pada ruang inti. Sedangkan untuk ruang penyangga fasilitas yang disediakan sebaiknya fleksibel, dan untuk ruang pengembangan untuk fasilitas yang
disediakan sebagian besar merupakan pelayanan untuk aktivitas wisata. Desain fasilitas pun perlu diperhatikan, sebaiknya desain yang digunakan
disesuaikan dengan gaya arsitektur bangunan setempat agar wisatawan dapat merasakan keharmonian selama berada dalam kawasan.
5.4.5. Konsep Tata Hijau
Keberadaan vegetasi diperlukan dalam kawasan untuk menunjang dan mendukung aktivitas wisata. Vegetasi yang digunakan memiliki fungsi yang
dapat disesuaikan dengan kebutuhan pada setiap ruang Tabel 18. Adapun fungsi-fungsi vegetasi yang dibutuhkan adalah sebagai pembatas, peneduh,
penguat identitas, estetika, dan penyerap polusi. Selain itu terdapat juga tanaman lokal yang telah berada pada kawasan, dan vegetasi tersebut
merupakan ciri khas dari kawasan yang dapat difungsikan sebagai penguat identitas. Dengan penanaman vegetasi ini maka kenyamanan wisatawan akan
meningkat dan kualitas lingkungan kawasan pun ikut diperbaiki. Tabel 18 Hubungan Fungsi Tanaman dan Ruang
Ruang
Fungsi Tanaman
Inti Penyangga Pengembangan
Objek Wisata
Transisi Objek Pendu
kung Transisi Objek
Pendu kung
Pelayanan dan
Fasilitas Penerima
Penguat identitas
Estetika Pembatas
Peneduh Penyerap
polusi
VI. PERENCANAAN LANSKAP
6.1. Rencana Ruang Wisata
Rencana ruang yang berdasarkan konsep ruang wisata akan dibagi dalam lima ruang. Pembagian ruang tersebut berdasarkan fungsi dan kebutuhan dalam
aktivitas wisata pada kawasan Tabel 19 dan Gambar 48, yaitu : 1.
Ruang objek wisata utamainti merupakan ruang yang utama dalam rencana ruang ini. Karena di dalamnya terdapat objek wisata sejarah yang
dalam konsep pelestarian termasuk dalam ruang mintakat inti. Oleh karena itu penentuan ruang ini harus diperhatikan secara seksama karena
berhubungan dengan keberadaan objek sejarah yang harus dilestarikan. Adapun objek wisata yang terdapat dalam ruang inti ini adalah Rumah
Kalang, Pasar Gede, Gardu Listrik Tua, Komplek Makam Raja-Raja Mataram, Masjid Besar Mataram, komplek pemandian sendang, Situs
Watu Gilang dan Watu Gatheng, Cepuri, Gang Rukunan, reruntuhan rumah Prof. Kahar Muzakkir dan Langgar Tertua. Adapun aktivitas wisata
yang dapat dilakukan pada ruang ini adalah melihat, mengamati, mempelajari objek, menginterpretasikan objek, ziarah, ibadah, foto,
belanja, dan kegiatan lainnya yang tidak mengganggu ataupun merusak keberadaan objek tersebut. Luas ruang ini adalah sekitar 19,22 ha atau
9,2 dari luas seluruh KCB Kotagede ini. 2.
Ruang objek wisata pendukung, pada kawasan ini berupa pemukiman penduduk setempat juga lokasi terdapatnya objek wisata. Ruang ini
mengelilingi kawasan dan berada pada lapisan paling luar dari KCB Kotagede. Untuk ruang objek wisata pendukung 1 direncanakan dalam
pengembangannya agak dibaatasi, yaitu fasade maupun gaya arsitektur bangunannya tidak terlepas dari konsep Kerajaan Mataram Islam yang
memadukan gaya Jawa-Hindu-Islam. Sedangkan untuk ruang objek wisata pendukung 2 dalam rencana pengembangannya tidak terlalu dibatasi,
fasade maupun gaya arsitektur bangunannya dapat mengalami modifikasi. Aktivitas wisata yang dapat dilakukan dalam ruang ini adalah melihat