56
4.2 Tabel Input-Output Usaha Kecil dan Menengah Indonesia Tabel I-O UKM Tahun 2003
Penelitian ini selain menggunakan Tabel I-O Indonesia tahun 2008, juga menggunakan Tabel I-O UKM Indonesia tahun 2003. Tabel I-O UKM terdiri dari
233 klasifikasi sektor ekonomi dan diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik. Tabel I- O UKM dapat untuk melihat keterkaitan antarsektor ekonomi khususnya UKM
dalam perekonomian Indonesia, dapat digunakan untuk penghitungan produktivitas tenaga kerja UKM serta dapat digunakan untuk analisis Tabel I-O
UKMK untuk berbagai kebutuhan. Pada penelitian ini Tabel I-O UKM digunakan untuk mendisagregasi sektor listrik menurut daya terpasangnya menggunakan
pendekatan share konsumsi listrik pada tiap skala ekonominya. Klasifikasi Tabel I-O UKM dibuat berdasarkan omzet yang dihasilkan oleh
kegiatan ekonomi. Dimana definisi Usaha Kecil adalah usaha yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200 juta dan penjualan tahunan paling banyak
Rp. 1 miliar. Usaha Menengah adalah usaha yang memiliki penjualan tahunan di atas Rp. 1 miliar hingga Rp. 50 miliar. Usaha Besar adalah usaha yang memiliki
penjualan tahunan di atas Rp. 50 miliar. 233 sektor pada klasifikasi Tabel I-O UKM sektor terdiri dari 72 sektor Usaha Kecil UK, 72 sektor Usaha Menengah
UM dan 85 sektor Usaha Besar UB.
4.3 Struktur Input-Output
Struktur lengkap Tabel I-O dapat dilihat pada Gambar 8 Bab 3. Matriks yang terdapat pada Tabel I-O terdiri dari matriks penyerapan input absorption
matrix di tiap industri, matriks produk bersama dan matriks pajak. Kolom dari matriks penyerapan menunjukkan lima pelaku ekonomi yaitu produsen domestik,
investor, rumahtangga, ekspor dan pemerintah. Semua data yang tertera pada Tabel I-O dihitung dalam satuan rupiah.
Baris pada Gambar 8 pada Bab 3 menunjukkan asal dari pembelian komoditas yang dilakukan oleh pelaku ekonomi pada setiap kolom yang meliputi
aliran bahan baku, tenaga kerja, modal, tanah, pajak tak langsung dan biaya lainnya. Aliran bahan baku dasar pada kolom pertama dan kedua menunjukkan
aliran komoditas impor dan domestik yang digunakan oleh industri sebagai input
57
atau pembentukan modal. Kolom pertama dan baris pertama adalah nilai dari bahan baku input antara dari komoditas c dan sumber s yang digunakan
oleh setiap industri i pada proses produksinya. Selanjutnya aliran komoditas ke kolom ketiga menunjukkan komoditas yang dikonsumsi oleh
rumahtangga. Aliran komoditas ke kolom keempat dan kelima menunjukkan nilai komoditas yang diekspor dan dikonsumsi pemerintah. Disini dapat dilihat
bahwa hubungan antar komoditas pada Tabel I-O menunjukkan hubungan sektoral antar industri dan hubungan agregat dari pelaku-pelaku ekonomi dalam
ekonomi makro. Alur tenaga kerja dari baris ketiga adalah upah dan gaji yang diterima oleh
pekerja sebagai balas jasa faktor tenaga kerja yang digunakan oleh industri. Balas jasa faktor modal dimatrikskan pada baris keempat. Baris keempat ini
menunjukkan besarnya biaya sewa modal yang digunakan oleh industri dalam proses produksi. Pajak produksi pajak tak langsung dimatrikskan pada baris
kelima menunjukkan pajak yang dibayar oleh konsumen melalui produsen sebagai pajak tak langsung dikurangi dengan subsidi yang diterima. Matriks bea impor
mencatat pembayaran bea impor atas tiap komoditas yang diimpor oleh setiap industri. Penelitian ini mengasumsikan bahwa sebuah industri hanya dapat
memproduksi sebuah komoditas.
4.4 Agregasi dan Disagregasi Sektor
Sesuai dengan tujuan penelitian, maka sektor yang tercakup dalam penelitian ini terdiri dari 21 sektor. Bila sektor-sektor tersebut dikategorikan
ke dalam sembilan sektor seperti pada PDB menurut lapangan usaha, maka disagregasi ke-21 sektor dalam penelitian dapat dikelompokkan sebagai berikut:
sektor pertanian 1 sektor, sektor pertambangan dan penggalian 1 sektor, sektor industri pengolahan didisagregasi menjadi 11 sektor, sektor listrik, gas
dan air bersih didisagregasi menjadi 3 sektor, sektor bangunan didisagregasi 1 sektor, sektor perdagangan, hotel dan restoran 1 sektor, sektor
pengangkutan dan komunikasi 1 sektor, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 1 sektor dan sektor jasa 1 sektor. Disagregasi sektor menurut
PDB lapangan usaha ke dalam sektor penelitian ditunjukkan pada Tabel 6.
58
Tabel 6 Klasifikasi sektor dalam penelitian menurut lapangan usaha
Sektor PDB menurut Lapangan Usaha
Sektor Penelitian 21 sektor Notasi
1. Pertanian 1 Pertanian
Pertanian 2.
Pertambangan Penggalian
1 Pertambangan dan penggalian Tambangali
3. Industri 1 Makanan, minuman dan tembakau
IndMakmin 2 Tekstil, pakaian, kulit dan pemintalan
IndTekstPak 3 Bambu, kayu, rotan barang dr kayu
IndBambuKy 4 kertas, barang dari kertas dan karton
IndKertas 5 Kimia,Pupuk,dan hasil kilang
IndKimia 6 Barang karet, plastik mineral bukan logam
IndKrtPlstk 7 Semen
IndSemen 8 Logam dasar besi dan baja bukan besi
IndLgmDsr 9 Barang dari logam
IndBrgLgm 10
Mesin, alat-alat, perlengkapan listrik dan alat pengangkutan dan perbaikannya
IndMesin 11 Industri lainnya,
Indlainnya 4. Listrik, Gas dan Air
1 Listrik berdaya 900 VA ke bawah Listrik900
Bersih 2 Listrik berdaya 1300 VA ke atas
Listrik1300 2 Gas dan Air bersih
Gasair 5. Bangunan
1 Bangunan Bangunan
6. Perdagangan, Hotel 1 Perdagangan dan Hotel dan restoran
PerdagHR dan Restoran
7. Pengangkutan dan 1 Pengangkutan dan Komunikasi
Angkom Komunikasi
8. Keuangan dan Jasa 1 Keuangan dan jasa perusahaan
KeuJspersh Perusahaan
9. Jasa 1 Jasa
JasaLain Sumber: BPS, 2010 diolah
Untuk memadukan hasil agregasi dan disagregasi sektor ekonomi yang digunakan dalam penelitian dengan Tabel I-O 2008 dan SNSE 2008, maka
dilakukan mapping pemetaan antara sektor ekonomi yang terdapat dalam penelitian 21 sektor dan sektor ekonomi yang terdapat pada Tabel I-O 2008
66 sektor dan tabel SNSE 2008. Proses mapping antara sektor pada Tabel I-O dan sektor PDB dalam penelitian ini seperti pada Tabel 7.