungi salah satu objek dapat menggunakan kendaraan mereka ataupun alat transportasi yang biasa tersedia dalam kawasan juga dapat memarkirkan kendaraan mereka selama mereka melakukan aktivitas wisata pada objek yang mereka kunjungi. Area parkir yang dibuat dapat menampung berbagai jenis kendaraan, mulai dari sepeda, sepeda motor, becak, andong, mobil, bis, dan lain-lain. Untuk masing- masing jenis kendaraan akan dibuat area parkir tersendiri Gambar 53. Gambar 53 Ilustrasi area parkir

3. Pusat informasi dan pelayanan wisata

Pusat informasi merupakan fasilitas yang bertujuan memberi informasi kepada wisatawan tentang perjalanan wisata yang akan mereka lakukan. Pusat informasi ini akan ditempatkan pada ruang penerimaan agar wisatawan sebelum memasuki kawasan wisatawan akan mendapat gambaran mengenai objek wisata yang terdapt dalm kawasan dan aktivitas apa saja yang dapt dilakukan.

4. Papan informasi

Keberadaan papan informasi dalam kawasan sangatlah penting dalam setiap ruangnya. Papan informasi ini berfungsi sebagai penunjang dalam kegiatan aktivitas wisata. Papan informasi dapat berisi tentang peta kawasan secara keseluruhan, penunjuk arah jalan menuju objek wisata, interpretasi objek wisata, dan sebagainya Gambar 54. Dengan adanya papan informasi ini diharapkan wisatawan dapat melakukan aktivitas wisata secara mandiri juga dapat mengetahui makna dari keberadaan objek wisata dalam kawasan. Gambar 54 Ilustrasi Papan Informasi

5. Panggung kesenian

Panggung kesenian berfungsi sebagai tempat atraksi kebudayaan lokal dipertunjukkan. Pada panggung kesenian ini wisatawan dapat menyaksikan berbagai macam kesenian yang dipertunjukkan oleh masyarakat setempat. Disini juga wisatawan dapat mencoba memainkan alat musik ataupun belajar tarian yang ada Gambar 55. Dengan begitu, selain dapat mengetahui atraksi kesenian yang terdapat pada kawasan wisatawan juga dapat menambah pegalaman dengan mencoba atrkasi kesenian tersebut. Gambar 55 Ilustrasi panggung kesenian

6. Toko cinderamata dan kios makanan

Toko cinderamata dan kios makanan ini akan ditempatkan dalam satu lokasi yaitu di kawasan Jalan Nyi Pembayun. Karena di lokasi ini terdapat pusat penjual makanan khas Kotagede. Jadi, selain dapat membeli cinderamata, wisatawan juga dapat beristirahat sambil menikmati makanan khsa Kotagede. Desain kios maupun gazebo disesuaikan dengan gaya arsitektur khas kawasan, yaitu Jawa-Hindu-Islam Gambar 56. Gambar 56 Ilustrasi restaurant