melihat, mengamati, dan mempelajari objek, menginterpretasikan objek, merasakan suasana, serta mengabadikan objek dan atraksi dengan foto,
serta aktivitas lainnya yang tidak merusak atau mengganggu objek. 3.
Ruang transisi Ruang transisi adalah ruang yang berfungsi untuk mengantarkan
wisatawan ke tempat objek utama berada, juga sebagai pembatas antara ruang inti dengan ruang penyangga maupun dengan ruang pengembangan.
Ruang ini ada yang terdapat pada ruang penyangga dan ruang pengembangan, yaitu pengarah antara objek satu ke objek lainnya. Banyak
aktivitas yang dapat dilakukan pada ruang ini, seperti berjalan menuju objek, mengambil foto, istirahat singkat, melihat bangunan tua sepanjang
jalan. Pada ruangan ini intensitas penggunaan dapat dikatakan rendah. 4.
Ruang fasilitas Ruang ini merupakan ruang yang menyediakan segala fasilitas wisata
yang dapat menunjang aktivitas wisata yang dilakukan oleh wisatawan. Fasilitas tersebut dapat berupa fasilitas interpretasi serta fasilitas pendukung
atraksi, seperti pusat layanan informasi, kantor pengelola, pusat toko cinderamata, pusat jajanan, area parker, area istirahat, toilet, dan
sebagainya. Ruang ini termasuk pada mintakat pengembangan. Aktivitas yang dapat dilakukan pada ruang ini bersifat intensif, antara lain
mendapatkan informasi, menikmati atrkasi pendukung, istirahat, makan, belanja, dan sebagainya.
5. Ruang penerimaan
Ruang penerimaan welcome area ini merupakan ruang penyambutan terhadap kedatangan wisatawan dan termasuk pada mintakat
pengembangan paling luar. Ruang ini merupakan tempat paling depan yang merupakan pintu gerbang masuk utama pada kawasan yang dapat
menghubungkan akses ke dalam sirkulasi dalam kawasan.
5.4.2. Konsep Sirkulasi
Pengembangan konsep sirkulasi yang dilakukan berfungsi sebagai penghubung antar ruang dalam kawasan wisata. Selain sebagai penghubung,
jalur sirkulasi ini juga dapat dimanfaatkan sebagai jalur interpretasi yang menggambarkan perjalanan sejarah Kotagede sejak jaman Kerajaan Mataram
Islam sampai terbentuknya KCB Kotagede sebagai pusat penghasil kerajinan perak. Jalur sirkulasi yang dikembangkan sedapat mungkin dapat
memberikan kenyamanan terhadap wisatawan dalam melakukan aktivitas wisata dalam kawasan. Efisiensi dan efektivitas diperlakukan dalam
pengembangan ini agar perjalanan wisatadapat dilakukan secara optimal. Jalur sirkulasi yang direncanakan berbentuk pola loop Gambar 47 dan
terdiri dari tiga jenis, yaitu jalur primer yang merupakan akses utama untuk masuk ke dalam kawasan. Sedangkan jalur sekunder merupakan jalur
penghubung antar ruang yang ada, dan yang terakhir adalah jalur tersier, merupakan jalur shortcut yang dapat menghubungkan tiap ruang secara
keseluruhan, mulai dari ruang objek wisata utama, yang berupa BCB dan atraksi kesenian, hingga ruang fasilitas dan pelayanan wisata.
Gambar 47 Konsep Sirkulasi pada kawasan
5.4.3. Konsep Jalur Interpretasi
Konsep jalur interpretasi dikembangkan dengan tujuan untuk memberi pengetahuan ataupun pemahaman mengenai makna dari keberadaan objek
wisata. Karena interpretasi dapat diartikan sebagai persepsi atau gambaran yang ditangkap wisatawan setelah melakukan perjalanan wisata pada kawasan
tersebut. Maka diperlukan konsep jalur interpretasi yang dapat mewadahi
sarana interpretasi dalam rangka mendukung juga menunjang aktivitas wisata yang dapat dilakukan oleh wisatawan dalam kawasan.
Pengembangan konsep jalur interpretasi yang dilakukan pada KCB Kotegede ini adalah tentang interpretasi perkembangan kawasan dari jaman
awal pembentukan Kerajaan Mataram Islam sampai terbentuknya KCB Kotagede sebagai pusat penghasil kerajinan perak melalui kunjungan terhadap
objek-objek bangunan sisa peninggalan yang masih ada. Bentuk interpretasi tersebut dibagi dalam tiga periode perjalanan yaitu pada periode awal
Kerajaan Mataram Islam, periode penjajahan Belanda, dan periode setelah kemerdekaan RI. Selain itu, terdapat juga pengenalan budaya masyarakat
melalui pertunjukkan seni yang ditampilkan oleh masyarakat lokal. Setelah pengenalan wisatawan terhadap objek wisata tersebut diharapkan kesadaran
tentang pentingnya menjaga dan menghargai objek peninggalan yang memiliki nilai sejarah dan budaya yang tinggi. Hal ini merupakan tujuan
utama dalam pengembangan konsep wisata maupun konsep interpretasi dalam KCB Kotagede ini.
5.4.4. Konsep Fasilitas
Penyediaan fasilitas pada sebuah kawasan wisata sangat penting. Dengan adanya fasilitas tersebut diharapkan aktivitas wisata yang dilakukan
pengunjung kualitasnya tetap terjaga. Secara umum fasilitas disediakan untuk memberi kenyamanan wisatawan dalam melakukan aktivitas selama berada
dalam kawasan. Tujuan lain dari penyediaan fasilitas adalah meningkatkan apresiasi wisatawan dari interpretasi yang didapat.
Terdapat banyak jenis fasilitas yang dianjurkan tersedia dalam sebuah kawasan wisata. Untuk jenis fasilitas umum pada kawasan dapat menyediakan
area parkir, pos pelayanan wisatawan, kios makanan, kios cinderamata, toilet, temapat sampah, tempat ibadah, lampu, gazebo, bangku, pos jaga dan
sebagainya. Selain itu untuk jenis fasilitas yang dibutuhkan dalam interpretasi maka dapat menyediakan papan informasi, pemanduguide, pamflet, sign yang
berupa arahan rute perjalanan wisata, dan lainnya. Penempatan fasilitas tersebut disesuaikan dengan kebutuhan fasilitas
pada tiap ruangnya. Fasilitas untuk interpretasi sebagian besar ditempatkan