Membuat File Tablo KONSTRUKSI DATA DASAR

79 terlampaui oleh share sektor rumahtangga dan komersial. Hal ini dapat mencerminkan berbagai hal: tingkat elektrifikasi yang sudah sangat tinggi, peran sektor jasa services yang lebih tinggi dibandingkan peran sektor industri, serta penggunaan listrik oleh sektor industri yang lebih efisien dibandingkan penggunaan listrik oleh sektor industri di negara berkembang. Tabel 14 Listrik yang terjual dan share perkelompok pelanggan di Indonesia tahun 2002-2009 RT Industri Bisnis Sosial Pemerinta h Peneranga n jalan Jumlah 2002 Listrik terjualGWh 33.993,56 36.831,30 11.845,04 1.842,89 1.281,49 1.294,46 87.088,74 Share 39,03 42,29 13,60 2,12 1,47 1,49 100,00 2003 Listrik terjualGWh 35.753,05 36.497,25 13.223,84 2.021,60 1.433,19 1.512,02 90.440,95 Share 39,53 40,35 14,62 2,24 1,58 1,67 100,00 2004 Listrik terjualGWh 38.588,28 40.324,26 15.257,73 2.237,86 1.644,74 2.044,60 100.097,47 Share 38,55 40,28 15,24 2,24 1,64 2,04 100,00 2005 Listrik terjualGWh 41.184,29 42.448,36 17.022,84 2.429,84 1.725,66 2.221,24 107.032,23 Share 38,48 39,66 15,90 2,27 1,61 2,08 100,00 2006 Listrik terjualGWh 43.753,17 43.615,45 18.415,52 2.603,63 1.807,93 2.414,13 112.609,83 Share 38,85 38,73 16,35 2,31 1,61 2,14 100,00 2007 Listrik terjualGWh 47.324,91 45.802,51 20.608,47 2.908,70 2.016,36 2.585,86 121.246,81 Share 39,03 37,78 17,00 2,40 1,66 2,13 100,00 2008 Listrik terjualGWh 50.184,17 47.968,85 22.926,29 3.082,42 2.095,80 2.761,28 129.018,81 Share 38,90 37,18 17,77 2,39 1,62 2,14 100,00 2009 Listrik terjualGWh 54.945,41 46.204,21 24.825,24 3.384,36 2.334,66 2.888,10 134.581,98 Share 40,83 34,33 18,45 2,51 1,73 2,15 100,00 TAHUN Pelanggan Sumber : diolah dari Statistik PLN tahun 2009 Indonesia termasuk negara sedang berkembang, namun pada periode 2002-2009 telah terjadi terjadi pergeseran share konsumen listrik terbesar yaitu dari pelanggan industri ke pelanggan rumahtangga. Perkembangan konsumsi listrik PLN oleh pelanggan dilihat melalui listrik yang terjual pada setiap pelanggan. Listrik yang terjual pada kelompok industri pada tahun 2002 sebesar 33.993,56 GWh dengan share mencapai 42,29 persen dan pada tahun 2009 meningkat menjadi 46.204,21 GWh namun sharenya mengalami penurunan menjadi 34,33 persen dari total listrik yang dijual PLN. Pergeseran dominasi 80 share penjualan energi listrik PLN kepada pelanggannya dari kelompok pelanggan Industri ke kelompok pelanggan rumahtangga, dalam Tabel 14 terlihat pangsa industri dalam pembelian listrik PLN cenderung mengalami penurunan. Sebaliknya share kelompok rumahtangga mengalami peningkatan yaitu dari 39,09 persen pada tahun 2002 menjadi 40,83 persen pada tahun 2009.

