Dampak Peningkatan Efisiensi di Sektor Listrik terhadap Total

113 Tabel 28 Dampak kenaikan TDL diikuti penurunan PPN di seluruh sektor terhadap peubah-peubah ekonomi makro di Indonesia. DESKRIPSI Peubah Ekonomi Makro SR LR Neraca perdaganganPDB delB 0,00 0,03 Tenaga kerja employ 4,58 0,00 Indeks deflator PDB sisi pengeluaran p0gdpexp -0,18 -0,62 Upah nominal p1lab 0,07 4,97 Indeks harga investasi p2tot -0,58 -0,56 Indeks harga konsumen p3tot 0,07 -0,47 Indeks harga ekspor p4tot 0,02 -0,71 Upah riil realwage 0,00 5,47 Indeks volume impor x0cif_c 0,54 3,20 PDB riil penggunaan x0gdpexp 1,43 10,98 Konsumsi RT x3tot 1,86 11,81 Indeks volume ekspor x4tot 1,46 16,06 DAMPAK Keterangan : SR = jangka pendek short-run LR = jangka panjang long-run Kenaikan TDL yang diikuti penurunan PPN pada seluruh sektor berdampak pada peningkatan permintaan tenaga kerja sebesar 4,58 persen pada jangka pendek. Kebijakan penurunan PPN mampu menekan harga output sesuai dayabeli konsumen sehingga permintaan outputnya meningkat. Peningkatan output pada seluruh sektor akibat penurunan PPN tersebut mendorong peningkatan permintaan tenaga kerja. Hal ini menunjukan bahwa kebijakan pemerintah menurunkan PPN sebesar 1 persen pada seluruh sektor ekonomi mampu memperbaiki perekonomian baik pada PDB riil maupun kondisi pasar tenaga kerja di Indonesia. Dampak inflasi akibat kenaikan TDL pada jangka pendek dapat diminimisasi dengan kebijakan penurunan PPN bahkan pada jangka panjang indeks harga konsumennya menurun sebesar 0,47 persen. 114

6.2.3.2 Dampak Kenaikan TDL yang diikuti Penurunan PPN di

Seluruh Sektor terhadap Kinerja Ekonomi Sektoral. Kebijakan kenaikan TDL yang diikuti dengan kebijakan penurunan pajak produksi di seluruh sektor ekonomi sebesar 1 persen skenario 4. Hasil simulasi tersebut menunjukan pada jangka pendek maupun jangka panjang terjadi peningkatan output di seluruh sektor. Pola peningkatan output sektoral yang terjadi akibat dampak kenaikan TDL yang diikuti diikuti penurunan PPN ternyata sejalan dengan kenaikan TDL yang diikuti kebijakan efisiensi. Sektor pertanian dan industri makanan minuman, dan tembakau juga merupakan sektor yang kenaikan outputnya terbesar. Pada jangka pendek peningkatan output pada industri makanan, minuman dan tembakau mencapai 4,37 persen, dan pada jangka panjang kenaikan outputnya semakin besar hingga 21,98 persen. Tingginya peningkatan output industri makanan, minuman dan tembakau karena penurunan PPN pada sektor tersebut mampu menekan biaya produksinya yang meningkat akibat kenaikan TDL. Pada jangka pendek terjadi sedikit penurunan harga pada beberapa sektor ekonomi, namun pada jangka panjang hampir semua sektor ekonomi mengalami penurunan harga yang cukup besar. Pada jangka pendek maupun jangka panjang sektor listrik 1300 VA ke atas harganya masih mengalami peningkatan yang sangat besar karena dampak langsung dari kenaikan TDL pada sektor tersebut. Kebijakan penurunan PPN sebesar 1 persen pada seluruh sektor ekonomi hanya mengurangi sedikit kenaikan harga output pada jangka pendek sehingga perlu kebijakan lain seperti efisiensi produksi. Industri semen baik jangka pendek maupun jangka panjang harganya masih meningkat namun peningkatannya jauh lebih kecil. Kenaikan TDL akan menyebabkan kenaikan biaya produksi sehingga berdampak pada penurunan output dan kenaikan harga, juga akan berdampak terhadap penyerapan tenaga kerja. Semakin besar penurunan output, akan semakin besar juga penurunan tenaga kerja. Pada sektor industri, kenaikan TDL yang diikuti penurunan PPN sebesar 1 persen mengakibatkan peningkatan permintaan tenaga kerja yang berkisar antara 0,02 persen industri semen sampai 14,87 persen industri makanan, minuman dan tembakau pada jangka