Dampak Kenaikan TDL terhadap Output Domestik, Tingkat Harga

104 ekspor ini disebabkan adanya penurunan harga ekspor sehingga harga output mampu bersaing di pasar internasional. Penurunan harga investasi akan mendorong penanaman modal pada sektor ekonomi sehingga perekonomian akan berputar dimana upah riilnya meningkat hingga 0,29 persen pada jangka panjang. 6.2.1.2 Dampak Peningkatan Efisiensi di Sektor Listrik terhadap Kinerja Ekonomi Sektoral di Indonesia. Peningkatan efisiensi di sektor listrik sebesar 10 persen mendorong kenaikan output di seluruh sektor ekonomi, dimana peningkatan output terbesar terjadi pada sektor listrik itu sendiri karena penurunan harganya meningkatkan permintaan akan listrik semakin tinggi. Efisiensi pada sektor listrik menyebabkan harga listrik 900 VA ke bawah turun hingga 11,58 persen dan listrik 1300 VA ke atas turun 24,97 persen. Turunnya harga listrik mampu menekan biaya produksi sektor-sektor pengguna listrik, sehingga harga output tiap sektornya menurun sehingga permintaan output sektoral meningkat. Peningkatan output sektoral akan diikuti dengan peningkatan penyerapan tenaga kerja sektoral. Sebaliknya efisiensi di sektor listrik menyebabkan penurunan penyerapan tenaga kerja pada sektor listrik 1300 VA ke atas hingga 23,86 persen pada jangka pendek. Pada listrik 900 VA ke bawah penurunan penyerapan tenaga kerjanya jauh lebih sedikit yaitu sebesar 4,97 persen. Peningkatan efisiensi di sektor listrik mampu menurunkan harga outputnya dan berdampak positif pada kinerja ekonomi sektoral. Sebaliknya jika terjadi kebijakan kenaikan tarif dasar listrik akan berdampak negatif terhadap kinerja ekonomi sektoral karena adanya keterkaitan antar sektor ekonominya. Jika sektor listrik meningkatkan efisiensi sebesar 10 persen akan mampu menurunkan harga listrik sebesar 24,97 persen sehingga subsidi listrik bisa dibatasi dan tidak terlalu membebani APBN. Dengan peningkatan efisiensi di sektor listrik maka kebijakan kenaikan TDL yang berdampak negatif terhadap perekonomian Indonesia bisa dihindari. Kebijakan efisiensi akan berdampak positif dalam meningkatkan output sehingga mendorong penyerapan tenaga kerja di seluruh sektor kecuali sektor listrik itu sendiri. 105 Tabel 23 Dampak peningkatan efisiensi di sektor listrik terhadap output, tingkat harga dan permintaan tenaga kerja Pertanian 0,47 0,58 0,01 0,00 2,09 -1,18 Tambangali 0,05 0,47 0,04 -0,01 0,34 0,21 IndMakMin 0,45 0,61 0,01 -0,01 1,51 -0,05 IndTekstPak 0,60 1,88 -0,03 -0,16 1,84 1,74 IndBambuKy 0,13 0,32 0,03 -0,07 0,47 0,25 IndKertas 0,26 0,68 0,01 -0,14 0,86 0,61 IndKimia 0,12 0,60 0,04 -0,01 0,52 0,36 IndKrtPlstk 0,42 0,66 -0,03 -0,07 1,17 0,53 IndSemen 0,16 0,09 -1,14 -0,36 0,54 0,02 IndLgmDsr 0,51 2,32 -0,04 -0,20 3,04 2,23 IndBrgLgm 0,27 0,26 -0,12 -0,08 0,76 0,13 IndMesin 0,31 0,74 0,00 -0,07 0,98 0,59 Indlainnya 0,58 0,89 -0,08 -0,17 1,41 0,83 Listrik900 9,65 5,82 -11,58 -6,96 -4,97 -4,83 Listrik1300 2,91 1,24 -24,97 -6,36 -23,86 -8,95 Gasair 0,45 0,66 0,16 -0,17 1,84 0,51 Bangunan 0,03 0,04 -0,04 -0,03 0,08 -0,02 PerdagHR 0,40 0,61 0,03 -0,12 1,29 0,47 Angkom 0,51 0,71 -0,02 -0,05 1,59 0,37 KeuJspersh 0,16 0,58 0,30 -0,04 0,73 0,45 JasaLain 0,41 0,30 -0,16 -0,01 0,59 0,20 SR LR SEKTOR OUTPUT HARGA OUTPUT PERMINTAAN TENAGA KERJA SR LR SR LR Keterangan : SR = jangka pendek short-run LR = jangka panjang long-run

