Perkembangan Pelanggan Listrik yang diproduksi dan dijual di
83
mereka berhak mendapatkan pelayanan yang sama maka diperlukan subsidi bagi perusahaan penyedia fasilitas listrik dalam rangka investasi dan operasi. Bagi
rumahtangga yang secara ekonomis kurang mampu perlu disediakan subsidi terarah. Pola subsidi ini, masyarakat yang kurang mampu, yaitu masyarakat yang
menggunakan daya listrik sampai jumlah tertentu, diberi kemudahan untuk membayar tagihan rekening listrik dengan tarif di bawah standar. Rumahtangga
mampu dan rumahtangga berlebih tidak perlu diberikan subsidi listrik sehingga beban subsidi dapat dikurangi.
.
Pola harian konsumsi pelanggan rumahtangga secara keseluruhan sangat fluktuatif, yaitu konsumsi pada malam hari beban puncak jauh lebih tinggi
dari pada konsumsi pada pagi dan siang hari. Mengingat share rumahtangga relatif dominan, sebagai konsekuensinya biaya pembangkitan listrik di malam
hari jauh lebih tinggi dibandingkan dengan di pagi dan siang hari. Penurunan share industri di satu sisi dan peningkatan share rumahtangga di sisi lain akan
berimplikasi pada meningkatnya biaya pembangkitan listrik. Mengingat biaya transmisi dan distribusi untuk pelanggan rumahtangga relatif lebih mahal
dibandingkan untuk pelanggan industri, secara total pergeseran share tersebut akan mengakibatkan peningkatan total biaya pengadaan listrik.
Peran sektor rumahtangga dalam total permintaan energi, termasuk dan terutama energi listrik, telah dan akan terus bertumbuh dengan laju
pertumbuhan lebih tinggi dibandingkan laju pertumbuhan permintaan energi listrik oleh sektor industri dan sektor komersial. Beberapa faktor penjelas hal
tersebut antara lain adalah: 1 pertumbuhan penduduk dan perubahan demografi serta urbanisasi, dan 2 peningkatan taraf ekonomi. Urbanisasi
juga menyebabkan meningkatnya permintaan listrik oleh rumahtangga. Di satu sisi keluarga inti cenderung tinggal di perkotaan, sementara di sisi lain
kota-kota kecil tumbuh menjadi kota besar baik karena pertumbuhan yang otonom maupun karena efek ekspansi kota besar yang berdekatan.
Pertumbuhan kota tersebut tentunya menuntut peningkatan jumlah dan kualitas pasokan energi listrik. Peningkatan taraf ekonomi yang ditunjukkan
oleh peningkatan pendapatan perkapita akan menyebabkan meningkatnya
84
permintaan energi listrik oleh rumahtangga. Tabel 16 Konsumsi dan share rumahtangga persektor tahun 2008
HouseHB HouseHA
HouseHB HouseHA
1
Pertanian
354.403 60.842
16,44 8,13
2
Pertambangan dan penggalian
899 173
0,04 0,02
3
Industri makanan, minuman dan tembakau
526.298 85.277
24,42 11,40
4
Industri tekstil, pakaian dan kulit dan pemintalan
81.804 15.031
3,80 2,01
5
Industri Bambu, Kayu, rotan Barang dari Kay
28.256 5.229
1,31 0,70
6
Industri kertas, barang dari kertas dan karton
13.163 2.107
0,61 0,28
7
Industri Kimia, Pupuk,dan hasil kilang
76.919 15.875
3,57 2,12
8
Industri barang karet , plastik mineral bukan loga
54.132 11.172
2,51 1,49
9
Industri semen
0,00 0,00
10
Industri logam dasar besi dan baja bukan besi
0,00 0,00
11
Industri barang dari logam
15.814 2.531
0,73 0,34
12
Industri mesin, alat-alat, perlengkapan listrik dan a
192.044 30.735
8,91 4,11
13
Industri lainnya
8.951 1.433
0,42 0,19
14
Listrik berdaya 900 VA kebawah
25.695 1,19
0,00 15
Listrik berdaya 1300 VA keatas
4.384 0,00
0,59
16
Gas kota air
7.663 1.308
0,36 0,17
17
Bangunan
0,00 0,00
18
Perdagangan, hotel dan restoran,
200.115 415.910
9,28 55,58
19
Pengangkutan dan komunikasi
214.813 37.159
9,97 4,97
20
Lembaga keuangan, real estat dan jasa perusahaan
130.780 22.520
6,07 3,01
21
Jasa lain
223.823 36.654
10,38 4,90
Total 2.155.572
748.340 100,00
100,00 Konsumsi Milyar Rp
Sektor
Share Kode
Sumber : diolah dari Tabel I-O
Peningkatan permintaan
listrik rumahtangga
disebabkan oleh
peningkatan daya beli dan pengalihan penggunaan energi non-listrik seperti kayu bakar dan miyak tanah, ke energi listrik yang memberikan kemudahan
dan kenyamanan. Rumahtangga di perkotaan konsumsi listriknya lebih banyak dibanding
rumahtangga di
pedesaan sesuai
dengan pendapatan
masyarakatnya. Berdasarkan faktor-faktor demografis tersebut, dapat diduga pertumbuhan permintaan listrik oleh sektor rumahtangga di masa mendatang
akan lebih tinggi dibandingkan dengan permintaan listrik oleh sektor industri. Rumahtangga dalam penelitian ini dipisah menjadi 2 yaitu rumahtangga
bawah HouseHB dan rumahtangga atas HouseHA. Rumahtangga bawah adalah rumahtangga yang berdaya listrik 450 VA hingga 900 VA sedangkan
85
rumahtangga atas adalah rumahtangga yang berdaya listrik 1300 VA ke atas. Pada umumnya rumahtangga atas tinggal diperkotaan yang kebutuhan akan
listriknya tinggi. Pendapatan rumahtangga atas yang jauh lebih besar dibanding rumahtangga bawah, sehingga share konsumsi listrik 0,59 persen
pada rumahtangga atas terhadap total konsumsinya lebih kecil dibanding rumahtangga bawah 1,19 persen, seperti di tabel 16.