Kompleks Masjid Besar Mataram Komplek makam kerajaan

Komplek Kerajaan Mataram Islam dibangun sebagaimana komplek keraton kerajaan di Jawa pada umumnya, yaitu dengan menggunakan alun-alun sebagai pusat kota Catur Gatra Tunggal. Komplek keraton ditempatkan sebelah selatan alun-alun dan Masjid Gede di sebelah barat alun-alun. Kemudian pasar yang digunakan sebagai pusat kegiatan ekonomi ditempatkan di sebelah utara alun-alun. Berikut adalah elemen sejarah yang terdapat pada komplek Kerajaan Mataram Islam dan masih dipelihara dan dilestraikan pada KCB Kotagede:

a. Kompleks Masjid Besar Mataram

Terletak di sebelah barat alun-alun dan dikelilingi oleh tembok setinggi 2.5 m. Dalam Babad Momana disebutkan bahwa masjid kerajaan ini selesai dibangun pada tahun 1511 Jawa 1589 M atas perintah Panembahan Senopati. Pernah dipugar beberapa kali akibat gempa tahun 1867 dan kebakaran tahun 1919. Pemugaran terakhir dilakukan pada akhir tahun 2002 di bawah koordinasi Pemda DI Yogyakarta. Masjid ini memiliki bentuk arsitektur yang khas beratap tajug tumpang, memiliki serambi dan pawestren, serta dikelilingi kolam Gambar 5. Pada dinding tembok keliling di sebelah selatan terdapat gapura yang menghubungkan kompleks masjid dengan kompleks makam kerajaan. Kompleks makam kerajaan ini juga dibangun bersamaan dengan pembangunan kompleks masjid. Gambar 5 Masjid Besar Mataram

b. Komplek makam kerajaan

Kompleks makam kerajaan berada di belakang masjid dan untuk mencapainya harus melewati beberapa halaman Gambar 8. Di sini dimakamkan para peletak dasar Kerajaan Mataram Islam, diantaranya Ki Ageng Pemanahan, Panembahan Senapati, dan Panembahan Sedang ing Krapyak. Selain itu juga terdapat makam Sri Sultan Hamengku Buwono II, Pangeran Adipati Pakualaman I, serta sejumlah besar makam keluarga raja Mataram lainnya Gambar 6. Terdapat pula jirat makam Ki Ageng Mangir Wanabaya yang berada separuh di dalam dan di luar kompleks makam sebagai tanda bahwa dia adalah menantu sekaligus musuh Panembahan Senapati. Gambar 6 Denah Komplek Makam Pada tembok kelir menuju halaman makam terdapat beberapa buah prasasti yang menjelaskan bahwa Bangsal Duda di halaman itu dibangun pada masa Sultan Agung 1644 M dan penjelasan mengenai perbaikan makam akibat gempa bumi pada tahun 1867. Adapun kegiatan pada tempat ini adalah berziarah yang dilakukan oleh pengunjung yang harus mengikuti ritual khusus dan menggunakan pakaian khusus Gambar 7. Keterangan makam: 1. Nyai Ageng Nis 2. Kanjeng pangeran Jayaprana Inggih Mijil Ing Kadilangu, Putranipun Kanjeng Sunan Kalijaga 3. Sinuwun Datuk Palembang Sultan Pajang, Ingkang Kala Taksih Timur Asma Jaka Tingkir 4. Kyai Ageng Mataram, Inggih Kyai Ageng Pamanahan 5. Nyai Ageng Mataram 6. Nyai Ageng Pati 7. Kyai Ageng Jurumartani, Inggih Kyai Ageng Mandaraka 8. Kanjeng Panembahan Senapati 9. Kanjeng Pangeran Gagakbani 47. Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Paku Alam I 76. Nyai Wirakerta, Mangir 80. Kyai Ageng Wanabaya, Mangir Anggota keluarga kerajaan lainnya Gambar 7 Wistawan yang Gambar 8 Gerbang masuk akan melakukan ziarah makam Raja-Raja Mataram

c. Kompleks pemandian sendang