5.3.1 Pola Konsumsi Listrik Industri di Indonesia.

Pergeseran dominasi share penjualan energi listrik PLN kepada pelanggannya dari kelompok pelanggan industri ke kelompok pelanggan rumahtangga ditenggarai adanya deindustrialisasi dan switching. Pengalihan sumber listrik di sektor industri dari PLN ke non PLN, yang bisa berupa pembangkitan sendiri atau pembelian listrik dari perusahaan lain. Keterbatasan jumlah, jaringan, dan kualitas listrik PLN di satu sisi, sementara di sisi lain harga bahan bakar minyak domestik yang masih disubsidi, impor dieselgenset yang dibebaskan bea masuknya, serta dibukanya peluang bagi swasta untuk berinvestasi di bidang pembangkitan telah mendorong industri untuk melakukan switching. Selain faktor deindustrialisasi dan switching, penurunan share penjualan listrik ke sektor industri juga disebabkan oleh transformasi struktur ekonomi dari perekonomian industri ke perekonomian jasa-jasa. Transformasi struktur ekonomi tidak relevan dalam kasus Indonesia. Penurunan share kelompok industri dalam total penjualan listrik PLN tersebut akan berdampak negatif terhadap masa depan kinerja PLN. Sebagaimana diketahui, biaya produksi listrik, selain ditentukan oleh harga bahan bakar juga ditentukan oleh waktusaat listrik dikonsumsi pelanggan. Pola harian konsumsi listrik oleh pelanggan dari kelompok industri umumnya bersifat flat atau tidak mengalami perbedaan yang tajam antara saat konsumsi tinggi dengaan saat konsumsi rendah. Perbedaan konsumsi listrik industri pada pagi dan siang hari tidak terlampau berbeda dengan konsumsi pada malam hari sehingga bisa menekan biaya operasional PLN. Listrik merupakan komoditi yang cukup strategis terutama untuk industri besar dan sedang dimana hampir semua industri tersebut menggunakan listrik 81 untuk berproduksi. Nilai listrik yang dikonsumsi pada setiap sektor industri di Indonesia tergantung dari jumlah perusahaan dan besar listrik yang digunakan untuk produksi. Tabel 15 menunjukan sektor industri besar sedang yang mengkonsumsi listrik terbesar adalah industri mesin dan alat-alat perlengkapan listrik karena listrik termasuk bahan baku utama dalam proses produksi sektor tersebut. Industri mesin dan alat-alat perlengkapan konsumsi listriknya sebagian menggunakan listrik non PLN sehingga dampak kenaikan TDL tidak langsung meningkatkan harga outputnya. Tabel 15 Nilai dan share listrik yang dibeli Industri Besar Sedang IBS di Indonesia Tahun 2008 PLN Non PLN Jumlah PLN Non PLN Jumlah 1 Industri makanan, minuman dan tembakau 7.194 4.568 162 4.730 15,51 2,55 13,20 2 Industri tekstil, pakaian dan kulit dan pemintalan 5.695 5.819 152 5.971 19,75 2,38 16,66 3 Industri Bambu, Kayu, rotan Barang dari Kayu 1.435 1.017 45 1.062 3,45 0,71 2,96 4 Industri kertas, barang dari kertas dan karton 1.225 2.874 178 3.052 9,75 2,80 8,52 5 Industri Kimia, Pupuk,dan hasil kilang 1.140 2.478 250 2.727 8,41 3,92 7,61 6 Industri barang karet , plastik mineral bukan logam 3.623 3.848 800 4.648 13,06 12,57 12,97 7 Industri semen 20 1.709 1 1.710 5,80 0,01 4,77 8 Industri logam dasar besi dan baja bukan besi 252 2.398 1.025 3.423 8,14 16,10 9,55 9 Industri barang dari logam 913 828 162 990 2,81 2,54 2,76 10 Industri mesin, alat-alat, perlengkapan listrik dan alat pengangkutan dan perbaikannya 1.628 3.282 3.560 6.842 11,14 55,91 19,10 11 Industri lainnya 2.569 641 33 673 2,17 0,51 1,88 Total 25.694 29.461 6.368 35.829 100,00 100,00 100,00 No. SEKTOR Jumlah Perusahaan Nilai Listrik yang Dibeli Miliar Rp. Share Persen Sumber : diolah dari Statistik Industri Besar Sedang tahun 2008, BPS. Di Indonesia jumlah perusahaan industri makanan, minuman dan tembakau yang memiliki pegawai 20 orang ke atas mencapai 7.194 perusahaan, sehingga konsumsi listrik di sektor tersebut juga besar hingga 13,20 persen. Begitu juga dengan sektor industri teksil, pakaian, kulit dan pemintalan yang share konsumsi listrik hingga 16,66 persen akibat jumlah