Simulasi Kebijakan METODE PENELITIAN

60 Tabel 7 Lanjutan No. Klasifikasi sektor No. Klasifikasi sektor 37 Industri bambu, kayu dan rotan 5 Industri bambu, kayu dan rotan 38 Industri kertas, barang dari kertas karton 6 Industri kertas, barang dari kertas dan karton 39 Industri pupuk dan pestisida 7 Industri kimia pupuk pestisida dan Pengilangan minyak bumi 40 Industri kimia 7 Industri kimia pupuk pestisida dan Pengilangan minyak bumi 41 Pengilangan minyak bumi 7 Industri kimia pupuk pestisida dan Pengilangan minyak bumi 42 Industri barang karet dan plastik 8 Industri barang karet plastik dan mineral bukan logam 43 Industri barang-barang dari mineral bukan logam 8 Industri barang karet plastik dan mineral bukan logam 44 Industri semen 9 Industri semen 45 Industri logam dasar besi dan baja 10 Industri logam dasar 46 Industri logam dasar bukan besi 10 Industri logam dasar 47 Industri barang dari logam 11 Industri barang dari logam 48 Industri mesin, alat-alat dan perlengkapan listrik 12 Industri mesin, perlengkapan listrik dan alat angkut 49 Industri alat pengangkutan dan perbaikannya 12 Industri mesin, perlengkapan listrik dan alat angkut 50 Industri barang lain yang belum digolongkan dimanapun 13 Industri barang lain yang belum digolongkan dimanapun 51 Listrik gaskota dan air bersih 14 -16 Listrik dan gasair 52 Bangunan 17 Bangunan 53 Perdagangan 18 Perdagangan hotel dan Restoran 54 Restoran dan hotel 18 Perdagangan hotel dan Restoran 55 Angkutan kereta api 19 Angkutan dan komunikasi 56 Angkutan darat 19 Angkutan dan komunikasi 57 Angkutan air 19 Angkutan dan komunikasi 58 Angkutan udara 19 Angkutan dan komunikasi 59 Jasa penunjang angkutan 19 Angkutan dan komunikasi 60 Komunikasi 19 Angkutan dan komunikasi 61 Lembaga keuangan 20 Lembaga keuangan, real estate jasa perusahaan 62 Real estat dan jasa perusahaan 20 Lembaga keuangan, real estate jasa perusahaan 63 Pemerintahan umum dan pertahanan 21 Jasa lainnya 64 Jasa sosial kemasyarakatan 21 Jasa lainnya 65 Jasa lainnya 21 Jasa lainnya 66 Kegiatan yang tak jelas batasannya 21 Jasa lainnya Agregasi sektor dalam Tabel I-O tahun 2008 Agregasi sektor dalam Penelitian Sumber: BPS, 2010 diolah

4.5 Sistem Neraca Sosial Ekonomi SNSE

SNSE menyediakan informasi mengenai keadaan sosial ekonomi makro Indonesia, tidak hanya meliputi informasi Tabel I-O tapi juga mengenai distribusi pendapatan untuk semua faktor produksi, pendapatan rumahtangga, dan pola dari pengeluaran rumahtangga. Dibanding dengan Tabel I-O, SNSE tidak hanya mengidentifikasi struktur produksi tetapi juga bermanfaat dalam menjelaskan distribusi pendapatan, tenaga kerja dan akumulasi modal. 61 Tabel 8 Pengelompokan sektoral dari Tabel Input-Output dan Sistem Neraca Sosial Ekonomi. No. Klasifikasi sektor No. Klasifikasi sektor 1 Pertanian 1-5 Pertanian 2 Pertambangan dan penggalian 6-7 Pertambangan dan penggalian 3 Industri makanan, minuman dan tembakau 8 Industri Makanan, Minuman Tembakau 4 Industri tekstil, pakaian dan kulit dan pemintalan 9 Industri TPT 5 Industri Bambu, Kayu, rotan Barang dr Kayu 10 Industri Kayu Barang dr Kayu 6 Industri kertas, barang dari kertas dan karton 11 Industri Kertas , Percetakan, Angkutan, Barang Logam Lainnya 7 Industri Kimia, Pupuk,dan hasil kilang 12 Industri Kimia,Pupuk,Hasil Tanah Liat,Semen 8 Industri barang karet , plastik mineral bukan logam 12 Industri Kimia,Pupuk,Hasil Tanah Liat,Semen 9 Industri semen 12 Industri Kimia, Pupuk ,Hasil Tanah Liat, Semen 10 Industri logam dasar besi dan baja bukan besi 11 Industri Kertas , Percetakan, Angkutan, Barang Logam Lainnya 11 Industri barang dari logam 11 Industri Kertas , Percetakan, Angkutan, Barang Logam Lainnya 12 Industri mesin, alat-alat, perlengkapan listrik dan alat pengangkutan dan perbaikannya 11 Industri Kertas , Percetakan, Angkutan, Barang Logam Lainnya 13 Industri lainnya 11 Industri Kertas , Percetakan, Angkutan, Barang Logam Lainnya 14 Listrik berdaya 900 VA kebawah 13 Listrik,Gas Air Minum 15 Listrik berdaya 1300 VA kebawah 13 Listrik,Gas Air Minum 16 Gas kota air 13 Listrik,Gas Air Minum 17 Bangunan 14 Konstruksi 18 Perdagangan, hotel dan restoran, 15-17 Perdagangan, hotel dan restoran, 19 Pengangkutan dan komunikasi 18-19 Angkutan darat, udara, Air, dan Komunikasi 20 Lembaga keuangan, real estat dan jasa perusahaan 21-22 Bank Asuransi, Real Estate Jasa Perusahaan 21 Jasa lainnya 23-24 Jasa lainnya Agregasi sektor dalam Penelitian Sektor dalam SNSE Sumber: BPS, 2010 diolah. SNSE banyak digunakan sebagai data dasar dalam penerapan model keseimbangan umum di Indonesia. SNSE Indonesia dikeluarkan dalam 3 kelompok sektoral yaitu versi 105 X 105, versi 37 x 37 dan versi 13 X 13. Pengelompokan sektor pada SNSE berbeda dengan pengelompokan pada Tabel I- O. Penelitian ini menggunakan SNSE sebagai data tambahan dalam Tabel I-O 2008, untuk menggabungkan data SNSE dan Tabel I-O dilakukan pengelompokan antara sektor keduanya Oktaviani 2008. Pengelompokan sektor antara SNSE dan Tabel I-O disajikan pada Tabel 8. 62