6.2.1.3 Dampak Peningkatan Efisiensi di Sektor Listrik terhadap Total

Pendapatan dan Konsumsi Rumahtangga. Pada jangka pendek, kenaikan TDL yang diikuti efisiensi di sektor listrik berdampak positif pada total pendapatan dan total konsumsi di setiap kelompok rumahtangga. Peningkatan total konsumsi rumahtangga bawah maupun rumahtangga atas masing-masing sebesar 0,66 persen dan 1,58 persen pada jangka pendek. Peningkatan konsumsi rumahtangga akibat penurunan harga output terutama sektor listrik karena adanya efisiensi. Pada jangka panjang peningkatan total konsumsi rumahtangga atas semakin kecil yaitu meningkat hanya 0,65 persen. 106 Tabel 24 Dampak peningkatan efisiensi di sektor listrik terhadap total pendapatan dan konsumsi rumahtangga SR LR SR LR Rumahtangga Bawah 0,55 0,57 0,66 0,69 Rumahtangga Atas 1,31 0,54 1,58 0,65 KELOMPOK TOTAL PENDAPATAN KONSUMSI RIIL

6.2.2 Dampak Kenaikan TDL diikuti Peningkatan Efisiensi di Seluruh Sektor.

Kebijakan kenaikan TDL pada tahun 2010, pada sektor industri sebesar 6-15 persen hanya berlaku untuk industri yang sudah lama berdiri sedangkan industri baru dikenakan kenaikan TDL hingga 30 persen. Namun awal tahun 2011 sektor industri mengalami penyesuaian kenaikan TDL sehingga kenaikan TDL pada tiap sektor industri sama yaitu sebesar 20-30 persen. Sektor industri yang sebagian besar tergantung dengan listrik PLN, untuk tetap berproduksi harus melakukan efisiensi yang mampu menekan membengkaknya biaya produksi akibat kenaikan TDL. Efisiensi yang dilakukan industri di seluruh sektor ekonomi pada penelitian ini hanya meliputi efisiensi faktor primer yaitu penggunaan tenaga kerja dan kapital dalam proses produksi. Efisiensi tenaga kerja bisa dilakukan dengan pengurangan tenaga kerja yang tidak produktif maupun peningkatan keahlian tenaga kerja yang akan digunakan. Pemerintah juga bisa berperan dalam efisiensi disemua sektor ekonomi dengan pemberian insentif berupa menyediaan fasilitas training tenaga kerja sehingga industri semakin mudah melakukan efisiensi produksi. 6.2.2.1 Dampak Kenaikan TDL yang diikuti Peningkatan Efisiensi di Seluruh Sektor terhadap Kinerja Ekonomi Makro di Indonesia. Hasil simulasi dampak kenaikan TDL yang diikuti efisiensi produksi terhadap kinerja ekonomi makro Indonesia dapat dilihat pada Tabel 25. Dimana efisiensi produksi pada semua sektor ekonomi yang ditujukan untuk mengurangi dampak kenaikan TDL berdampak positif dalam meningkatkan 107 PDB riil sebesar 1,55 persen pada jangka pendek. Pada jangka panjang efisiensi berdampak lebih baik yaitu meningkatkan PDB riilnya hingga mencapai 5,12 persen. Peningkatan PDB riil tersebut disebabkan oleh peningkatan output hampir disemua sektor ekonomi akibat adanya kenaikan efisiensi produksi di seluruh sektor ekonomi. Kenaikan PDB riil pada jangka pendek didorong oleh lonjakan ekspor riil dan peningkatan total konsumsi rumahtangga masing-masing sebesar 1,47 persen dan 1,99 persen. Pada jangka panjang peningkatan PDB riil juga karena lonjakan pada volume ekspor yang mencapai 5,62 persen dan kenaikan total konsumsi rumahtangga yang melonjak hingga 6,31 persen. Tabel 25 Dampak kenaikan TDL diikuti peningkatan efisiensi di seluruh sektor terhadap peubah-peubah ekonomi makro di Indonesia DESKRIPSI Peubah Ekonomi Makro SR LR Neraca perdaganganPDB delB 0,00 0,01 Tenaga kerja employ 1,72 0,00 Indeks deflator PDB sisi pengeluaran p0gdpexp -0,36 -0,20 Upah nominal p1lab 0,01 1,82 Indeks harga investasi p2tot -1,05 -0,15 Indeks harga konsumen p3tot 0,01 -0,14 Indeks harga ekspor p4tot -0,06 -0,25 Upah riil realwage 0,00 1,96 Indeks volume impor x0cif_c 0,40 1,34 PDB riil penggunaan x0gdpexp 1,55 5,12 Konsumsi RT x3tot 1,99 6,31 Indeks volume ekspor x4tot 1,47 5,62 DAMPAK Keterangan : SR = jangka pendek short-run LR = jangka panjang long-run