63
merupakan pengguna akhir dari dalam negeri domestik dan satu bagian lainnya merupakan pengguna akhir luar negeri ekspor. Ketentuan tersebut
menunjukkan bahwa tujuan pembelian barang dan jasa oleh pengguna akhir adalah dalam rangka menambah aset karena umur penggunaannya lebih dari
satu periode akuntansi. Rumahtangga dikelompokan menjadi 2 sehingga total pengguna pada penelitian ini sebanyak 26 pengguna, yang merupakan
penjumlahan dari pengguna antara dan pengguna akhir. Sementara jumlah pengguna domestik adalah sebanyak 25 pengguna, yaitu total pengguna dikurangi
dengan pengguna luar negeri ekspor.
4.8 Klasifikasi Rumahtangga
Pada penelitian ini pengguna akhir untuk konsumsi rumahtangga dibagi menjadi 2 kelompok yaitu rumahtangga bawah HouseHB dan rumah
rumahtangga atas HouseHA. Pembagian 2 kelompok rumahtangga ini mengacu pada kebijakan kenaikan TDL yang hanya berlaku untuk pelanggan
listrik yang berdaya 1300 VA ke atas saja sedangkan pelanggan listrik 900 VA ke bawah masih disubsidi. Kelompok rumahtangga atas terdiri dari semua
rumahtangga yang daya tersambung listrik 450-900 VA, sedangkan kelompok rumahtangga atas adalah semua rumah yang berdaya listrik 1300 VA ke atas.
Untuk mengetahui rumahtangga menurut daya terpasang listriknya dibutuhkan data Susenas tahun 2008 baik KOR maupun Modul. Proporsi
rumahtangga diperoleh sebagai indikator untuk membagi rumahtangga menjadi dua kelompok berdasarkan daya terpasangnya listriknya. Pembagian proporsi
rumahtangga tersebut digunakan mengalokasikan rumahtangga menjadi 2 kelompok yaitu dengan melakukan agregasi dan disagregasi pada delapan
kelompok rumahtangga dalam SNSE tahun 2008.
4.9 Klasifikasi Sumber
Output yang berwujud barang dan jasa pada suatu wilayah perekonomian, sesungguhnya bersumber dari produksi dalam negeri wilayah itu sendiri dan
berasal dari produksi luar negeri. Berdasarkan kondisi ini maka sumber komoditas dibedakan menjadi dua sumber, yaitu domestik dan impor. Nilai komoditas yang
64
diimpor menurut industri dapat diperoleh dari Tabel I-O transaksi impor, sedangkan nilai komoditas domestik menurut industri diperoleh dari Tabel I-O
transaksi domestik. BPS mempublikasikan Tabel I-O Indonesia tahun 2008 menurut transaksi total dan transaksi domestik, maka untuk memperoleh nilai
transaksi impor dilakukan dengan cara mengurangkan Tabel I-O transaksi total dengan Tabel I-O transaksi domestik. Semua jenis transaksi dalam Tabel I-O
tersebut dihitung menurut harga produsen.
4.10 Elastisitas dan Parameter Lain
Data-data lain yang dibutuhkan untuk membangun model CGE INDOTDL selain yang telah disebutkan di atas, dibutuhkan juga data-data
parameter behavioral lainnya. Parameter elastisitas yang digunakan dalam model CGE INDOTDL antara lain elastisitas Armington, elastisitas substitusi
input primer dan elastisitas permintaan ekspor.
4.10.1 Elastisitas Armington
Armington mengemukakan teori mengenai permintaan barang dalam aktivitas perdagangan internasional. Dalam teori yang dikembangkannya,
Armington memperkenalkan asumsi bahwa produk yang diperdagangkan secara internasional berbeda berdasarkan lokasi produksinya. Armington juga
mengasumsikan bahwa dalam suatu negara, setiap industri hanya menghasilkan satu produk dan bahwa produk ini berbeda dari produk industri
yang sama dari negara lain. Dari sudut pandang konsumen, produk suatu industri yang berasal dari berbagai negara merupakan sekelompok barang
yang dapat saling bersubstitusi. Tingkat substitusi di antara barang yang dihasilkan oleh industri domestik dan industri di negara lain besifat tidak
sempurna imperfect of substitution. Derajat substitusi di antara kedua barang tersebut selanjutnya dikenal secara luas sebagai elastisitas substitusi
Armington atau elastisitas Armington. Asumsi Armington terhadap produk yang terdiferensiasi secara
nasional telah diadopsi secara luas dalam model CGE untuk mendefinisikan permintaan barang-barang domestik dan barang-barang impor. Nilai elastisitas