Dampak Kenaikan TDL diikuti Efisiensi di Seluruh Sektor
kenaikan TDL. Sebagaimana ditunjukkan efisiensi 10 persen di sektor listrik mampu menurunkan harga listrik hingga 24,97 persen.
2. Meningkatnya biaya produksi pada sektor ekonomi akibat kebijakan
kenaikan TDL hendaknya diimbangi dengan peningkatan efisiensi oleh produsen sehingga output yang dihasilkan bisa bersaing harga baik dipasar
domestik maupun luar negeri. 3.
Pemerintah perlu membuat kebijakan menurunkan PPN saat perekonomian melemah akibat kenaikan TDL, sehingga industri tetap mampu berproduksi
dengan harga output sesuai daya beli masyarakat. 4.
Dalam jangka pendek dan panjang, untuk memulihkan pertumbuhan ekonomi akibat kenaikan TDL Pemerintah tidak bisa hanya mengandalkan
perusahaan untuk melakukan efisiensi produksi, namun harus berperan dalam menarik investor sehingga mau menanamkan modalnya di Indonesia.
Pemerintah harus memberikan iklim investasi yang kondusif bagi investor dengan cara memberikan kepastian hukum, menstabilkan sosial politik dan
keamanan. 5.
Perlu adanya penelitian lebih lanjut, terutama mengenai dampak kenaikan TDL yang dirinci menurut golongan tarif pada tiap kelompok pelanggan
sesuai dengan kebijakan yang berlaku sehingga dampak yang diperoleh mampu mencerminkan keadaan sebenarnya. Disamping itu, untuk
menghindari masalah black blox dalam model CGE, penelitian lebih lanjut tersebut hendaknya disertai dengan perbaikan data-data pendukung yang
kualitasnya lebih baik dan diperoleh dari data empiris.
Halaman ini sengaja dikosongkan
DAFTAR PUSTAKA
Abimanyu A. 2004. Kajian Dampak Perubahan Trend Penggunaan Tenaga Listrik pada Sektor Industri. Laporan Akhir. Jakarta : Depkeu dan Center
For Energy and Power Studies CEPS. Boccanfuso D. 2007. Electricity Reforms in Senegal: A Macro–Micro Analysis of
the Effects on Poverty and Distribution . Department of Economics,
Université de Sherbrooke Canada. Cahier de recherche Working Paper 07-12 GREDI.
Bojanic A and Krakowski M. 2003. Regulation of the Electricity Industry in Bolivia: Its Impact on Access to the Poor, Prices and Quality. Hamburg
Institute of International Economics HWWA Germany. Discussion Paper 250.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2010. Tabel Input Output Indonesia Tahun 2008 Jakarta: BPS
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2010. Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia Tahun 2008 Jakarta: BPS
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2005. Tabel Input Output UKM Tahun 2003. Jakarta : BPS
Clements J dan Gupta. 2007. Real and Distributive Effects of Petroleum Price Liberalization : The Case of Indonesia . International Monetary Fund, The
Developing Economies, XLV-2 June 2007: 220–237 Delis A. 2008. Dampak Alokasi Dana Pembangunan Infrastruktur terhadap
Kinerja Ekonomi di Indonesia: Suatu Pendekatan Model Keseimbangan Umum [Disertasi]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor
. Detikfinance. 2010. Dirut PLN Beberkan Penyebab Kenaikan TDL Industri
hingga 80 persen.
Error Hyperlink reference not valid.
. Dixon PB, Parmenter BR, Powell A, dan Wilcoxen PJ. 1992. Notes and Problems
in Applied General Equilibrium Economics. Amsterdam: North Holland. Escom. 2001. Dampak Kenaikan Harga BBM, Telepon dan TDL terhadap Inflasi.
http:www.escom-online.com. Floriasari. 2009. Dampak Peningkatan Subsidi Listrik terhadap Distribusi
Pendapatan Rumahtangga. [Skripsi]. Jakarta : Sekolah Tinggi Ilmu Statistik.
Hayati F. 2008. Permintaan Konsumen Terhadap Listrik Pada Rumahtangga. [Skripsi]. Yogyakarta : Universitas Islam Indonesia.
Horridge M. 2001. Minimal: A Simplified general Equilibrium Model. Australia: Centre of Policy Studies and Impact Project, Monash University.
Komaidi dan Rakhmanto P. 2010. Mengukur Dampak Ekonomi Kenaikan TDL 2010.
Konferensi Pers ReforMiner Institute. Jakarta Lypsey R.G, Courant, Purvis dan Steiner. 1997. Pengantar Makroekonomi . Bina
Rupa Aksara, Jakarta. Mankiw NG. 2007. Makroekonomi. Lisa F, Imam N, penerjemah; Hardani
W, Devri B, Suryadi S, editor. Edisi ke-6. Jakarta: Penerbit Erlangga. Terjemahan dari: Macroeconomics.
Makmun dan Abdurrahman. 2003. Dampak Kenaikan Tarif Dasar Listrik Terhadap Konsumsi Listrik dan Pendapatan Masyarakat. Jurnal Keuangan
dan Moneter, Volume 6 Nomor 2.63-83. Nicholson W. 2002. Mikroekonomi Intermediate dan Aplikasinya.
Mahendra IGNB, Abdul A, penerjemah; Kristiaji WC, Yati S, Nurcahyo M, editor. Edke-8. Jakarta: Penerbit Erlan gga. Terjemahan dari:
Intermediate Microeconomics and Its Application.
Oktaviani R. 2008. Model Ekonomi Keseimbangan Umum: Teori dan Aplikasinya di Indonesia.
Bogor: FEM IPB. Oktaviani R. 2000. The Impact of APEC Trade Liberalization on Indonesian
Economy and Its Agricultural Sektor [Disertasi]. The Sidney University. Oktaviani R. 2008. Model Ekonomi Keseimbangan Umum: Teori dan Aplikasinya
di Indonesia. Bogor: FEM IPB. Oktaviani R, Dedi BH, Hermanto S, and Sahara. 2007. Impact of a Lower Oil
Subsidy on Indonesia Macroeconomic Performance Agricultural Sector and Poverty Incidence: A Recursive Dynamic Computable General Equilibrium
Analysis. MPIA Working Paper 2007-08.
[PLN] Perusahaan Listrik Negara. 2010. Statistik PLN tahun 2009. Jakarta : PLN Pouris R dan Anastassios I. 2010. Forecasting electricity demand in South
Africa: Acritique of Eskom’s projections. Department of Economics,
University of Pretoria, South Africa. Research Letter Vol. 106 No. 12 Page 1 - 4.
Priyarsono DS. 2008. Ekonomi Publik. Jakarta: Universitas Terbuka.