Kebutuhan Ruang Pelestarian Kebutuhan Ruang Pelestarian dan Wisata

b. Memudahkan pemantauan dan pengendalian c. Memudahkan isolasi terhadap bahaya kebakaran d. Memudahkan dalam pencapaian mobil pemadam kebakaran e. Menyediakan ruang pandang dan tampil pajang f. Menyediakan dan mengatur ruang kegiatan pendukung penyajian dan penikmatan objek.

5.2.2. Kebutuhan Ruang Wisata

Dalam pengembangan KCB Kotagede sebagai kawasan wisata, maka diperlukan pula pembagian ruang untuk aktivitas wisata itu sendiri. pada umumnya pembagian ruang untuk aktivitas wisata Gambar 43 dan 45 adalah sebagai berikut : 1. Ruang objek wisata, yaitu ruang yang menunjukan keberadaan objek- objek wisata yang dapat dinikmati 2. Ruang transisi, yaitu ruang yang mengarahkan wisatawan terhadap keberadaan objek wisata 3. Ruang pelayanan, yaitu ruang yang menyediakan berbagai fasilitas juga pelayanan yang dapat menunjang kegiatan wisata 4. Ruang penerimaan, yaitu ruang yang berfungsi sebagai pintu masuk ke dalam kawasan juga area penyambut wisatawan. KCB Kotagede memiliki beberapa tempat yang dapat dimanfaatkan sebagai objek wisata. Selain itu, terdapat pula beberapa tempat yang memungkinkan untuk dijadikan ruang fasilitas dan pelayanan. Diupayakan kegiatan perencanaan lanskap dapat diterapkan pada seluruh kawasan agar semua potensi objek wisata dapat dinikmati oleh wisatawan. Unntuk ruang objek wisata dibagi lagi menjadi tiga , yaitu ruang objek utama, ruang objek pendukung 1 dan ruang objek pendukung 2. Ruang objek utama yaitu ruang yang di dalamnya terdapat objek wisata utamainti peninggalan sejarah yang termasuk dalam zona mintakat inti. Ruang objek pendukung 1 merupakan ruang yang di dalamnya terdapat objek wisata yang termasuk pada zona mintakat penyangga. Sedangkan ruang objek pendukung 2 adalah ruang yang di dalamnya terdapat objek wisata di luar zona mintakat inti dan mintakat penyangga. Gambar 43 Ruang kebutuhan wisata

5.3. Upaya Pelestarian Kawasan

Pelestarian KCB Kotagede diperlukan untuk melindungi kawasan dari kerusakan yang mungkin terjadi akibat aktivitas wisata pengunjung. Oleh karena itu, aktivitas wisata pada kawasan inti maupun penyangga perlu sangat diperhatikan agar dapat memperkirakan aktivitas wisata apa saja yang dapat diterapkan tanpa merusak kondisi dan kepekaan dari objek wisatanya. Pemeliharaan pada ruang inti harus tetap dipertahankan dan lebih ditingkatkan lagi. Disertai dengan adanya aktivitas wisata, maka diperlukan media interpretasi yang dapat mengajak wisatawan untuk lebih menghargai dan memahami arti nilai sejarah yang terkandung pada objek tersebut. Dengan begitu, setelah wisatawan mengetahuai betapa pentingnya kawasan tersebut, maka akan menurunkan niat wisatawan untuk melakukan pengrusakan, bahkan mungkin wisatawan justru akan ikut andil dalam upaya pelestariannya. Pengelolaan pada ruang penyangga dilakukan untuk mendukung pelestarian ruang inti. Hal ini terjadi karena pada pengelolaan tersebut dilakukan pemeliharan area sekitar ruang inti yang dapat melindungi keberadaan objek wisata pada ruang inti. Selain itu, ruang ini dapat pula dijadikan area pendukung aktivitas wisata. Maka diperlukan pemeliharaan lingkungan untuk kenyamanan wisatawan serta penyediaan fasilitas yang dapat mengakomodasi aktivitas wisata di dalamnya. Dalam kegiatan pelestarian diperlukan pula perhitungan nilai daya dukung sebagai pencegah terjadinya aktivitas wisata yang berlebihan dan juga dapat menyebabkan terjadinya kerusakan dari sumber daya dan lingkungan yang ada. Perhitungan nilai daya dukung berdasarkan pada standar rata-rata individu dalam m 2 orang Tabel 16. Rumus perhitungan nilai daya dukung untuk kawasan wisata menurut Boulon dalam Nurisjah, Pramukanto, dan Wibowo 2003 yaitu : DD = A T = DD x K K = N S R Keterangan : DD = daya dukung orang A = area yang digunakan m2 S = standar rata-rata individu m2orang T = total pengunjung per hari pada area yang diperkenankan orang K = koefisien rotasi N = jam kunjungan per hari pada area yang diperkenankan R = rata-rata waktu kunjungan jam Perhitungan nilai data dukung pada KCB Kotagede dilakukan pada setiap ruang. Untuk Ruang Objek Utama 19,22 ha dan Ruang Penyangga 122,71 ha diberlakukan standar standar ruang individu 12 m 2 untuk aktivitas wisata outdoor dan area yang digunakan hanya pada lokasi yang terdapat objek wisata dengan luas ruang masing-masing 7,68 ha 40x19,22 ha dan 24,54 ha 20x122,71 ha, jam kunjungan per hari 8 jam, rata-rata waktu kunjungan 4 jam sesuai dengan simulasi perjalanan wisata yang telah dilakukan ketika survey dan koefisien rotasi 2. Setelah melakukan perhitungan didapatkan hasil daya dukung pada Ruang Objek Utama sebanyak 12.800 oranghari dan pada Ruang Penyangga sebanyak 40.900 oranghari. Pada Ruang Pelayanan 20,13 ha yang memiliki area untuk aktivitas sebesar 5,03 ha 25x20,13 ha dan Ruang Penerimaan 13,79 ha sebesar 5,52 ha 40x13,79 ha diberlakukan standar ruang individu 12 m 2 untuk aktivitas di luar ruangan dengan hasil perhitungan daya dukung masing-masing sebesar 8.383 dan 9.200 oranghari pada setiap ruangnya. Sehingga jika ditotalkan maka daya dukung KCB Kotagede adalah sebanyak 71.283 oranghari.