4.6 Klasifikasi Input Primer

Sebagaimana telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, karena model INDOTDL merupakan model CGE komparatif statis, maka pada penelitian ini input primer hanya terdiri dari tenaga kerja dan modal. Modal meliputi pembayaran atas lahan dan sewa barang modal yang digunakan dalam proses produksi oleh masing-masing sektor produksi. Pembayaran tenaga kerja meliputi upah dan gaji yang dibayar oleh setiap sektor perekonomian industri.

4.7 Klasifikasi Pengguna User

Pengguna barang dan jasa dapat dibedakan menurut dua kelompok utama, yaitu pengguna antara intermediate product dan pengguna akhir final user. Pengguna antara adalah pembelian yang dilakukan oleh industri tertentu terhadap output industri-industri lainnya dengan tujuan bukan untuk konsumsi, investasi, ekspor, dan inventori. Pembelian barangjasa oleh pengguna antara tersebut untuk mendukung proses produksi dan bersifat habis pakai dalam satu periode akuntansi. Pengguna antara pada penelitian ini meliputi 21 sektor ekonomi, yaitu 1 Pertanian, 2 Pertambangan dan penggalian 3 Industri makanan, minuman dan tembakau 4 Industri tekstil, pakaian dan kulit dan pemintalan, 5 Industri Bambu, kayu, rotan barang dr kayu 6 Industri kertas, barang dari kertas dan karton, 7 Industri Kimia,Pupuk,dan hasil kilang, 8 Industri barang karet, plastik mineral bukan logam, 9 Industri semen, 10 Industri logam dasar besi dan baja bukan besi, 11 Industri barang dari logam, 12 Industri mesin, alat-alat, perlengkapan listrik dan alat pengangkutan dan perbaikannya, 13 Industri lainnya, 14 Listrik berdaya 900 VA ke bawah, 15 Listrik berdaya 1300 VA ke atas, 16 Gas kota air, 17 Bangunan, 18 Perdagangan, hotel dan restoran, 19 Pengangkutan dan komunikasi, 20 Lembaga keuangan, real estat dan jasa perusahaan dan 21 Jasa lain. Pengguna akhir terdiri dari 5 kelompok, yaitu: 1 investasi atau pembentukan modal tetap bruto PMTB, 2 konsumsi rumahtangga bawah, 3 konsumsi rumahtangga atas 4 konsumsi pemerintah dan 5 ekspor. Pembelian barang dan jasa oleh pengguna akhir ini ditujukan untuk konsumsi rumahtangga, konsumsi pemerintah, investasi dan ekspor. Tiga bagian pertama 63 merupakan pengguna akhir dari dalam negeri domestik dan satu bagian lainnya merupakan pengguna akhir luar negeri ekspor. Ketentuan tersebut menunjukkan bahwa tujuan pembelian barang dan jasa oleh pengguna akhir adalah dalam rangka menambah aset karena umur penggunaannya lebih dari satu periode akuntansi. Rumahtangga dikelompokan menjadi 2 sehingga total pengguna pada penelitian ini sebanyak 26 pengguna, yang merupakan penjumlahan dari pengguna antara dan pengguna akhir. Sementara jumlah pengguna domestik adalah sebanyak 25 pengguna, yaitu total pengguna dikurangi dengan pengguna luar negeri ekspor.

4.8 Klasifikasi Rumahtangga

Pada penelitian ini pengguna akhir untuk konsumsi rumahtangga dibagi menjadi 2 kelompok yaitu rumahtangga bawah HouseHB dan rumah rumahtangga atas HouseHA. Pembagian 2 kelompok rumahtangga ini mengacu pada kebijakan kenaikan TDL yang hanya berlaku untuk pelanggan listrik yang berdaya 1300 VA ke atas saja sedangkan pelanggan listrik 900 VA ke bawah masih disubsidi. Kelompok rumahtangga atas terdiri dari semua rumahtangga yang daya tersambung listrik 450-900 VA, sedangkan kelompok rumahtangga atas adalah semua rumah yang berdaya listrik 1300 VA ke atas. Untuk mengetahui rumahtangga menurut daya terpasang listriknya dibutuhkan data Susenas tahun 2008 baik KOR maupun Modul. Proporsi rumahtangga diperoleh sebagai indikator untuk membagi rumahtangga menjadi dua kelompok berdasarkan daya terpasangnya listriknya. Pembagian proporsi rumahtangga tersebut digunakan mengalokasikan rumahtangga menjadi 2 kelompok yaitu dengan melakukan agregasi dan disagregasi pada delapan kelompok rumahtangga dalam SNSE tahun 2008.

4.9 Klasifikasi Sumber

Output yang berwujud barang dan jasa pada suatu wilayah perekonomian, sesungguhnya bersumber dari produksi dalam negeri wilayah itu sendiri dan berasal dari produksi luar negeri. Berdasarkan kondisi ini maka sumber komoditas dibedakan menjadi dua sumber, yaitu domestik dan impor. Nilai komoditas yang