Upaya Pelestarian Kawasan KONSEP PENGEMBANGAN

Tabel 16 Rencana Daya Dukung pada KCB Kotagede Ruang Luas ha Standar ruang m 2 Daya Dukunghari Ruang Objek UtamaInti 7,68 3,7 12 12.800 Ruang Penyangga 24,54 11,7 12 40.900 Ruang Pelayanan 5,03 2,4 12 8.383 Ruang Penerimaan 5,52 2,6 12 9.200 Jumlah Total 71.283 91 Gambar 44 Zonasi Pelestarian 92 Gamabar 45 Zonasi Wisata

5.4. Konsep Pengembangan Lanskap

Pada kegiatan pengembangan KCB Kotagede ini memiliki konsep dasar, yaitu menciptakan lanskap wisata sejarah yang mendukung interpretasi pengetahuan tentang perkembangan KCB Kotagede sejak jaman Kerajaan Mataram Islam sampai terbentuknya KCB Kotagede sebagai pusat penghasil kerajinan perak, serta menciptakan suatu kawasan wisata yang memberikan kenyamanan kepada wisatawannya. Oleh karena itu diperlukan pengembangan konsep yang dapat mendukung konsep dasar tersebut, seperti konsep ruang wisata, konsep sirkulasi, konsep interpretasi, konsep fasilitas, dan konsep tata hijau.

5.4.1. Konsep Ruang Wisata

Untuk mengefektifkan serta mengefesiensikan keberadaan KCB Kotagede maka penataan ruang yang dilakukan harus dapat mengoptimalkan kenyamanan wisatawan dalam melakukan aktivitas wisata. Untuk mendukung pengembangan tersebut maka perlu dilakukan pengintegrasian antara kebutuhan ruang pelestarian dengan kebutuhan ruang wisata Gambar 46 dan Tabel 17. Maka diharapkan aktivitas wisata dapat dilakukan tanpa mengganggu kegiatan pelestarian kawasan. Gambar 46 Konsep Ruang Wisata Tabel 17 Matriks Hubungan Ruang Pelestarian dan Ruang Wisata M. Pelestarian R. Wisata M. Inti M. Penyangga M. Pengembangan R. Objek wisata utama R. Transisi R. Objek pendukung R. Fasilitas dan Pelayanan R. Penerimaan Pembagian ruang yang dihasilkan dari integrasi antara kebutuhan ruang pelestarian dengan kebutuhan ruang wisata adalah sebagai berikut : 1. Ruang objek wisata utama Ruang ini merupakan tempat beradanya objek wisata utama yang dilestarikan. Pada ruang ini terdiri dari Masjid Besar Mataram, Makam Raja-Raja Mataram, komplek pemandian sendang, situs Watu Gilang dan Watu Gatheng, Rumah Kalang, Pasar Gede dan Langgar tertua. Pada ruang ini intensitas penggunaan relatif tinggi karena banyaknya macam aktivitas wisata yang dapat dilakukan, seperti melihat, mengamati, dan mempelajari objek, menginterpretasikan objek, merasakan suasana, serta mengabadikan objek dan atraksi dengan foto, serta aktivitas lainnya yang tidak merusak atau mengganggu objek. 2. Ruang objek wisata pendukung Ruang objek wisata pendukung merupakan tempat beradanya objek wisata yang tidak termasuk dalam objek utama. Ruang objek pendukung sendiri terdiri dari dua bagian, yaitu ruang objek wisata pendukung 1 yang didalamnya terdapat area toko perak, home industry perak, atraksi seni pada panggung kesenian Kotagede dan kehidupan masyarakat Kotagede yang memiliki budaya khas. Kemudian ada ruang objek wisata pendukung 2 yang di dalamnya terdapat objek wisata pendukung yang dapat dikembangkan secara bebas karena tidak termasuk zona mintakat inti dan mintakat penyangga. Adapun aktivitas wisata yang dapat dilakukan, seperti melihat, mengamati, dan mempelajari objek, menginterpretasikan objek, merasakan suasana, serta mengabadikan objek dan atraksi dengan foto, serta aktivitas lainnya yang tidak merusak atau mengganggu objek. 3. Ruang transisi Ruang transisi adalah ruang yang berfungsi untuk mengantarkan wisatawan ke tempat objek utama berada, juga sebagai pembatas antara ruang inti dengan ruang penyangga maupun dengan ruang pengembangan. Ruang ini ada yang terdapat pada ruang penyangga dan ruang pengembangan, yaitu pengarah antara objek satu ke objek lainnya. Banyak aktivitas yang dapat dilakukan pada ruang ini, seperti berjalan menuju objek, mengambil foto, istirahat singkat, melihat bangunan tua sepanjang jalan. Pada ruangan ini intensitas penggunaan dapat dikatakan rendah. 4. Ruang fasilitas Ruang ini merupakan ruang yang menyediakan segala fasilitas wisata yang dapat menunjang aktivitas wisata yang dilakukan oleh wisatawan. Fasilitas tersebut dapat berupa fasilitas interpretasi serta fasilitas pendukung atraksi, seperti pusat layanan informasi, kantor pengelola, pusat toko cinderamata, pusat jajanan, area parker, area istirahat, toilet, dan sebagainya. Ruang ini termasuk pada mintakat pengembangan. Aktivitas yang dapat dilakukan pada ruang ini bersifat intensif, antara lain mendapatkan informasi, menikmati atrkasi pendukung, istirahat, makan, belanja, dan sebagainya. 5. Ruang penerimaan Ruang penerimaan welcome area ini merupakan ruang penyambutan terhadap kedatangan wisatawan dan termasuk pada mintakat pengembangan paling luar. Ruang ini merupakan tempat paling depan yang merupakan pintu gerbang masuk utama pada kawasan yang dapat menghubungkan akses ke dalam sirkulasi dalam kawasan.

5.4.2. Konsep Sirkulasi

Pengembangan konsep sirkulasi yang dilakukan berfungsi sebagai penghubung antar ruang dalam kawasan wisata. Selain sebagai penghubung,